Cuma kebagian Rp100 juta, pemain PSMS LI murka
A
A
A
Sindonews.com - Chief Executive Officer (CEO) PT Liga IndonesiaJoko Driyono menyatakan akan mencairkan sisa subsidi untuk PSMS Medan sebesar Rp200 juta rupiah. Namun, hal itu mendapat penentangan dari pemain yang berdemo di kantor PSSI, Jakarta.
Pemain berang lantaran pada pertemuan PT LI dengan Ketua Umum PSMS LI, Indra Sakti, Minggu (7/7) lalu, pemain hanya menerima Rp100 juta sementara sisanya untuk klub. Padahal awalnya, PT LI bakal mengalihkan seluruh sisa subdisi kepada pemain.
Anehnya, hal itu tidak mendapat persetujuan pengurus Indra Sakti yang notabene berutang pelunasan gaji kepada pemain, pelatih, dan ofisial PSMS. Sontak hal itu menimbulkan kekecewaan besar bagi pemain yang sebelumnya berharap banyak pada dana tersebut menyusul ketidakmampuan pengurus membayar tunggakan gaji mereka berbulan-bulan.
Kiper PSMS LI, Irwin Ramadhana mengatakan kecewa jika benar PT LI memberi keputusan demikian. "Ya kami sudah dengar, tapi itu masih lisan. Kalau benar demikian kami pemain sangat kecewa sekali. Karena saat bertemu Pak Joko Driyono (CEO PT LI) sebelumnya kami sudah minta tolong agar seluruh subsidi untuk pemain dan pelatih. Tapi kenapa sekarang malah setengahnya untuk Indra Sakti? Kami tidak mengerti kok bisa begini.Seharusnya dia yang bayar gaji, kok malah dapat sisa subsidi?," ujar Irwin.
Selain itu Irwin mengatakan jika pun diberikan sepenuhnya, tetap tak cukup untuk melunasi seluruh tunggakan gaji selama 10 bulan, apa lagi harus dipotong. "Kalaupun Rp200 juta diberikan, Indra Sakti masih harus bayar banyak lagi. Tapi kok malah hanya separo," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris tim, Fityan Hamdi yang juga sudah mendengar kabar tersebut tak kalah kecewa. Menurutnya jumlah tunggakan yang dibayar Indra untuk putaran pertama dan kedua mencapai lebih dari Rp 600 juta.
"Jauh sekali sebenarnya subdisi itu untuk melunasi tunggakan. Karena untuk putaran pertama sudah 400-500 jutaan. Untuk putaran kedua itu 265 juta untuk pemain pelatih dan ofisial. Kenapa Rp100 juta saja yang disetujui PT Liga Indonesia. Itu untuk pemain. Apa pelatih dan ofisial tidak bergaji?," keluhnya.
Sebelumnya dirinya juga sudah mengirimkan detil fakta soal berapa total tunggakan lewat faksimile. Namun Fityan mengaku heran jika PT Liga Indonesia hanya merincikan tunggakan sebesar 190 juta rupiah.
"Jumlahnya tidak segitu. Saya tahu betul rinciannya karena saya yang mengurusnya dari awal. Tapi toh PT LI hanya mendengar keterangan sepihak dari Indra. Harusnya PT LI juga dengar keterangan dari kami. Saya jadi bertanya ada apa sebenarnya PT LI dengan Indra Sakti," ujarnya.
Sebelumnya ada perbedaan pandangan antara Indra dengan skuad. Indra merasa ada rasionalisasi kontrak sehingga ia mengklaim hanya berutang sebulan gaji kepada pemain. Sementara menurut Fityan rasionalisasi itu tak pernah sampai ke pemain ataupun manajemen.
"Kalau memang rasionalisasi itu tidak pernah sampai ke kami. Misalnya Rp10 juta dipotong jadi Rp5 juta. Jadi jelas. Ini kan tidak pernah ada. Jadi alasan Indra saja itu," ujarnya.
Sejauh ini surat resmi belum sampai ke manajemen. "Belum ada surat resmi persetujuan. Masih lisan memang kami dengar," katanya.
Sebelumnya Joko kepada media di Jakarta menyebutkan jika itu berdasar persetujuan Indra Sakti agar dana subsidi dibagi rata untuk klub dan pemain. "Mereka (pengurus PSMS) menghendaki agar dana subisid dibagi rata. Jadi 100 juta untuk membayar gaji pemain, sisanya untuk klub," kata Joko di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (8/7).
Joko mengatakan kesepakatan tersebut baru sebatas lisan. Namun PT Liga sudah mengirimkan surat persetujuan tersebut kepada PSMS Medan untuk ditandatangani. Yang menjadi pertanyaan, saat ini siapa yang menjadi perwakilan manajemen PSMS lantaran, CEO PSMS Heru Prawono dan manajer PSMS Sarwono juga tidak jelas keberadaannya.
