Persib ragu Menpora bisa damaikan Viking-The Jak
A
A
A
Sindonews.com - Pasca insiden penyerangan bus Persib di Jakarta, Sabtu (22/6) lalu, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo begitu berapi-api mewujudkan perdamaian supporter.
Menurutnya, perusakan bus skuad Pangeran Biru merupakan buntut perselisihan antara pendukung Persib, Viking; dan supporter Persija, The Jakmania. Karena itu, untuk menghindari kejadian serupa, bahkan lebih parah, Viking dan The Jakmania harus segera dipertemukan. Bahkan Roy Suryo berencana menggelar buka puasa bersama pengurus teras kedua supporter di kantor Kemenpora, Senin (15/7).
Menanggpi penetrasi sang menteri, Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar memberi apresiasi. Dia menyebut, dengan usia yang masih tergolong muda, Roy Suryo memang memiliki semangat tinggi dalam menunaikan tugas-tugasnya.
Namun Umuh mengingatkan Menpora, bawa insiden jelang partai panas Persib vs Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno beberapa pekan lalu telah melukai hati hingga Bobotoh. Hal itu membuat perdamaian dengan The Jakmania kian sulit diwujudkan.
"Kalau dianalogikan dengan luka, luka kami, luka Bobotoh itu masih basah, belum sembuh benar karena kejadian kemarin. Belum lagi kekerasan serupa musim lalu yang membuat salah satu Bobotoh meninggal di SUGBK, Rangga Cipta Nugraha. Memang apa yang dilakukan Menpora adalah sebuah niat baik, tapi menurut saya sulit dilakukan secepat ini." kata Umuh.
Pengusaha asli Sunda ini menyebut, usaha mendamaikan kedua kubu sudah diusahakan sejak beberapa tahun terakhir. Namun, tanpa langkah yang kontinyu, ditambah kembali bermunculannya kasus baru, mambuat usaha itu menjadi percuma. Karena saat terjadi insiden, secara otomatis emosi Viking dan The Jak Mania kembali memanas.
"Sebelumnya sudah banyak yang mencoba. Mulai dari Walikota, Polda, sampai Gubernur. Tapi tidak ada yang berhasil sampai saat ini," kata Umuh.
Sebagai awal dari proses perdamaian yang akan panjang, Umuh menyarankan Menpora untuk menggelar pertemuan khusus terlebih dahulu dengan Bobotoh. Bagaimana pun, ucap Umuh, Roy Suryo harus memahami karakter masing-masing supporter yang berseteru, sebelum mempertemukan keduanya.
"Dan yang paling penting, Bobotoh itu luas, banyak. Viking hanya organisasi yang ada di dalam Bobotoh. Selain Viking, ada juga Bomber dan beberapa organisasi lainnya. Bahkan ada Bobotoh yang tidak bergabung dengan organisasi mana pun. Hal ini juga harus dipikirkan," kata Umuh.
Hampir senada, Dirijen Viking Persib Club, Yana Umar menyebut langkah Menpora sebagai niat baik. Namun dia meminta Roy Suryo mempelajari dulu apa yang sebenarnya menjadi sifat, karakter, dan keinginan supporter. Hal itu agar solusi yang diberikannya bisa tepat, dan tidak sia-sia.
Perdamaian juga tidak akan terwujud apabila Roy Suryo hanya menggandeng kalangan atas kedua supporter. Dirijen yang akrab disapa Yana 'Bool' ini menyebut, tataran akar rumput dari Bobotoh dan The Jakmania merupakan objek terpenting yang harus dirangkul.
"Bagaimana pun itu niat baik, tapi Menpora harus merasakan bagaimana jadi supporter, termasuk Bobotoh. Perdamaian tidak akan bisa terwujud apabila hanya menyatukan para petingginya. Karena yang banyak bersinggungan justru di tingkat grass root."
