Persib minta solikin nonaktif seumur hidup
A
A
A
Sindonews.com – Persib Bandung akhirnya benar-benar mengirimkan surat protes terkait kinerja wasit Solikin. Manajer Umuh Muchtar berharap, federasi dan penyelenggara liga bisa menanggapi serius pengaduan yang dikirimkannya.
Surat tersebut dikirim PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) pada Senin (29/7/2013). Nota Protes ditujukan pada PSSI, PT Liga Indonesia, dan komite wasit. Di dalamnya, berisi tuntutan agar wasit asal Surabaya tersebut tidak dipakai lagi dalam semua kompetisi persepakbolaan di Indonesia.
“Surat protes sudah dilayangkan kepada federasi dan pihak-pihak yang terkait dengan wasit. Intinya kami protes keras dengan kinerja mengecewakan wasit Solikin saat memimpin pertandingan Persib.
Kami minta agar dia dipecat dan tidak boleh menjadi wasit seumur hidup,” kata Umuh di Hotel Mega Lestari, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (30/7/2013).
Menurut Umuh, kesalahan yang dilakukan Solikin sudah diluar batas toleransi seorang pengadil lapangan. Dalam sepakbola, wasit memang memiliki subjektivitas ketika mengeluarkan keputusan di sebuah pertandingan.
Hal itu dianggap sebagai sifat manuasiawi seorang pengadil, yang tidak mungkin melihat suatu insiden di lapangan dengan sempurna. Namun, keputusan Solikin saat menganulir gol Kenji, kata Umuh, sudah jauh diluar batas subjektivitas seorang wasit.
“Kinerja Solikin sudah diluar toleransi yang bisa diberikan pada seorang wasit. Bahkan keputusan dia terbilang nekat, seakan yakin bahwa dia tidak akan menerima akibat apa pun walau memimpin dengan kinerja jelek. Seolah ada orang yang menjamin nasibnya. Banyak keputusan dia yang seharusnya jelas dan akurat, malah subjektif dan merugikan persib,” ucap pengusaha asli Sunda ini.
Dia berharap, federasi, penyelenggara liga, maupun komite wasit serius menangani kasus ini. Bagaimana pun, kata Umuh, wasit merupakan salah satu unsur penting dalam kompetisi sepakbola. Sehingga kinerjanya harus benar-benar dipantau dan diperbaiki.
“Kami ingin kasus ini secepatnya diurus PSSI, PT Liga Indonesia, dan Komite Wasit. Kalau tidak ada tindak lanjut, berarti memang benar ada seseorang di belakang Solikin yang harus bertanggung jawab dengan hasil pertandingan kemarin. Kalau sudah begitu, mafia sepakbola di Indonesia akan semakin berkembang. Rusaklah sepakbola kita,” tegas Umuh.
Solikin adalah pengadil lapangan yang memimpin laga Barito Putera melawan Persib di Stadion Demang Lehman Martapura, Jumat (26/7/2013). Saat itu, dia menganulir gol Kenji Adachihara di masa injury time.
Dengan keputusan tersebut, laga antara kedua tim berakhir imbang 2-2. Kubu Persib menganggap mereka seharusnya menang dan meraih tiga poin di kandang Barito. Skuad Pangeran Biru merasa sangat dirugikan karena saat ini mereka butuh banyak poin agar bisa finis di peringkat dua klasemen Indonesia Super league (ISL) 2013.
“Ini kondisi terburuk yang pernah diterima Persib. Sebelumnya, sejelek apa pun wasit, tidak pernah sampai senekat ini,” pungkas Umuh.
Surat tersebut dikirim PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) pada Senin (29/7/2013). Nota Protes ditujukan pada PSSI, PT Liga Indonesia, dan komite wasit. Di dalamnya, berisi tuntutan agar wasit asal Surabaya tersebut tidak dipakai lagi dalam semua kompetisi persepakbolaan di Indonesia.
“Surat protes sudah dilayangkan kepada federasi dan pihak-pihak yang terkait dengan wasit. Intinya kami protes keras dengan kinerja mengecewakan wasit Solikin saat memimpin pertandingan Persib.
Kami minta agar dia dipecat dan tidak boleh menjadi wasit seumur hidup,” kata Umuh di Hotel Mega Lestari, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (30/7/2013).
Menurut Umuh, kesalahan yang dilakukan Solikin sudah diluar batas toleransi seorang pengadil lapangan. Dalam sepakbola, wasit memang memiliki subjektivitas ketika mengeluarkan keputusan di sebuah pertandingan.
Hal itu dianggap sebagai sifat manuasiawi seorang pengadil, yang tidak mungkin melihat suatu insiden di lapangan dengan sempurna. Namun, keputusan Solikin saat menganulir gol Kenji, kata Umuh, sudah jauh diluar batas subjektivitas seorang wasit.
“Kinerja Solikin sudah diluar toleransi yang bisa diberikan pada seorang wasit. Bahkan keputusan dia terbilang nekat, seakan yakin bahwa dia tidak akan menerima akibat apa pun walau memimpin dengan kinerja jelek. Seolah ada orang yang menjamin nasibnya. Banyak keputusan dia yang seharusnya jelas dan akurat, malah subjektif dan merugikan persib,” ucap pengusaha asli Sunda ini.
Dia berharap, federasi, penyelenggara liga, maupun komite wasit serius menangani kasus ini. Bagaimana pun, kata Umuh, wasit merupakan salah satu unsur penting dalam kompetisi sepakbola. Sehingga kinerjanya harus benar-benar dipantau dan diperbaiki.
“Kami ingin kasus ini secepatnya diurus PSSI, PT Liga Indonesia, dan Komite Wasit. Kalau tidak ada tindak lanjut, berarti memang benar ada seseorang di belakang Solikin yang harus bertanggung jawab dengan hasil pertandingan kemarin. Kalau sudah begitu, mafia sepakbola di Indonesia akan semakin berkembang. Rusaklah sepakbola kita,” tegas Umuh.
Solikin adalah pengadil lapangan yang memimpin laga Barito Putera melawan Persib di Stadion Demang Lehman Martapura, Jumat (26/7/2013). Saat itu, dia menganulir gol Kenji Adachihara di masa injury time.
Dengan keputusan tersebut, laga antara kedua tim berakhir imbang 2-2. Kubu Persib menganggap mereka seharusnya menang dan meraih tiga poin di kandang Barito. Skuad Pangeran Biru merasa sangat dirugikan karena saat ini mereka butuh banyak poin agar bisa finis di peringkat dua klasemen Indonesia Super league (ISL) 2013.
“Ini kondisi terburuk yang pernah diterima Persib. Sebelumnya, sejelek apa pun wasit, tidak pernah sampai senekat ini,” pungkas Umuh.
(wbs)