PSMS cium kejanggalan surat undangan Komdis PSSI
A
A
A
Sindonews.com - Tim pelatih, ofisial, dan skuad PSMS Medan versi PT Liga Indonesia (LI) menerima surat undangan dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Surat itu panggilan untuk melakukan klarifikasi atas dugaan pengaturan skor yang hampir terjadi saat PSMS menghadapi Persih Tembilahan dan Persisko di putaran kedua Divisi Utama PT LI.
Namun, PSMS mencium beberapa kejanggalan pada surat itu. Pada surat itu, selain beberapa pemain, tim pelatih dan manajemen seperti Chief Executive Officer (CEO) dan manajer tim serta ofisial diharapkan datang memenuhi panggilan Komdis PSSI pada Jumat (12/7). Mereka dipanggil untuk menjelaskan perihal pembatalan keberangkatan PSMS menghadapi PS Bengkulu di putaran II lalu.
Sekretaris tim PSMS LI, Fityan Hamdy mengatakan, kejanggalan pada surat PSSI bernomor 1529/UDN/834/VII-13 tersebut terdiri dari beberapa hal.
"Undangannya sumbernya dari mana, karena tidak ada kop suratnya, hanya ada lambang PSSI. Faks itu bukan asli melainkan foto kopi yang terbit tanggal 9 Juli 2013 Jam 19.27 WIB ditandatangani sekjen (Sekretaris Jenderal) PSSI, Joko Driyono. Di -fax melalui FAI dengan nomor faks 0215734386. Undangan itu diberkan oleh Yusrizal (ditengarai sebagai suruhan Ketua Umum PSMS Indra Sakti) kepada Suharto , Rabu (10/7)," ujar Fityan.
Kerancuan lain menurutnya, pengirim surat bukan merupakan pihak Komdis PSSI lantaran ditandatangani Joko Driyono. Dia menilai, seharusnya untuk sidang komdis, pihak yang bersangkutan yang mengundang, bukan yang lain. "Kenapa yang undang Sekjen, bukan komdis? Ya, kalau memang kebiasaan di PSSI seperti itu, terserah," ungkap pria yang menjadi sekretaris tim PSMS sejak musim kompetisi 2009 lalu..
Yang menjadi pertanyaan, pihak PSSI tidak menyertakan pembahasan pembayaran gaji pada pemanggilan tersebut, padahal target pemain menanyakan kejelasan masalah gaji yang sebelumnya hangat di media, sisa subsidi untuk PSMS sebesar 200 juta akan dibagikan setengah buat pemain, dan sebagian lainnya bagi manajemen.
"Kenapa tidak ada membahas gaji? Kalau membahas dugaan percobaan pengaturan skor dan batal ke Bengkulu saya rasa nggak ada untungnya, tapi karena kami juga berniat mengungkap ini, ya, boleh saja," ucap ayah satu putri itu.
Tidak hanya satu undangan yang diterima PSMS dari pihak yang mengatasnamakan PSSI tersebut, undangan juga terdiri dari beberapa lembar. Dengan nomor surat yang sama, ada beberapa orang yang menerima undangan pribasi seperti Suharto, Fityan Hamdy, Kapten tim PSMS Hardiantono, serta CEO Heru Prawono dan Manajer Tim Sarwono yang Suharto menolak untuk menerimanya.
Sedangkan undangan lain juga ditujukan kepada pemain PSMS seperti Ricky Kurniadi. Zulham Syahputra, Syaiful Ramadhan. Denny Setiawan, Rico Simanjuntak. Surat lain ditujukan kepada Irwin Ramadhana, Wiganda Pradika, Irwansyah, Hardiansyah, Syafrial Irfandi, Aidun Sastra. Ada pula surat untuk Dodi Rahwana, M Afan Lubis, dan Tambunan Naibao, serta tak lupa surat terakhir kepada ofisial seperti perlengkapan Abraham, Media Officer Abdi, dokter tim Rorywansyah, pelatih penjaga gawang Mardianto, dan asisten pelatih Colly Misrun.