"Saya rasa butuh waktu sangat lama untuk mewujudkan perdamaian, apalagi kasus-kasus terdahulu pun belum jelas penanganannya. Itu yang akan terus diingat Bobotoh sebagai luka," kata Yana.
Menurutnya, perusakan bus skuad Pangeran Biru merupakan buntut perselisihan antara pendukung Persib, Viking; dan supporter Persija, The Jakmania. Karena itu, untuk menghindari kejadian serupa, bahkan lebih parah, Viking dan The Jakmania harus segera dipertemukan. Bahkan Roy Suryo berencana menggelar buka puasa bersama pengurus teras kedua supporter di kantor Kemenpora, Senin (15/7).
Menanggpi penetrasi sang menteri, Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar memberi apresiasi. Dia menyebut, dengan usia yang masih tergolong muda, Roy Suryo memang memiliki semangat tinggi dalam menunaikan tugas-tugasnya.
Namun Umuh mengingatkan Menpora, bawa insiden jelang partai panas Persib vs Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno beberapa pekan lalu telah melukai hati hingga Bobotoh. Hal itu membuat perdamaian dengan The Jakmania kian sulit diwujudkan.
"Kalau dianalogikan dengan luka, luka kami, luka Bobotoh itu masih basah, belum sembuh benar karena kejadian kemarin. Belum lagi kekerasan serupa musim lalu yang membuat salah satu Bobotoh meninggal di SUGBK, Rangga Cipta Nugraha. Memang apa yang dilakukan Menpora adalah sebuah niat baik, tapi menurut saya sulit dilakukan secepat ini." kata Umuh.
Pengusaha asli Sunda ini menyebut, usaha mendamaikan kedua kubu sudah diusahakan sejak beberapa tahun terakhir. Namun, tanpa langkah yang kontinyu, ditambah kembali bermunculannya kasus baru, mambuat usaha itu menjadi percuma. Karena saat terjadi insiden, secara otomatis emosi Viking dan The Jak Mania kembali memanas.
"Sebelumnya sudah banyak yang mencoba. Mulai dari Walikota, Polda, sampai Gubernur. Tapi tidak ada yang berhasil sampai saat ini," kata Umuh.
Sebagai awal dari proses perdamaian yang akan panjang, Umuh menyarankan Menpora untuk menggelar pertemuan khusus terlebih dahulu dengan Bobotoh. Bagaimana pun, ucap Umuh, Roy Suryo harus memahami karakter masing-masing supporter yang berseteru, sebelum mempertemukan keduanya.
"Dan yang paling penting, Bobotoh itu luas, banyak. Viking hanya organisasi yang ada di dalam Bobotoh. Selain Viking, ada juga Bomber dan beberapa organisasi lainnya. Bahkan ada Bobotoh yang tidak bergabung dengan organisasi mana pun. Hal ini juga harus dipikirkan," kata Umuh.
Hampir senada, Dirijen Viking Persib Club, Yana Umar menyebut langkah Menpora sebagai niat baik. Namun dia meminta Roy Suryo mempelajari dulu apa yang sebenarnya menjadi sifat, karakter, dan keinginan supporter. Hal itu agar solusi yang diberikannya bisa tepat, dan tidak sia-sia.
Perdamaian juga tidak akan terwujud apabila Roy Suryo hanya menggandeng kalangan atas kedua supporter. Dirijen yang akrab disapa Yana 'Bool' ini menyebut, tataran akar rumput dari Bobotoh dan The Jakmania merupakan objek terpenting yang harus dirangkul.
"Bagaimana pun itu niat baik, tapi Menpora harus merasakan bagaimana jadi supporter, termasuk Bobotoh. Perdamaian tidak akan bisa terwujud apabila hanya menyatukan para petingginya. Karena yang banyak bersinggungan justru di tingkat grass root."
"Saya rasa butuh waktu sangat lama untuk mewujudkan perdamaian, apalagi kasus-kasus terdahulu pun belum jelas penanganannya. Itu yang akan terus diingat Bobotoh sebagai luka," kata Yana.
(wbs)