Murray masih tak percaya menangkan Wimbledon
A
A
A
Sindonews.com - Juara tunggal putra Wimbledon 2013, Andy Murray masih tak percaya jika dirinya telah menjadi juara di turnamen tersebut. Kemenangan yang diraih Murray itu mengakhiri puasa gelar Inggris Raya di turnamen grand slam yang digelar di kandang sendiri, sejak kemenangan Fred Perry pada 1936.
"Memenangkan Wimbledon, saya pikir, adalah puncak dari tenis," tandas petenis berusia 26 tahun, dikutip laman resmi ATP. "Saya masih tidak bisa percaya. Saya tidak bisa memikirkan tentang hal itu. Saya tidak mempercayainya. Hal ini akan memakan sedikit waktu untuk diresapi, saya yakin."
Bertanding melawan petenis terbaik dunia, Novak Djokovic, di partai final, Murray mengakui bahwa dirinya merasa sangat grogi dan harus bekerja keras. Menurutnya, dalam karirnya, di pertandingan itulah dia meraih beberapa poin dengan benar-benar sangat sulit. "Dia (Djokovic) datang dengan beberapa pukulan yang luar biasa dalam pertandingan terakhir. Saya pikir itu sebabnya pada akhir pertandingan saya tidak cukup tahu apa yang sedang terjadi."
"(Terdapat) banyak emosi yang berbeda pada waktu itu. Dan pada akhirnya mental yang menentukan, pertandingan terakhir (Wimbledon) itu akan menjadi pertandingan terberat dalam karir saya, (bahkan) untuk selamanya," imbuh finalis tahun lalu itu.
Murray harus bersabar hingga satu tahun untuk menjadi juara di Wimbledon, setelah tahun lalu Roger Federer membuatnya terisak di Centre Court. "Itu adalah kali pertama saya memainkan pertandingan di final grand slam. Saya tidak begitu banyak meragukan diriku setelah akhir tahun lalu."
"Dibutuhkan begitu banyak kerja keras dan ketangguhan mental untuk memenangkan turnamen macam ini," pungkas petenis nomor dua dunia.
"Memenangkan Wimbledon, saya pikir, adalah puncak dari tenis," tandas petenis berusia 26 tahun, dikutip laman resmi ATP. "Saya masih tidak bisa percaya. Saya tidak bisa memikirkan tentang hal itu. Saya tidak mempercayainya. Hal ini akan memakan sedikit waktu untuk diresapi, saya yakin."
Bertanding melawan petenis terbaik dunia, Novak Djokovic, di partai final, Murray mengakui bahwa dirinya merasa sangat grogi dan harus bekerja keras. Menurutnya, dalam karirnya, di pertandingan itulah dia meraih beberapa poin dengan benar-benar sangat sulit. "Dia (Djokovic) datang dengan beberapa pukulan yang luar biasa dalam pertandingan terakhir. Saya pikir itu sebabnya pada akhir pertandingan saya tidak cukup tahu apa yang sedang terjadi."
"(Terdapat) banyak emosi yang berbeda pada waktu itu. Dan pada akhirnya mental yang menentukan, pertandingan terakhir (Wimbledon) itu akan menjadi pertandingan terberat dalam karir saya, (bahkan) untuk selamanya," imbuh finalis tahun lalu itu.
Murray harus bersabar hingga satu tahun untuk menjadi juara di Wimbledon, setelah tahun lalu Roger Federer membuatnya terisak di Centre Court. "Itu adalah kali pertama saya memainkan pertandingan di final grand slam. Saya tidak begitu banyak meragukan diriku setelah akhir tahun lalu."
"Dibutuhkan begitu banyak kerja keras dan ketangguhan mental untuk memenangkan turnamen macam ini," pungkas petenis nomor dua dunia.
(nug)