Pemain SFC kebingungan antisipasi counter attack
A
A
A
Sindonews.com - Sriwijaya FC mulai kehilangan tajinya memasuki beberapa pertandingan akhir kompetisi Indonesian Super League (ISL). Betapa tidak, setelah berhasil menduduki posisi runner-up pada akhir putaran pertama lalu, kini tim berjuluk Laskar Wong Kito itu justru terus mengalami penurunan prestasi meski bermain di kandang sendiri.
Bahkan, pada tiga pertandingan terakhir ini, Tantan Dzalikha dkk seperti mulai lupa bagaimana cara mencetak gol melalui skema on play. Hal itu bermula pada saat menghadapi Persela Lamongan (11/7), ketika itu SFC hanya mampu bermain imbang 2-2. Kedua gol itupun dilesakkan oleh Ponaryo Astaman melalui eksekusi penalti.
Selanjutnya pada saat menghadapi Persepam Madura United (15/7), lini depan SFC seakan tumpul dan tidak bisa menceploskan satu gol pun. Parahnya lagi, mereka justru menjadi bulan-bulan tim tamu dan kemasukan empat gol tanpa balas.
Yang terbaru, SFC kembali harus berterima kasih dengan wasit Dodi Setia Purnama yang memimpin pertandingan karena telah memberikan hadiah pinalti sehingga tim peraih gelar double winner edisi 2007 itu berhasil memenangkan pertandingan dan membawa pulang tiga poin.
Rentetan hasil buruk di tiga pertandingan terakhir itu memperlihatkan jika tim yang bermarkas di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring itu belum mampu bangkit dari keterpurukan. Para pemain yang berada di lini terdepan seperti sudah kehilangan ketajamannya dalam mencetak gol, meskipun Pelatih Kas Hartadi sudah melakakukan evaluasi dan mengubah pola permainan.
"Saya berharap kemenangan ini dapat membantu membangkitkan semangat seluruh pemain sebelum menghadapi Persija Jakarta (27/7) nanti. Namun kami akan evaluasi seluruh lini, mulai dari kiper, bek, dan lainnya. Salah satu hal yang menjadi permasalahan dan harus segera diperbaiki yakni di saat para pemain belakang menghadapi counter attack lawan. Pemain kita seperti kebingungan untuk mengantisipasinya. Ini harus menjadi perhatian. Apalagi dua kali gawang SFC hampir jebol di babak pertama karena counter attack yang dibangun para pemain PSPS,"ulas Kas.
Selain itu, transisi antara penyerangan dan pertahanan juga masih sangat buruk dan belum membaik paska kekalahan telak dari Persepam Madura United. Dia juga mengaku secara keseeluruhan permainan anak asuhnya masih jauh dari harapan meskipun menang.
Kondisi seperti ini juga pernah terjadi pada SFC musim lalu. Saat itu, Laskar Wong Kito sempat membukukan rekor mentereng tidak terkalahkan dalam 20 kali laga (17 kali menang dan 3 kali imbang). Akan tetapi setelah berhasil meraih gelar juara, Ponaryo Astaman dkk seperti kehilangan taji di dua laga selanjutnya. Yakni saat kalah 0-3 dari Persija, Minggu (24/6/2012) dan kalah dari PSPS Pekanbaru 0-1 (28/6/2012). Ironisnya, kekalahan beruntun itu terjadi setelah gelar ISL berhasil digenggam.
"Ini kondisinya berbeda, kalau saat itu kekalahan mungkin disebabkan oleh pemain yang merasa
sudah puas karena telah meraih juara. Tetapi yang sekarang ini berbeda, pemain tetap tampil
maksimal dan terus berjuang meskipun hasilnya masih jauh dari harapan.''
Bahkan, pada tiga pertandingan terakhir ini, Tantan Dzalikha dkk seperti mulai lupa bagaimana cara mencetak gol melalui skema on play. Hal itu bermula pada saat menghadapi Persela Lamongan (11/7), ketika itu SFC hanya mampu bermain imbang 2-2. Kedua gol itupun dilesakkan oleh Ponaryo Astaman melalui eksekusi penalti.
Selanjutnya pada saat menghadapi Persepam Madura United (15/7), lini depan SFC seakan tumpul dan tidak bisa menceploskan satu gol pun. Parahnya lagi, mereka justru menjadi bulan-bulan tim tamu dan kemasukan empat gol tanpa balas.
Yang terbaru, SFC kembali harus berterima kasih dengan wasit Dodi Setia Purnama yang memimpin pertandingan karena telah memberikan hadiah pinalti sehingga tim peraih gelar double winner edisi 2007 itu berhasil memenangkan pertandingan dan membawa pulang tiga poin.
Rentetan hasil buruk di tiga pertandingan terakhir itu memperlihatkan jika tim yang bermarkas di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring itu belum mampu bangkit dari keterpurukan. Para pemain yang berada di lini terdepan seperti sudah kehilangan ketajamannya dalam mencetak gol, meskipun Pelatih Kas Hartadi sudah melakakukan evaluasi dan mengubah pola permainan.
"Saya berharap kemenangan ini dapat membantu membangkitkan semangat seluruh pemain sebelum menghadapi Persija Jakarta (27/7) nanti. Namun kami akan evaluasi seluruh lini, mulai dari kiper, bek, dan lainnya. Salah satu hal yang menjadi permasalahan dan harus segera diperbaiki yakni di saat para pemain belakang menghadapi counter attack lawan. Pemain kita seperti kebingungan untuk mengantisipasinya. Ini harus menjadi perhatian. Apalagi dua kali gawang SFC hampir jebol di babak pertama karena counter attack yang dibangun para pemain PSPS,"ulas Kas.
Selain itu, transisi antara penyerangan dan pertahanan juga masih sangat buruk dan belum membaik paska kekalahan telak dari Persepam Madura United. Dia juga mengaku secara keseeluruhan permainan anak asuhnya masih jauh dari harapan meskipun menang.
Kondisi seperti ini juga pernah terjadi pada SFC musim lalu. Saat itu, Laskar Wong Kito sempat membukukan rekor mentereng tidak terkalahkan dalam 20 kali laga (17 kali menang dan 3 kali imbang). Akan tetapi setelah berhasil meraih gelar juara, Ponaryo Astaman dkk seperti kehilangan taji di dua laga selanjutnya. Yakni saat kalah 0-3 dari Persija, Minggu (24/6/2012) dan kalah dari PSPS Pekanbaru 0-1 (28/6/2012). Ironisnya, kekalahan beruntun itu terjadi setelah gelar ISL berhasil digenggam.
"Ini kondisinya berbeda, kalau saat itu kekalahan mungkin disebabkan oleh pemain yang merasa
sudah puas karena telah meraih juara. Tetapi yang sekarang ini berbeda, pemain tetap tampil
maksimal dan terus berjuang meskipun hasilnya masih jauh dari harapan.''
(aww)