Demi loyalitas, Dian tunda bulan madu
A
A
A
Sindonews.com - Loyalitas Dian Hesty Ari terhadap profesinya sebagai atlet perlu diacungkan jempol. Bagaimana tidak, baru saja melangsungkan pernikahan, Dian harus meninggalkan suami untuk kembali Batujajar, Bandung, Jawa Barat, komplek Diklat Kopassus tempat dirinya ditempa mengikuti character building.
Dian terpaksa menunda bulan madu dengan sang suami agar bisa fokus menjadi atlet yang berprestasi. Meski demikian, Dian tak sedih. Dia sadar bahwa ini risiko menjadi seorang atlet andalan.
"Ini risiko menjadi atlet yang mau tidak mau harus saya lakoni. Artinya, ada kepentingan yang lebih besar ketimbang bulan madu. Itu sebabnya, begitu usai pesta saya balik ke Batujajar untuk menuntaskan kewajiban mengikuti character building," kata Dian seperti dilansir situs resmi Satlak prima.
Kelahiran Jakarta 18 Juli 1992 ini mengaku senang dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik sebagai peserta didik character building. Ia merasakan banyak manfaat yang dipetik, terutama menyangkut disiplin menggunakan waktu seefektif mungkin, menghilangkan rasa takut menghadapi lawan yang bermuara kepada penguatan mental, serta jiwa bela negara yang begitu tinggi.
"Kita memang diberikan pendidikan untuk memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi. Harus menjadi yang terbaik karena apa pun alasannya kita adalah orang-orang terpilih yang membawa nama bangsa di ajang internasional di Myanmar nanti. Tanggung jawab itu yang harus diperjuangkan di medan tanding nantinya,"tuturnya.
Turun di nomor road race, peraih medali perunggu pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau 2012 lalu ini mengaku baru masuk SEA Games tahun ini. Artinya sebagai atlet nasional ia belum pernah membela Tanah Air di ajang internasional. Namun dengan tekad yang kuat, Dian akan berusaha menjadi yang terbaik di kelasnya.
"Menjadi atlet Pelatnas berarti tantangan buat saya untuk membuktikan bahwa saya bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa. Sebagai atlet tentunya semua ingin menjadi yang nomor satu. Tapi untuk mencapai tingkat itu saya rasakan tidak mudah, kecuali kalau kita mau bekerja keras dalam latihan. Dan inilah yang akan saya lakukan,"ia menambahkan.
Dian terpaksa menunda bulan madu dengan sang suami agar bisa fokus menjadi atlet yang berprestasi. Meski demikian, Dian tak sedih. Dia sadar bahwa ini risiko menjadi seorang atlet andalan.
"Ini risiko menjadi atlet yang mau tidak mau harus saya lakoni. Artinya, ada kepentingan yang lebih besar ketimbang bulan madu. Itu sebabnya, begitu usai pesta saya balik ke Batujajar untuk menuntaskan kewajiban mengikuti character building," kata Dian seperti dilansir situs resmi Satlak prima.
Kelahiran Jakarta 18 Juli 1992 ini mengaku senang dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik sebagai peserta didik character building. Ia merasakan banyak manfaat yang dipetik, terutama menyangkut disiplin menggunakan waktu seefektif mungkin, menghilangkan rasa takut menghadapi lawan yang bermuara kepada penguatan mental, serta jiwa bela negara yang begitu tinggi.
"Kita memang diberikan pendidikan untuk memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi. Harus menjadi yang terbaik karena apa pun alasannya kita adalah orang-orang terpilih yang membawa nama bangsa di ajang internasional di Myanmar nanti. Tanggung jawab itu yang harus diperjuangkan di medan tanding nantinya,"tuturnya.
Turun di nomor road race, peraih medali perunggu pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau 2012 lalu ini mengaku baru masuk SEA Games tahun ini. Artinya sebagai atlet nasional ia belum pernah membela Tanah Air di ajang internasional. Namun dengan tekad yang kuat, Dian akan berusaha menjadi yang terbaik di kelasnya.
"Menjadi atlet Pelatnas berarti tantangan buat saya untuk membuktikan bahwa saya bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa. Sebagai atlet tentunya semua ingin menjadi yang nomor satu. Tapi untuk mencapai tingkat itu saya rasakan tidak mudah, kecuali kalau kita mau bekerja keras dalam latihan. Dan inilah yang akan saya lakukan,"ia menambahkan.
(wir)