Relakan enam poin musnah, Persis kerek bendera putih
A
A
A
Sindonews.com - Tim Persis Solo versi LPIS harus rela terperosok dari papan atas Divisi Utama LPIS Grup 2. Pasalnya, tim Laskar Sambernyawa hampir pasti tidak akan menjalani dua laga tandang menantang Persifa Fak Fak (30/6) dan Persemalra Maluku Tenggara (4/7). Persis LPIS pun rela menyerahkan enam poin gratisan kepada dua tim asal Indonesia Timur tersebut.
Manager Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi mengakui sinyal untuk tidak memberangkatkan Ferry Anto dkk ke kandang Persifa dan Persemalra kian kuat. Hampir semingga manajemen mengirimkan surat perihal penundaan dua laga tersebut kepada PT LPIS. Namun, pihak operator liga sampai sekarang belum ada jawaban. "Kalau tidak ada jawaban, berarti kami terpaksa tidak berangkat ke sana," ujarnya.
Banyak alasan bagi Persis LPIS tidak berangkat ke Indonesia Timur. Pertama, biaya yang dibutuhkan sangat besar sementara saat ini keuangan tim sedang sekarat. Kedua, jarak antarlaga hanya empat hari sementara penerbangan di daerah tersebut hanya ada sekali dalam lima hari. Ketiga, tim besutan Widyantoro baru menjalani latihan rutin mulai hari ini usai menjalani laga tandang di Persires Banjarnegara.
Joni juga tidak mengawatirkan tim kebanggaan publik Kota Bengawan ini terlempar dari persaingan di papan atas Divisi Utama LPIS Grup 2. Dia beranggapan lebih baik tidak memaksakan diri dari pada keuangan tim semakin karut marut. "Tim-tim lain di Grup 2 juga belum ada yang bertandang ke sana. Problemnya sama, butuh biaya besar dan kesulitan akses transportasi," ujarnya.
Saat ini, Persis LPIS masih bercokol di peringkat ketiga dengan 20 poin hasil dari 10 laga yang sudah dijalani. Poin Persis LPIS hanya tertinggal tiga poin dari runner up Persekap Pasuruan dan lima poin
dari pemuncak klasemen PSS Sleman.
Dengan tidak memainkan dua laga tandang ini, peluang Persis LPIS ditinggal dua rivalnya tersebut kian besar. Bahkan, Persis LPIS juga berpeluang disodok Persenga Nganjuk yang bertengger di posisi keempat dengan mengoleksi 19 poin.
Widyantoro bisa memahami sikap managemen yang berniat 'mengibarkan bendera putih' dalam dua laga tandang tersebut. Pelatih mengakui, transportasi menuju ke sana sangat sulit. "Perjalanan ke sana memang sangat sulit," ungkapnya.
Dia punya pengalaman saat masih melatih salah satu klub yang bertandang ke Tual Maluku Tenggara (Persemalra). Untuk sampai ke sana, harus berganti pesawat dua kali lalu menjalani perjalanan darat.
"Pesawat yang kedua hanya pesawat kecil, setelah itu pakai transportasi darat. Jarajnya juga masih sangat jauh," jelasnya.
Jika Persis LPIS tetap nekad memberangkatkan skuad, maka ada beberapa dampak yang harus dialami. Stamina pemain sudah drop yang berpotensi menderita kekalahan dari tim tamu. Selain itu, keuangan tim kian melarat.
Manager Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi mengakui sinyal untuk tidak memberangkatkan Ferry Anto dkk ke kandang Persifa dan Persemalra kian kuat. Hampir semingga manajemen mengirimkan surat perihal penundaan dua laga tersebut kepada PT LPIS. Namun, pihak operator liga sampai sekarang belum ada jawaban. "Kalau tidak ada jawaban, berarti kami terpaksa tidak berangkat ke sana," ujarnya.
Banyak alasan bagi Persis LPIS tidak berangkat ke Indonesia Timur. Pertama, biaya yang dibutuhkan sangat besar sementara saat ini keuangan tim sedang sekarat. Kedua, jarak antarlaga hanya empat hari sementara penerbangan di daerah tersebut hanya ada sekali dalam lima hari. Ketiga, tim besutan Widyantoro baru menjalani latihan rutin mulai hari ini usai menjalani laga tandang di Persires Banjarnegara.
Joni juga tidak mengawatirkan tim kebanggaan publik Kota Bengawan ini terlempar dari persaingan di papan atas Divisi Utama LPIS Grup 2. Dia beranggapan lebih baik tidak memaksakan diri dari pada keuangan tim semakin karut marut. "Tim-tim lain di Grup 2 juga belum ada yang bertandang ke sana. Problemnya sama, butuh biaya besar dan kesulitan akses transportasi," ujarnya.
Saat ini, Persis LPIS masih bercokol di peringkat ketiga dengan 20 poin hasil dari 10 laga yang sudah dijalani. Poin Persis LPIS hanya tertinggal tiga poin dari runner up Persekap Pasuruan dan lima poin
dari pemuncak klasemen PSS Sleman.
Dengan tidak memainkan dua laga tandang ini, peluang Persis LPIS ditinggal dua rivalnya tersebut kian besar. Bahkan, Persis LPIS juga berpeluang disodok Persenga Nganjuk yang bertengger di posisi keempat dengan mengoleksi 19 poin.
Widyantoro bisa memahami sikap managemen yang berniat 'mengibarkan bendera putih' dalam dua laga tandang tersebut. Pelatih mengakui, transportasi menuju ke sana sangat sulit. "Perjalanan ke sana memang sangat sulit," ungkapnya.
Dia punya pengalaman saat masih melatih salah satu klub yang bertandang ke Tual Maluku Tenggara (Persemalra). Untuk sampai ke sana, harus berganti pesawat dua kali lalu menjalani perjalanan darat.
"Pesawat yang kedua hanya pesawat kecil, setelah itu pakai transportasi darat. Jarajnya juga masih sangat jauh," jelasnya.
Jika Persis LPIS tetap nekad memberangkatkan skuad, maka ada beberapa dampak yang harus dialami. Stamina pemain sudah drop yang berpotensi menderita kekalahan dari tim tamu. Selain itu, keuangan tim kian melarat.
(aww)