Klub IPL Jatim tetap jadi pesakitan
A
A
A
Sindonews.com - Klub-klub Indonesian Premier League (IPL) Jawa Timur bakal tetap menjadi pesakitan di putaran dua mendatang. Kecuali Persebaya Surabaya yang masih memiliki kekuatan memadai, tiga klub lainnya diprediksi tidak kompetitif.
Persema Malang, Arema IPL, dan Persibo Bojonegoro menghadapi problem yang nyaris sama, yakni finansial. Itu membuat niatan untuk bangkit di putaran dua IPL masih semu, karena buktinya tidak ada penambahan pemain secara signifikan yang menjadi syarat utama klub-klub tersebut.
Tiga klub tersebut baru memulai latihan pada awal September karena langkah efisiensi klub selama jeda kompetisi. Juga, tidak ada perubahan materi pemain secara signifikan, kecuali Persibo yang merekrut banyak pemain lokal untuk melengkapi tim yang karut marut.
Arema IPL yang telah mendatangkan striker Gerry Setya dan bek Putra Habibie, tidak mampu lagi menambah pemain karena menipisnya keuangan. “Kami tidak memiliki cukup dana untuk menambah pemain lagi. Terpaksa kami memaksimalkan skuad yang ada sekarang,” jelas Harrys Fambudi, Manajer Arema IPL.
Semula pihaknya ingin menambah sejumlah pemain anyar untuk melangkapi tim arahan Abdulrahman Gurning. Namun setelah melakukan kalkulasi, ternyata kemampuan finansial untuk mengontrak pemain sangat terbatas dan niat tersebut diurungkan.
Tak berbeda dengan saudara mudanya, Persema Malang juga dipastikan bakal memakai kekuatan yang sama di awal putaran dua nanti. Dengan alasan belum menemukan pemain yang cocok, baik dari aspek teknis maupun finansial, Persema sementara tiarap.
CEO Persema Dito Arief mengatakan, Persema idealnya mendapatkan tambahan pemain untuk memperbaiki prestasi di putaran pertama yang kurang memuaskan. Sayang upaya tersebut terbentur dengan tidak adanya pemain dengan kualitas dan harga yang diinginkan Persema.
“Tentunya banyak faktor untuk mengontrak pemain. Harga kontrak juga harus dipertimbangkan dengan kualitasnya. Jujur saja Persema tidak bisa mengontrak pemain dengan harga terlampau mahal. Sedangkan untuk mencari pemain murah dan berkualitas tidak mudah,” jelasnya.
Pengamat sepakbola memprediksi ketiga klub IPL tersebut tidak bisa kompetitif dan malah berpotensi lebih buruk di putaran kedua. Kondisi finansial yang terus memburuk, bakal lebih parah karena ditambah dengan kondisi mental pemain yang sudah terlanjur rusak.
''Bayangkan di putaran pertama saja sudah amburadul. Apalagi di putaran dua, ketika klub gagal memperbaiki aspek finansial. Mental hancur ditambah gaji sering telat, pastinya akan membuat situasi lebih buruk. Sama sekali tidak ada motivator bagi pemain untuk bangkit,” ujar Suyitno, pengamat sepak bola Jawa Timur.
Tanpa adanya rangsangan yang memadai untuk bangkit, dia yakin penampilan tim-tim IPL bakal begitu-begitu saja. Ditambah lagi. ''Tidak adanya harapan bermain di kompetisi profesional musim depan. Itu sangat berat dan permasalahan klub-klub IPL sangat kompleks,” imbuhnya.
Persema Malang, Arema IPL, dan Persibo Bojonegoro menghadapi problem yang nyaris sama, yakni finansial. Itu membuat niatan untuk bangkit di putaran dua IPL masih semu, karena buktinya tidak ada penambahan pemain secara signifikan yang menjadi syarat utama klub-klub tersebut.
Tiga klub tersebut baru memulai latihan pada awal September karena langkah efisiensi klub selama jeda kompetisi. Juga, tidak ada perubahan materi pemain secara signifikan, kecuali Persibo yang merekrut banyak pemain lokal untuk melengkapi tim yang karut marut.
Arema IPL yang telah mendatangkan striker Gerry Setya dan bek Putra Habibie, tidak mampu lagi menambah pemain karena menipisnya keuangan. “Kami tidak memiliki cukup dana untuk menambah pemain lagi. Terpaksa kami memaksimalkan skuad yang ada sekarang,” jelas Harrys Fambudi, Manajer Arema IPL.
Semula pihaknya ingin menambah sejumlah pemain anyar untuk melangkapi tim arahan Abdulrahman Gurning. Namun setelah melakukan kalkulasi, ternyata kemampuan finansial untuk mengontrak pemain sangat terbatas dan niat tersebut diurungkan.
Tak berbeda dengan saudara mudanya, Persema Malang juga dipastikan bakal memakai kekuatan yang sama di awal putaran dua nanti. Dengan alasan belum menemukan pemain yang cocok, baik dari aspek teknis maupun finansial, Persema sementara tiarap.
CEO Persema Dito Arief mengatakan, Persema idealnya mendapatkan tambahan pemain untuk memperbaiki prestasi di putaran pertama yang kurang memuaskan. Sayang upaya tersebut terbentur dengan tidak adanya pemain dengan kualitas dan harga yang diinginkan Persema.
“Tentunya banyak faktor untuk mengontrak pemain. Harga kontrak juga harus dipertimbangkan dengan kualitasnya. Jujur saja Persema tidak bisa mengontrak pemain dengan harga terlampau mahal. Sedangkan untuk mencari pemain murah dan berkualitas tidak mudah,” jelasnya.
Pengamat sepakbola memprediksi ketiga klub IPL tersebut tidak bisa kompetitif dan malah berpotensi lebih buruk di putaran kedua. Kondisi finansial yang terus memburuk, bakal lebih parah karena ditambah dengan kondisi mental pemain yang sudah terlanjur rusak.
''Bayangkan di putaran pertama saja sudah amburadul. Apalagi di putaran dua, ketika klub gagal memperbaiki aspek finansial. Mental hancur ditambah gaji sering telat, pastinya akan membuat situasi lebih buruk. Sama sekali tidak ada motivator bagi pemain untuk bangkit,” ujar Suyitno, pengamat sepak bola Jawa Timur.
Tanpa adanya rangsangan yang memadai untuk bangkit, dia yakin penampilan tim-tim IPL bakal begitu-begitu saja. Ditambah lagi. ''Tidak adanya harapan bermain di kompetisi profesional musim depan. Itu sangat berat dan permasalahan klub-klub IPL sangat kompleks,” imbuhnya.
(aww)