Nyaris bubar, Persebaya bertahan demi keyakinan
A
A
A
Sindonews.com - Badai cobaan tak henti menghantam skuad Persebaya IPL. Namun, tim berjuluk Bleduk Ijo tetap bertahan. Padahal, PSSI sudah memutuskan klub yang dibela Andik Vermansyah itu tidak akan bisa ikut dalam unifikasi liga musim depan.
Lantas, apa yang dikejar? Sudah tak terhitung lagi masalah yang menghantam Persebaya dalam mengarungi kompetisi Indonesian Premier League (IPL) musim ini. Krisis finansial hingga konflik di internal pengurus nyaris membuat tim kebanggan warga Surabaya itu bubar. Namun, kenyataannya, hingga saat ini Persebaya tetap ada. Bahkan berbenah jelang putaran kedua.
Akhir Mei lalu, pemain Persebaya IPL mengatakan bubar setelah tidak ada kejelasan pembayaran gaji. Namun akhirnya pemain berkumpul kembali setelah Cholid Ghormah yang saat itu menjabat Derektur Utama PT Persebaya Indonesia turun tangan. Meski beberapa pemain pilar, seperti kapten Erol Iba, Harry Saputra dan kiper Dedi Iman akhirnya memilih hengkang. Erol berlabuh ke Persegres dan Dedi Iman memilih menyebrang ke Barito Putra.
Tidak berselang lama, Persebaya kembali goyah setelah CEO Persebaya Gede Widiade mengundurkan diri. Jejak Gede diikuti sejumlah pemain muda, seperti Dany Saputra, Bima Ragil dan kiper Vava Farista yang memilih bergabung ke klub Divisi Utama Mojokerto Putra. Ditinggal enam pemain tidak membuat Persebaya goyah.
Sambil tertatih-tatih, termasuk tidak bisa berangkat ke Padang dalam laga melawan tuan rumah Semen Padang karena krisis keuangan, Persebaya yang diambil alih Cholid Ghromah perlahan menata skuadnya. Termasuk menambah tiga pemain baru. Salah satunya pemain asing asal Korea Selatan Han Ji Su. Angin segar berhembus setelah manajemen melakukan taken kontrak hak siar dengan salah satu stasiun televisi.
Tapi angin segar hanya sesaat, badai kembali datang. Kali ini giliran pelatih Ibnu Grahan mengundurkan diri setelah beberapa hari memimpin latihan di bulan puasa. Mundurnya Ibnu dikabarkan terlibat konflik dengan Cholid Ghoromah. Sebab, Ibnu dikenal masih dekat dengan Gede Widiade meski sudah mengundurkan diri.
Mundurnya Ibnu hanya membuat limbung Persebaya sesaat. Sebab, manajemen langsung menunjuk pelatih baru Fabio Olivera dan Mursyid Effendi sebagai asisten pelatih. Hadirnya duet pelatih baru ini sempat membuat tim Persebaya bergairah. Apalagi, manajemen sudah mendaftarkan empat pemain di PT LPIS, salah satunya striker Musafri.
Tapi sekali lagi, bayangan perjuangan manajemen Persebaya akan sia-sia menghantui kembali. Kali ini enam klub peserta kompetisi IPL menuntut kompetisi dibuburkan karena sebagian besar klub mengalami krisis keuangan. Upaya Persebaya terus eksis, dipastikan punah jika memang putaran kedua IPL ditiadakan.
Namun CEO Persebaya Cholid Ghormah bergeming. Sebab, pria yang masih bertahan sebagai Ketua Pengcab PSSI Surabaya itu yakin kompetisi IPL tidak akan bubar karena sudah ada dalam amanat Kongres PSSI, "IPL adalah kompetisi resmi PSSI, ini hanya skenario mafia sepakbola untuk menghentikan Persebaya. Mereka yang meminta kompetisi bubar, posisinya sudah aman, " ucap Cholid.