Pemain berang lantaran pada pertemuan PT LI dengan Ketua Umum PSMS LI, Indra Sakti, Minggu (7/7) lalu, pemain hanya menerima Rp100 juta sementara sisanya untuk klub. Padahal awalnya, PT LI bakal mengalihkan seluruh sisa subdisi kepada pemain.
Anehnya, hal itu tidak mendapat persetujuan pengurus Indra Sakti yang notabene berutang pelunasan gaji kepada pemain, pelatih, dan ofisial PSMS. Sontak hal itu menimbulkan kekecewaan besar bagi pemain yang sebelumnya berharap banyak pada dana tersebut menyusul ketidakmampuan pengurus membayar tunggakan gaji mereka berbulan-bulan.
Kiper PSMS LI, Irwin Ramadhana mengatakan kecewa jika benar PT LI memberi keputusan demikian. "Ya kami sudah dengar, tapi itu masih lisan. Kalau benar demikian kami pemain sangat kecewa sekali. Karena saat bertemu Pak Joko Driyono (CEO PT LI) sebelumnya kami sudah minta tolong agar seluruh subsidi untuk pemain dan pelatih. Tapi kenapa sekarang malah setengahnya untuk Indra Sakti? Kami tidak mengerti kok bisa begini.Seharusnya dia yang bayar gaji, kok malah dapat sisa subsidi?," ujar Irwin.
Selain itu Irwin mengatakan jika pun diberikan sepenuhnya, tetap tak cukup untuk melunasi seluruh tunggakan gaji selama 10 bulan, apa lagi harus dipotong. "Kalaupun Rp200 juta diberikan, Indra Sakti masih harus bayar banyak lagi. Tapi kok malah hanya separo," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris tim, Fityan Hamdi yang juga sudah mendengar kabar tersebut tak kalah kecewa. Menurutnya jumlah tunggakan yang dibayar Indra untuk putaran pertama dan kedua mencapai lebih dari Rp 600 juta.
"Jauh sekali sebenarnya subdisi itu untuk melunasi tunggakan. Karena untuk putaran pertama sudah 400-500 jutaan. Untuk putaran kedua itu 265 juta untuk pemain pelatih dan ofisial. Kenapa Rp100 juta saja yang disetujui PT Liga Indonesia. Itu untuk pemain. Apa pelatih dan ofisial tidak bergaji?," keluhnya.
Sebelumnya dirinya juga sudah mengirimkan detil fakta soal berapa total tunggakan lewat faksimile. Namun Fityan mengaku heran jika PT Liga Indonesia hanya merincikan tunggakan sebesar 190 juta rupiah.
"Jumlahnya tidak segitu. Saya tahu betul rinciannya karena saya yang mengurusnya dari awal. Tapi toh PT LI hanya mendengar keterangan sepihak dari Indra. Harusnya PT LI juga dengar keterangan dari kami. Saya jadi bertanya ada apa sebenarnya PT LI dengan Indra Sakti," ujarnya.
Sebelumnya ada perbedaan pandangan antara Indra dengan skuad. Indra merasa ada rasionalisasi kontrak sehingga ia mengklaim hanya berutang sebulan gaji kepada pemain. Sementara menurut Fityan rasionalisasi itu tak pernah sampai ke pemain ataupun manajemen.
"Kalau memang rasionalisasi itu tidak pernah sampai ke kami. Misalnya Rp10 juta dipotong jadi Rp5 juta. Jadi jelas. Ini kan tidak pernah ada. Jadi alasan Indra saja itu," ujarnya.
Sejauh ini surat resmi belum sampai ke manajemen. "Belum ada surat resmi persetujuan. Masih lisan memang kami dengar," katanya.
Sebelumnya Joko kepada media di Jakarta menyebutkan jika itu berdasar persetujuan Indra Sakti agar dana subsidi dibagi rata untuk klub dan pemain. "Mereka (pengurus PSMS) menghendaki agar dana subisid dibagi rata. Jadi 100 juta untuk membayar gaji pemain, sisanya untuk klub," kata Joko di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (8/7).
Joko mengatakan kesepakatan tersebut baru sebatas lisan. Namun PT Liga sudah mengirimkan surat persetujuan tersebut kepada PSMS Medan untuk ditandatangani. Yang menjadi pertanyaan, saat ini siapa yang menjadi perwakilan manajemen PSMS lantaran, CEO PSMS Heru Prawono dan manajer PSMS Sarwono juga tidak jelas keberadaannya.
(aww)