Hidup-mati PSMS LPIS di tangan pengusaha
A
A
A
Sindonews.com - Nasib PSMS Medan versi PT LPIS masih menjadi teka-teki. Hanya manajer PSMS LPIS Sukri Wardi yang mengetahui jawabannya.
Selama ini, pasca mundurnya Ketua Umum PSMS Benny Harianto Sihotang dan menghilangnya Chief Executive Officer (CEO) PSMS, Wimvi Tri Hadi, praktis, keuangan PSMS Medan hanya bertumpu pada Sukri Wardi. Kendati tidak memberikan gaji pemain secara penuh setiap bulan, kehadiran pengusaha Medan ini cukup membantu biaya operasional tim berjuluk Ayam Kinantan.
Namun, kini, pasca ke Jakarta meminta kejelasan PSSI soal status klub LPIS di kompetisi musim mendatang, PSMS Medan berada pada posisi yang mengkhawatirkan. Wakil Manajer PSMS Medan, Julius Raja mengatakan kehadiran Sukri ke Jakarta untuk bertemu dengan Ketua PSSI Djohar Arifin Husin beberapa waktu lalu bertujuan untuk meminta legalitas soal jatah klub-klub Divisi Utama pada kompetisi tertinggi musim mendatang.
''Pak Sukri datang ke sana (Jakarta) bukan sekadar minta hitam di atas putih, tapi diundang buka puasa bersama dengan Menpora dan pak Djohar semua diundang buka puasa bersama,” ujar Julius Raja, Rabu (24/7).
Menurutnya, pada agenda pertemuan Menpora, klub dan PSSI tersebut, selain membahas perseteruan antara Persija-Persib, Sukri juga memaparkan rencananya dan klub anggota PSMS Medan soal rencana penyatuan PSMS dan mencabut mandat Ketua Umum PSMS versi PT LI Indra Sakti dan Benny Sihotang.
''Pak Sukri juga fotokopi klub-klub yang mendukung penyatuan PSMS. Tidak akan ada lagi dualisme. Tapi, soal harapan PSMS untuk dapat satu tiket ke kompetisi teratas itu bagaimana, konsepnya LPIS dan PSSI nanti akan dibahas. Intinya PSSI belum memberikan jawaban,” bebernya.
Pria yang akrab disapa King itu menyatakan, dari informasi yang dia terima dari Sukri, Djohar Arifin menyarankan supaya PSMS tetap melakoni sisa kompetisi hingga selesai. King memprediksi, PSSI nantinya tidak akan tinggal diam ketika melihat PSMS berprestasi di akhir musim.
''Inti dari situ, bisa saja nanti PSSI akan mengapresiasi langkah yang kami lakukan bagi PSMS dan prestasi yang diraih, termasuk melanjutkan sisa kompetisi hingga selesai. Yang jelas, jangan lagi PT PSMS LPIS ini bermasalah,” beber pegawai Direktorat Jenderal pajak Kota Medan itu.
Namun yang menjadi permasalahan bagi PSMS Medan saat ini dalam melanjutkan kompetisi adalah ketidaktersediaan biaya operasional klub. Pihaknya saat ini masih berupaya bagaimana pendanaan bisa digapai dengan mencari sponsor agar usai Idul Fitri, PSMS tetap bisa melaksanakan kompetisi.
''Tentunya jika PSMS berhasil menyelesaikan kompetisi hingga akhir musim, tentunya itu jadi kredit poin bahwa PSMS ini serius. Memang kami enggak tahu apakah kalau ada prestasi, PSMS bisa ke level atas?. Tapi kami yakin, kalau bisa kami sekarang di runner-up, upaya itu juga tentunya bisa dilihat sebagai bentuk keseriusan tim ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Sukri Wardi yang coba dikonfirmasi soal keberlanjutan PSMS tidak dapat dimintai komentarnya. Dia tidak menjawab panggilan ke nomor telepon seluler miliknya kendati nada sambungnya berbunyi.
Selama ini, pasca mundurnya Ketua Umum PSMS Benny Harianto Sihotang dan menghilangnya Chief Executive Officer (CEO) PSMS, Wimvi Tri Hadi, praktis, keuangan PSMS Medan hanya bertumpu pada Sukri Wardi. Kendati tidak memberikan gaji pemain secara penuh setiap bulan, kehadiran pengusaha Medan ini cukup membantu biaya operasional tim berjuluk Ayam Kinantan.
Namun, kini, pasca ke Jakarta meminta kejelasan PSSI soal status klub LPIS di kompetisi musim mendatang, PSMS Medan berada pada posisi yang mengkhawatirkan. Wakil Manajer PSMS Medan, Julius Raja mengatakan kehadiran Sukri ke Jakarta untuk bertemu dengan Ketua PSSI Djohar Arifin Husin beberapa waktu lalu bertujuan untuk meminta legalitas soal jatah klub-klub Divisi Utama pada kompetisi tertinggi musim mendatang.
''Pak Sukri datang ke sana (Jakarta) bukan sekadar minta hitam di atas putih, tapi diundang buka puasa bersama dengan Menpora dan pak Djohar semua diundang buka puasa bersama,” ujar Julius Raja, Rabu (24/7).
Menurutnya, pada agenda pertemuan Menpora, klub dan PSSI tersebut, selain membahas perseteruan antara Persija-Persib, Sukri juga memaparkan rencananya dan klub anggota PSMS Medan soal rencana penyatuan PSMS dan mencabut mandat Ketua Umum PSMS versi PT LI Indra Sakti dan Benny Sihotang.
''Pak Sukri juga fotokopi klub-klub yang mendukung penyatuan PSMS. Tidak akan ada lagi dualisme. Tapi, soal harapan PSMS untuk dapat satu tiket ke kompetisi teratas itu bagaimana, konsepnya LPIS dan PSSI nanti akan dibahas. Intinya PSSI belum memberikan jawaban,” bebernya.
Pria yang akrab disapa King itu menyatakan, dari informasi yang dia terima dari Sukri, Djohar Arifin menyarankan supaya PSMS tetap melakoni sisa kompetisi hingga selesai. King memprediksi, PSSI nantinya tidak akan tinggal diam ketika melihat PSMS berprestasi di akhir musim.
''Inti dari situ, bisa saja nanti PSSI akan mengapresiasi langkah yang kami lakukan bagi PSMS dan prestasi yang diraih, termasuk melanjutkan sisa kompetisi hingga selesai. Yang jelas, jangan lagi PT PSMS LPIS ini bermasalah,” beber pegawai Direktorat Jenderal pajak Kota Medan itu.
Namun yang menjadi permasalahan bagi PSMS Medan saat ini dalam melanjutkan kompetisi adalah ketidaktersediaan biaya operasional klub. Pihaknya saat ini masih berupaya bagaimana pendanaan bisa digapai dengan mencari sponsor agar usai Idul Fitri, PSMS tetap bisa melaksanakan kompetisi.
''Tentunya jika PSMS berhasil menyelesaikan kompetisi hingga akhir musim, tentunya itu jadi kredit poin bahwa PSMS ini serius. Memang kami enggak tahu apakah kalau ada prestasi, PSMS bisa ke level atas?. Tapi kami yakin, kalau bisa kami sekarang di runner-up, upaya itu juga tentunya bisa dilihat sebagai bentuk keseriusan tim ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Sukri Wardi yang coba dikonfirmasi soal keberlanjutan PSMS tidak dapat dimintai komentarnya. Dia tidak menjawab panggilan ke nomor telepon seluler miliknya kendati nada sambungnya berbunyi.
(aww)