Ada yang terparah dari serangan bus Persib
A
A
A
Sindonews.com – Peristiwa penyerangan bus yang mengangkut rombongan tim Persib Bandung di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, 22 Juni lalu, masih cukup membekas di pikiran dan benak pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman.
Insiden yang diduga kuat dilakukan oknum suporter Persija tersebut sampai saat ini masih jadi topik hangat. Bahkan Pemerintah Pusat melalui Kemenpora, berniat ikut andil menyelesaikan problem perseteruan diantara kedua suporter yang kerap kelewat batas.
“Kejadiannya sangat cepat karena tidak lama setelah kita meninggalkan hotel. Bus tiba-tiba diserang sekelompok orang. Mereka tidak mengenakan atribut klub tertentu. Saat kejadian saya duduk berdampingan dengan Pak Kuswara (Komisaris PT. PBB), tepat dibelakang sopir,” ungkap Djanur.
“Hampir semua orang yang ada didalam bus terluka, termasuk saya yang tergores karena terkena pecahan kaca. Ini adalah kejadian kedua yang saya alami bersama Persib ketika bertanding di Jakarta,” tambahnya.
Menurut Djanur peristiwa penyerangan tersebut, jika dibandingkan sebenarnya pengalaman saat diserang suporter Persija pada 16 Agustus 2007 jauh lebih parah. Kala itu, bus yang mengangkut rombongan pemain Persib secara brutal diserang oleh sejumlah oknum suporter Persija dalam perjalanan menuju Stadion Lebak Bulus.
Bedanya kala itu, meski sejumlah pemain seperti kapten Persib kala itu, Suwita Patha mengalami luka. Lalu Eka Ramdani dan beberapa pemain lainnya juga mengalami hal sama. Maung Bandung tetap memutuskan bertanding kendati sepanjang pertandingan, bench Persib yang kebetulan sangat dekat dengan bangku penonton dihujani teror seperti pelemparan botol air mineral bahkan hingga pembakaran.
“Insiden pada Liga Indonesia 2007 di Lebak Bulus saat saya masih jadi asisten Arcan Iurii, bisa dikatakan lebih parah. Waktu itu bus yang kita tumpangi hampir terguling. Tapi kejadian kemarin (22 Juni 2013) juga sebenarnya sama parahnya, karena ada lemparan bom molotov. Itu yang membuat seluruh orang didalam bus sangat panik karena muncul asap dari bagian bus. Anak-anak (para pemain) pada teriak-teriak kepanikan,” ungkap Djanur.
Karena merasa trauma, Djanur mengungkapkan cukup mendukung jika laga tunda Persija kontra Persib yang rencananya bakal dilaksanakan 28 Agustus mendatang digelar di tempat netra. “Kalau bisa pertandingan nanti (28 Agustus 2013), dilaksanakan di tempat netral,” tandasnya.
Insiden yang diduga kuat dilakukan oknum suporter Persija tersebut sampai saat ini masih jadi topik hangat. Bahkan Pemerintah Pusat melalui Kemenpora, berniat ikut andil menyelesaikan problem perseteruan diantara kedua suporter yang kerap kelewat batas.
“Kejadiannya sangat cepat karena tidak lama setelah kita meninggalkan hotel. Bus tiba-tiba diserang sekelompok orang. Mereka tidak mengenakan atribut klub tertentu. Saat kejadian saya duduk berdampingan dengan Pak Kuswara (Komisaris PT. PBB), tepat dibelakang sopir,” ungkap Djanur.
“Hampir semua orang yang ada didalam bus terluka, termasuk saya yang tergores karena terkena pecahan kaca. Ini adalah kejadian kedua yang saya alami bersama Persib ketika bertanding di Jakarta,” tambahnya.
Menurut Djanur peristiwa penyerangan tersebut, jika dibandingkan sebenarnya pengalaman saat diserang suporter Persija pada 16 Agustus 2007 jauh lebih parah. Kala itu, bus yang mengangkut rombongan pemain Persib secara brutal diserang oleh sejumlah oknum suporter Persija dalam perjalanan menuju Stadion Lebak Bulus.
Bedanya kala itu, meski sejumlah pemain seperti kapten Persib kala itu, Suwita Patha mengalami luka. Lalu Eka Ramdani dan beberapa pemain lainnya juga mengalami hal sama. Maung Bandung tetap memutuskan bertanding kendati sepanjang pertandingan, bench Persib yang kebetulan sangat dekat dengan bangku penonton dihujani teror seperti pelemparan botol air mineral bahkan hingga pembakaran.
“Insiden pada Liga Indonesia 2007 di Lebak Bulus saat saya masih jadi asisten Arcan Iurii, bisa dikatakan lebih parah. Waktu itu bus yang kita tumpangi hampir terguling. Tapi kejadian kemarin (22 Juni 2013) juga sebenarnya sama parahnya, karena ada lemparan bom molotov. Itu yang membuat seluruh orang didalam bus sangat panik karena muncul asap dari bagian bus. Anak-anak (para pemain) pada teriak-teriak kepanikan,” ungkap Djanur.
Karena merasa trauma, Djanur mengungkapkan cukup mendukung jika laga tunda Persija kontra Persib yang rencananya bakal dilaksanakan 28 Agustus mendatang digelar di tempat netra. “Kalau bisa pertandingan nanti (28 Agustus 2013), dilaksanakan di tempat netral,” tandasnya.
(wbs)