Gagal jalani Sidang Komdis, PSMS tunggu nasib
A
A
A
Sindonews.com - Sidang Komisi Disiplin (Komdis) PSSI untuk pelatih, pemain, dan ofisial PSMS versi PT LI yang digelar Rabu (24/7) batal diikuti. Ketiadaan biaya untuk keberangkatan ke Jakarta menjadi penyebabnya. Kini, tim berjuluk Ayam Kinantan itu tengah menunggu keputusan soal nasibnya.
Sebelumnya sidang Komdis dijadwalkan digelar Jumat (26/7), namun dimajukan dua hari menjadi Rabu (23/4). Sidang itu membahas pengaturan skor pada dua laga away PSMS di putaran II dan batalnya PSMS berangkat melakoni laga tandang menghadapi PS Bengkulu lantaran Ketua Umum PSMS Indra Sakti tidak memberikan dana dengan alasan tidak ada uang.
''Saya sudah coba bicaradengan pak ketua terkait permasalahan keberangkatan pemain ke Jakarta. Terakhir kali saya bicarakan memang pak ketua bilang kalau tidak punya dana untuk memberangkatan pemain,” ujar Wakil Sekretaris Umum PSMS Medan versi PT Liga Indonesia, Yusrizal.
Persoalan itu pun sudah dipertanyakan Pelatih PSMS LI, Suharto kepada dirinya, namun akhirnya dia menyarankan agar Suharto langsung menghubungi Indra Sakti. ''Karena saat itu saya sendiri juga susah untuk menghubungi pak ketua, saya sarankan untuk menghubungi Indra langsung. Ternyata pelatih juga mengatakan ketua tidak bisa dihubungi.. Sampai akhirnya saya tahu kalau memang klub tidak punya dana,” ungkapnya.
Yusrizal mengaku dirinya dan Indra sudah berupaya mencari pendanaan. Kendati tidak menemukan jalan keluarnya. Sementara itu, ketua umum PSMS Medan Indra Sakti Harahap sampai berita ini diturunkan tidak bisa dihubungi. Ketiga nomer telepon seluler miliknya tidak aktif.
Batal berangkat, PSMS Medan melakukan satu-satunya upaya yang bisa ditempuh dengan harapan meminimaliasasi hukuman PSSI dengan mengirimkan surat perihal kronologis upaya pengaturan skor di putaran kedua yang dibutuhkan PSSI.
Pada surat pertama pemanggilan sidang untuk 12 Juli lalu, PSSI sempat memberikan opsi jika nantinya tim tidak dapat mengikuti sidang di Jakarta. Yakni penjelasan kronologis lewat surat baik lewat fax maupun email. Jalur itu yang kini ditempuh pelatih, pemain dan official klub berlambang daun tembakau itu.
''Kami sudah buat surat yang intinya menjelaskan bagaimana upaya menjual pertandingan pada laga kontra Persih Tembilahan dan Persisko Tanjabbar di awal putaran kedua lalu. Jadi kami jelaskan saja disitu secara panjang lebar bagaimana kejadian sebenarnya. Karena memang kami tidak bisa berangkat tanpa biaya. Jadi ini semacam surat klarifikasi-lah,” ujar Sekretaris tim, Fityan Hamdy.
Pada surat tersebut memang tidak tercantum tanda tangan seluruh pemain, pelatih dan ofisial yang dipanggil ke Jakarta. Melainkan hanya perwakilan. ''Cukup perwakilan saja. Pelatih ditandatangani Suharto sebagai pelatih kepala, pemain diwakili Alamsyah Nasution, manajemen diwakili saya. Artinya surat ini sudah mewakili semuanya,”ujar pria berkacamata itu.
Selain itu manajemen juga membuat surat yang berbeda perihal gaji pemain yang ditujukan kepada PSSI, PT Liga Indonesia, PSMS dan Indra Sakti Harahap. Ini merupakan surat ketiga yang dilayangkan menanyakan perihal gaji pemain, pelatih dan ofisial.
