Awalnya susah, Maung Bandung enjoy main malam
A
A
A
Sindonews.com - Gelandang Persib Bandung, Firman Utina, mengaku mulai terbiasa dengan aktivitas olahraga saat malam. Berbagai program latihan yang diterapkan Pangeran Biru satu pekan terakhir, membuat para pemain yakin bisa menyesuaikan diri dengan perubahan jam kick-off Indonesia Super League (ISL) selama Ramadan.
Firman menyebut, meski terdapat beberapa kendala yangmasihdirasakan, proses adaptasi sudah dianggap mencukupi. Dia yakin, saat menjalani tur Kalimantan nanti, Persib berada pada kondisi terbaik.
Tim asuhan Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman ini aka menghadapi laga kontra Barito Putra di Stadion Demang Lehman Martapura, Jumat (26/7) dan Persiba Balikpapan pada Selasa (30/7). Kedua pertandingan tersebut dianggap sangat penting untuk modal Persib meraih posisi runner-up di akhir musim ini.
"Memang masih ada kendala saat kami harus bermain malam hari, tapi sedikit demi sedikit sudah bisa dihilangkan. Yang menjadi hambatan kan bukan hanya kick-off malam, tapi juga atmosfer saat puasa. Termasuk kondisi perut setelah berbuka puasa,” ucap Firman.
Puncak proses adaptasi pemain Persib terjadi saat melakoni pertandingan ujicoba melawan klub Divisi II, Cilegon United FC. Di laga tersebut, porsi makan yang dilahap para pemain, hingga selisih jam berbuka dan kick-off pertandingan, dibuat sama dengan kondisi yang akan dialami di Kalimantan. Karena itu, skuad Pangeran Biru diharapkan tidak lagi meraba-raba keadaan dalam dua pertandingan tandang nanti.
“Insya Allah dengan uji coba itu kami sudah dalam kondisi siap bertanding malam hari. Saya sendiri merasakan kondisi badan yang mulai enak dalam pertandingan uji coba. Memang sih awalnya terasa berat, malah sempat kram, tapi setelah itu tidak masalah,” kata Firman.
Mantan pemain tengah Sriwijaya FC ini juga mengaku memperbanyak konsultasi dengan tim kesehatan Persib. Selisih jam berbuka puasa dengan waktu kick off yang tidak terlalu lama, tutur Firman, jangan sampai mengganggu kondisi tubuh saat turun ke lapagan hijau.
''Kalau adaptasi dengan cuaca malam sebenarnya relatif lebih mudah. Yang agak sulit itu adaptasi pola makan di bulan puasa. Selisih jam dengan pertandingan kan cukup sempit, jadi buka puasanya harus diatur. Tapi kami kan punya tim kesehatan khusus, jadi pemain bisa lebih banyak konsultasi bagaimana bagusnya,” pungkas Firman.
Firman menyebut, meski terdapat beberapa kendala yangmasihdirasakan, proses adaptasi sudah dianggap mencukupi. Dia yakin, saat menjalani tur Kalimantan nanti, Persib berada pada kondisi terbaik.
Tim asuhan Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman ini aka menghadapi laga kontra Barito Putra di Stadion Demang Lehman Martapura, Jumat (26/7) dan Persiba Balikpapan pada Selasa (30/7). Kedua pertandingan tersebut dianggap sangat penting untuk modal Persib meraih posisi runner-up di akhir musim ini.
"Memang masih ada kendala saat kami harus bermain malam hari, tapi sedikit demi sedikit sudah bisa dihilangkan. Yang menjadi hambatan kan bukan hanya kick-off malam, tapi juga atmosfer saat puasa. Termasuk kondisi perut setelah berbuka puasa,” ucap Firman.
Puncak proses adaptasi pemain Persib terjadi saat melakoni pertandingan ujicoba melawan klub Divisi II, Cilegon United FC. Di laga tersebut, porsi makan yang dilahap para pemain, hingga selisih jam berbuka dan kick-off pertandingan, dibuat sama dengan kondisi yang akan dialami di Kalimantan. Karena itu, skuad Pangeran Biru diharapkan tidak lagi meraba-raba keadaan dalam dua pertandingan tandang nanti.
“Insya Allah dengan uji coba itu kami sudah dalam kondisi siap bertanding malam hari. Saya sendiri merasakan kondisi badan yang mulai enak dalam pertandingan uji coba. Memang sih awalnya terasa berat, malah sempat kram, tapi setelah itu tidak masalah,” kata Firman.
Mantan pemain tengah Sriwijaya FC ini juga mengaku memperbanyak konsultasi dengan tim kesehatan Persib. Selisih jam berbuka puasa dengan waktu kick off yang tidak terlalu lama, tutur Firman, jangan sampai mengganggu kondisi tubuh saat turun ke lapagan hijau.
''Kalau adaptasi dengan cuaca malam sebenarnya relatif lebih mudah. Yang agak sulit itu adaptasi pola makan di bulan puasa. Selisih jam dengan pertandingan kan cukup sempit, jadi buka puasanya harus diatur. Tapi kami kan punya tim kesehatan khusus, jadi pemain bisa lebih banyak konsultasi bagaimana bagusnya,” pungkas Firman.
(aww)