"Yang satu surat untuk beberapa pemain itu pemain dipanggil pada 10 Juli kemarin, yang pada tambahannya menyebutkan, "Apabila saudara tidak dapat menghadiri sidang Komdis PSSI ini, saudara dapat melakukan klarifikasi dan pembelaan atas dugaan pelanggaran tersebut secara tertulis dengan melampirkan data-data yang dimiliki, serta mengirimkan via faksimile kepada Komisi Disiplin PSSI..." dengan nomor faks yang tertera paling lambat 10 juli.
Sementara kami terima suratnya di tanggal yang bersamaan, bagaimana ini coba? Sementara surat untuk yang sendiri-sendiri tidak ada tanggal paling lambat. Kami otomotasi tidak tahu menjawabnya," beber pria berkaca mata itu.
Namun, pihaknya tetap mengaku akan mengirimkan surat yang intinya meminta permohonan menunda pemanggilan tersebut sampai dua mnggu ke depan. alasan penundaannya, klub melalui ketum tidak bersedia menyediakan biaya akomodasi dan transportasi. Dengan alasan waktu yang sempit, PSMS tidak punya cukup wktu mencari dana.
Pihak pemain dan ofisial mensinyalir, adanya permainan dengan pemanggilan yang buru-buru itu, agar pemain tidak jadi berangkat. Indikasinya, kebijakan PSSI yang membagi dua uang sisa subsidi PSMS kepada pemain dan manajemen. Jika gagal berangkat, bisa saja pemain tidak menerima haknya yang Rp100 juta.
"Tapi saya sudah sampaikan ke kawan-kawan, bahwa surat itu untuk memberikan keterangan pengaturan skor dan gagal ke Bengkulu, bukan membahas gaji. Kalau memang tidak diberikan, kami bisa ribut. Tidak datang pun kami, itu tetap tidak bisa diputuskan," paparnya mencoba menganalisa.
Untuk biaya keberangkatan ke Jakarta sebelumnya pihak pemain, pelatih dan ofisial juga sempat ingin menanyakan kepada Yusrizal. Namun, usai memberikan surat, Yusrizal yang ditelepon, tidak menjawab panggilan ke telepon selulernya. "Kami telepon ke Yusrizal, anaknya yang angkat dengan alasan ayahnya (Yusrizal) tarawih. Kami coba terus, hingga jam setengah 11 malam, teleponnya sudah non aktif,"ungkap Fityan lagi.
Namun, PSMS mencium beberapa kejanggalan pada surat itu. Pada surat itu, selain beberapa pemain, tim pelatih dan manajemen seperti Chief Executive Officer (CEO) dan manajer tim serta ofisial diharapkan datang memenuhi panggilan Komdis PSSI pada Jumat (12/7). Mereka dipanggil untuk menjelaskan perihal pembatalan keberangkatan PSMS menghadapi PS Bengkulu di putaran II lalu.
Sekretaris tim PSMS LI, Fityan Hamdy mengatakan, kejanggalan pada surat PSSI bernomor 1529/UDN/834/VII-13 tersebut terdiri dari beberapa hal.
"Undangannya sumbernya dari mana, karena tidak ada kop suratnya, hanya ada lambang PSSI. Faks itu bukan asli melainkan foto kopi yang terbit tanggal 9 Juli 2013 Jam 19.27 WIB ditandatangani sekjen (Sekretaris Jenderal) PSSI, Joko Driyono. Di -fax melalui FAI dengan nomor faks 0215734386. Undangan itu diberkan oleh Yusrizal (ditengarai sebagai suruhan Ketua Umum PSMS Indra Sakti) kepada Suharto , Rabu (10/7)," ujar Fityan.
Kerancuan lain menurutnya, pengirim surat bukan merupakan pihak Komdis PSSI lantaran ditandatangani Joko Driyono. Dia menilai, seharusnya untuk sidang komdis, pihak yang bersangkutan yang mengundang, bukan yang lain. "Kenapa yang undang Sekjen, bukan komdis? Ya, kalau memang kebiasaan di PSSI seperti itu, terserah," ungkap pria yang menjadi sekretaris tim PSMS sejak musim kompetisi 2009 lalu..