''Ya sesuai prosedur kami harus membuat surat kepada PSSI. Jadi kami sudah melayangkan dua kali surat. Jadi nanti kami tunggu seminggu lagi apakah direspons ataupun tidak. Jika memang tidak direspons, maka kami resmi akan memberikan surat kuasa kepada pengacara tersebut. Dia yang akan mengurusi persoalan ini," Suharto menambahkan.
Sebelumnya sidang Komdis dijadwalkan digelar Jumat (26/7), namun dimajukan dua hari menjadi Rabu (23/4). Sidang itu membahas pengaturan skor pada dua laga away PSMS di putaran II dan batalnya PSMS berangkat melakoni laga tandang menghadapi PS Bengkulu lantaran Ketua Umum PSMS Indra Sakti tidak memberikan dana dengan alasan tidak ada uang.
''Saya sudah coba bicaradengan pak ketua terkait permasalahan keberangkatan pemain ke Jakarta. Terakhir kali saya bicarakan memang pak ketua bilang kalau tidak punya dana untuk memberangkatan pemain,” ujar Wakil Sekretaris Umum PSMS Medan versi PT Liga Indonesia, Yusrizal.
Persoalan itu pun sudah dipertanyakan Pelatih PSMS LI, Suharto kepada dirinya, namun akhirnya dia menyarankan agar Suharto langsung menghubungi Indra Sakti. ''Karena saat itu saya sendiri juga susah untuk menghubungi pak ketua, saya sarankan untuk menghubungi Indra langsung. Ternyata pelatih juga mengatakan ketua tidak bisa dihubungi.. Sampai akhirnya saya tahu kalau memang klub tidak punya dana,” ungkapnya.
Yusrizal mengaku dirinya dan Indra sudah berupaya mencari pendanaan. Kendati tidak menemukan jalan keluarnya. Sementara itu, ketua umum PSMS Medan Indra Sakti Harahap sampai berita ini diturunkan tidak bisa dihubungi. Ketiga nomer telepon seluler miliknya tidak aktif.
Batal berangkat, PSMS Medan melakukan satu-satunya upaya yang bisa ditempuh dengan harapan meminimaliasasi hukuman PSSI dengan mengirimkan surat perihal kronologis upaya pengaturan skor di putaran kedua yang dibutuhkan PSSI.
Pada surat pertama pemanggilan sidang untuk 12 Juli lalu, PSSI sempat memberikan opsi jika nantinya tim tidak dapat mengikuti sidang di Jakarta. Yakni penjelasan kronologis lewat surat baik lewat fax maupun email. Jalur itu yang kini ditempuh pelatih, pemain dan official klub berlambang daun tembakau itu.
''Kami sudah buat surat yang intinya menjelaskan bagaimana upaya menjual pertandingan pada laga kontra Persih Tembilahan dan Persisko Tanjabbar di awal putaran kedua lalu. Jadi kami jelaskan saja disitu secara panjang lebar bagaimana kejadian sebenarnya. Karena memang kami tidak bisa berangkat tanpa biaya. Jadi ini semacam surat klarifikasi-lah,” ujar Sekretaris tim, Fityan Hamdy.
Pada surat tersebut memang tidak tercantum tanda tangan seluruh pemain, pelatih dan ofisial yang dipanggil ke Jakarta. Melainkan hanya perwakilan. ''Cukup perwakilan saja. Pelatih ditandatangani Suharto sebagai pelatih kepala, pemain diwakili Alamsyah Nasution, manajemen diwakili saya. Artinya surat ini sudah mewakili semuanya,”ujar pria berkacamata itu.
Selain itu manajemen juga membuat surat yang berbeda perihal gaji pemain yang ditujukan kepada PSSI, PT Liga Indonesia, PSMS dan Indra Sakti Harahap. Ini merupakan surat ketiga yang dilayangkan menanyakan perihal gaji pemain, pelatih dan ofisial.
''Ya sesuai prosedur kami harus membuat surat kepada PSSI. Jadi kami sudah melayangkan dua kali surat. Jadi nanti kami tunggu seminggu lagi apakah direspons ataupun tidak. Jika memang tidak direspons, maka kami resmi akan memberikan surat kuasa kepada pengacara tersebut. Dia yang akan mengurusi persoalan ini," Suharto menambahkan.
(aww)