Klub yang meminta IPL dihentikan memang tim penghuni empat besar dalam kelasmen sementara IPL. Seperti Semen Padang, Perseba Bantul dan Perseman Manokwari. Artinya, jika kompetisi IPL tidak dilanjutkan maka bisa jadi posisi terakhir dalam kelasemen IPL akan jadi acuan PSSI dalam unifikasi liga musim depan. Seperti diketahui, musim depan PSSI mengabungkan kompetisi IPL dan ISL. Dari IPL akan diambil empat posisi teratas.
Sementara saat ini, Persebaya berada di posisi kelima. Sebenarnya, sebelum wacana kompetisi IPL bubar, wakil Ketua PSSI La Nyalla Mattalitti sempat mengatakan Persebaya IPL tetap tidak akan mendapatkan jatah tiket unifikasi liga musim depan meski berada di jajaran posisi empat besar. Sebab, dalam rapat Exco sudah diputuskan Persebaya IPL merupakan tim ilegal. "Keputusan Exco tidak berubah, yang diambil klub yang posisinya berada di bawahnya," ucap Nyalla.
Namun Cholid punya keyakinan lain. Jika Persebaya berada di posisi empat besar dalam kelasemen akhir kompetisi IPL nanti, akan bisa tampil di unifikasi liga musim depan. Sebab, gugatan Persebaya terhadap keputusan Exco sedang dalam proses Court of Arbitration for Sport (CAS). "Kami yakin CAS akan membatalkan keputusan Exco, karena Persebaya ini yang sah dan semua tahu itu," tandasnya.
Badai Datang dan Pergi
Mei
Pemain Persebaya mengatakan membubarkan diri,
April
- I Gede Widiade mundur dari jabatan CEO Persebaya
- Erol Iba, Dedi Iman dan Harry Parestya mundur. Erol ke Persegres, Dedi Iman pindah Barito
- Danny Saputra, Bima Ragil, Vava Farista hengkang ke Mojokerto Putra mengikuti Gede.
Juni
- Persebaya dinyatakan kalah WO dari Semen Padang setelah tidak hadir di lapangan.
- Persebaya taken kontrak hak siar dengan stasiun televisi.
Juli
- Ibnu Grahan mundur setelah tidak bisa menggelar latihan.
- Manajemen menunjuk pelatih baru Fabio Oliviera dan Musryid Effendi
Lantas, apa yang dikejar? Sudah tak terhitung lagi masalah yang menghantam Persebaya dalam mengarungi kompetisi Indonesian Premier League (IPL) musim ini. Krisis finansial hingga konflik di internal pengurus nyaris membuat tim kebanggan warga Surabaya itu bubar. Namun, kenyataannya, hingga saat ini Persebaya tetap ada. Bahkan berbenah jelang putaran kedua.
Akhir Mei lalu, pemain Persebaya IPL mengatakan bubar setelah tidak ada kejelasan pembayaran gaji. Namun akhirnya pemain berkumpul kembali setelah Cholid Ghormah yang saat itu menjabat Derektur Utama PT Persebaya Indonesia turun tangan. Meski beberapa pemain pilar, seperti kapten Erol Iba, Harry Saputra dan kiper Dedi Iman akhirnya memilih hengkang. Erol berlabuh ke Persegres dan Dedi Iman memilih menyebrang ke Barito Putra.
Tidak berselang lama, Persebaya kembali goyah setelah CEO Persebaya Gede Widiade mengundurkan diri. Jejak Gede diikuti sejumlah pemain muda, seperti Dany Saputra, Bima Ragil dan kiper Vava Farista yang memilih bergabung ke klub Divisi Utama Mojokerto Putra. Ditinggal enam pemain tidak membuat Persebaya goyah.
Sambil tertatih-tatih, termasuk tidak bisa berangkat ke Padang dalam laga melawan tuan rumah Semen Padang karena krisis keuangan, Persebaya yang diambil alih Cholid Ghromah perlahan menata skuadnya. Termasuk menambah tiga pemain baru. Salah satunya pemain asing asal Korea Selatan Han Ji Su. Angin segar berhembus setelah manajemen melakukan taken kontrak hak siar dengan salah satu stasiun televisi.