Yang menjadi pertanyaan, pihak PSSI tidak menyertakan pembahasan pembayaran gaji pada pemanggilan tersebut, padahal target pemain menanyakan kejelasan masalah gaji yang sebelumnya hangat di media, sisa subsidi untuk PSMS sebesar 200 juta akan dibagikan setengah buat pemain, dan sebagian lainnya bagi manajemen.
"Kenapa tidak ada membahas gaji? Kalau membahas dugaan percobaan pengaturan skor dan batal ke Bengkulu saya rasa nggak ada untungnya, tapi karena kami juga berniat mengungkap ini, ya, boleh saja," ucap ayah satu putri itu.
Tidak hanya satu undangan yang diterima PSMS dari pihak yang mengatasnamakan PSSI tersebut, undangan juga terdiri dari beberapa lembar. Dengan nomor surat yang sama, ada beberapa orang yang menerima undangan pribasi seperti Suharto, Fityan Hamdy, Kapten tim PSMS Hardiantono, serta CEO Heru Prawono dan Manajer Tim Sarwono yang Suharto menolak untuk menerimanya.
Sedangkan undangan lain juga ditujukan kepada pemain PSMS seperti Ricky Kurniadi. Zulham Syahputra, Syaiful Ramadhan. Denny Setiawan, Rico Simanjuntak. Surat lain ditujukan kepada Irwin Ramadhana, Wiganda Pradika, Irwansyah, Hardiansyah, Syafrial Irfandi, Aidun Sastra. Ada pula surat untuk Dodi Rahwana, M Afan Lubis, dan Tambunan Naibao, serta tak lupa surat terakhir kepada ofisial seperti perlengkapan Abraham, Media Officer Abdi, dokter tim Rorywansyah, pelatih penjaga gawang Mardianto, dan asisten pelatih Colly Misrun.
"Yang satu surat untuk beberapa pemain itu pemain dipanggil pada 10 Juli kemarin, yang pada tambahannya menyebutkan, "Apabila saudara tidak dapat menghadiri sidang Komdis PSSI ini, saudara dapat melakukan klarifikasi dan pembelaan atas dugaan pelanggaran tersebut secara tertulis dengan melampirkan data-data yang dimiliki, serta mengirimkan via faksimile kepada Komisi Disiplin PSSI..." dengan nomor faks yang tertera paling lambat 10 juli.
Sementara kami terima suratnya di tanggal yang bersamaan, bagaimana ini coba? Sementara surat untuk yang sendiri-sendiri tidak ada tanggal paling lambat. Kami otomotasi tidak tahu menjawabnya," beber pria berkaca mata itu.
Namun, pihaknya tetap mengaku akan mengirimkan surat yang intinya meminta permohonan menunda pemanggilan tersebut sampai dua mnggu ke depan. alasan penundaannya, klub melalui ketum tidak bersedia menyediakan biaya akomodasi dan transportasi. Dengan alasan waktu yang sempit, PSMS tidak punya cukup wktu mencari dana.
Pihak pemain dan ofisial mensinyalir, adanya permainan dengan pemanggilan yang buru-buru itu, agar pemain tidak jadi berangkat. Indikasinya, kebijakan PSSI yang membagi dua uang sisa subsidi PSMS kepada pemain dan manajemen. Jika gagal berangkat, bisa saja pemain tidak menerima haknya yang Rp100 juta.
"Tapi saya sudah sampaikan ke kawan-kawan, bahwa surat itu untuk memberikan keterangan pengaturan skor dan gagal ke Bengkulu, bukan membahas gaji. Kalau memang tidak diberikan, kami bisa ribut. Tidak datang pun kami, itu tetap tidak bisa diputuskan," paparnya mencoba menganalisa.
Untuk biaya keberangkatan ke Jakarta sebelumnya pihak pemain, pelatih dan ofisial juga sempat ingin menanyakan kepada Yusrizal. Namun, usai memberikan surat, Yusrizal yang ditelepon, tidak menjawab panggilan ke telepon selulernya. "Kami telepon ke Yusrizal, anaknya yang angkat dengan alasan ayahnya (Yusrizal) tarawih. Kami coba terus, hingga jam setengah 11 malam, teleponnya sudah non aktif,"ungkap Fityan lagi.
(aww)