Tapi angin segar hanya sesaat, badai kembali datang. Kali ini giliran pelatih Ibnu Grahan mengundurkan diri setelah beberapa hari memimpin latihan di bulan puasa. Mundurnya Ibnu dikabarkan terlibat konflik dengan Cholid Ghoromah. Sebab, Ibnu dikenal masih dekat dengan Gede Widiade meski sudah mengundurkan diri.
Mundurnya Ibnu hanya membuat limbung Persebaya sesaat. Sebab, manajemen langsung menunjuk pelatih baru Fabio Olivera dan Mursyid Effendi sebagai asisten pelatih. Hadirnya duet pelatih baru ini sempat membuat tim Persebaya bergairah. Apalagi, manajemen sudah mendaftarkan empat pemain di PT LPIS, salah satunya striker Musafri.
Tapi sekali lagi, bayangan perjuangan manajemen Persebaya akan sia-sia menghantui kembali. Kali ini enam klub peserta kompetisi IPL menuntut kompetisi dibuburkan karena sebagian besar klub mengalami krisis keuangan. Upaya Persebaya terus eksis, dipastikan punah jika memang putaran kedua IPL ditiadakan.
Namun CEO Persebaya Cholid Ghormah bergeming. Sebab, pria yang masih bertahan sebagai Ketua Pengcab PSSI Surabaya itu yakin kompetisi IPL tidak akan bubar karena sudah ada dalam amanat Kongres PSSI, "IPL adalah kompetisi resmi PSSI, ini hanya skenario mafia sepakbola untuk menghentikan Persebaya. Mereka yang meminta kompetisi bubar, posisinya sudah aman, " ucap Cholid.
Klub yang meminta IPL dihentikan memang tim penghuni empat besar dalam kelasmen sementara IPL. Seperti Semen Padang, Perseba Bantul dan Perseman Manokwari. Artinya, jika kompetisi IPL tidak dilanjutkan maka bisa jadi posisi terakhir dalam kelasemen IPL akan jadi acuan PSSI dalam unifikasi liga musim depan. Seperti diketahui, musim depan PSSI mengabungkan kompetisi IPL dan ISL. Dari IPL akan diambil empat posisi teratas.
Sementara saat ini, Persebaya berada di posisi kelima. Sebenarnya, sebelum wacana kompetisi IPL bubar, wakil Ketua PSSI La Nyalla Mattalitti sempat mengatakan Persebaya IPL tetap tidak akan mendapatkan jatah tiket unifikasi liga musim depan meski berada di jajaran posisi empat besar. Sebab, dalam rapat Exco sudah diputuskan Persebaya IPL merupakan tim ilegal. "Keputusan Exco tidak berubah, yang diambil klub yang posisinya berada di bawahnya," ucap Nyalla.
Namun Cholid punya keyakinan lain. Jika Persebaya berada di posisi empat besar dalam kelasemen akhir kompetisi IPL nanti, akan bisa tampil di unifikasi liga musim depan. Sebab, gugatan Persebaya terhadap keputusan Exco sedang dalam proses Court of Arbitration for Sport (CAS). "Kami yakin CAS akan membatalkan keputusan Exco, karena Persebaya ini yang sah dan semua tahu itu," tandasnya.
Badai Datang dan Pergi
Mei
Pemain Persebaya mengatakan membubarkan diri,
April
- I Gede Widiade mundur dari jabatan CEO Persebaya
- Erol Iba, Dedi Iman dan Harry Parestya mundur. Erol ke Persegres, Dedi Iman pindah Barito
- Danny Saputra, Bima Ragil, Vava Farista hengkang ke Mojokerto Putra mengikuti Gede.
Juni
- Persebaya dinyatakan kalah WO dari Semen Padang setelah tidak hadir di lapangan.
- Persebaya taken kontrak hak siar dengan stasiun televisi.
Juli
- Ibnu Grahan mundur setelah tidak bisa menggelar latihan.
- Manajemen menunjuk pelatih baru Fabio Oliviera dan Musryid Effendi
(aww)