Pemain ngotot gaji penuh, Persis terancam WO
A
A
A
Sindonews.com - Manajemen Persis Solo versi LPIS duduk bersama dengan perwakilan pemain membahas pembayaran keterlambatan gaji. Sayangnya, dalam rapat yang juga dihadiri perwakilan suporter Persis Solo (Pasoepati) tersebut, belum menemukan kesepakatan.
Manajer Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi mengatakan, pembahasan gaji pemain yang tertunggak merupakan niat baik dari manajemen untuk tetap melanjutkan kompetisi Divisi Utama LPIS. "Kami sudah menawarkan memberikan gaji kepada pemain, agar pemain bersedia bertanding. Apalagi jadwal terdekat melawan Persibangga Purbalingga tinggal hitungan hari," katanya.
Dia mengakui, tawaran dari manajemen ditolak pemain. Manajemen menawarkan membayar gaji sebesar 25% sebelum laga melawan Persibangga di Stadion Manahan Solo. Setelah laga, hasil penjualan tiket langsung dibayarkan kekurangannya sebesar 75%. "Kami menawarkan 25% dulu,
setelah tanding melawan Persibangga baru kita lunasi kekurangannya,"ujarnya.
Namun, tawaran manajemen belum memuaskan pemain. Akhirnya, sampai rapat selesai kedua belah pihak belum menemukan kesepatan. "Pemain tetap ngotot ingin mendapatkan gaji satu bulan penuh. Permintaan itu sulit dipenuhi mengingat kondisi finansial tim sedang terpuruk,"ungkapnya.
Meski rapat pertama masih mentok, pengusaha jasa transportasi ini tetap optimistis antara manajemen dan pemain bisa menemukan kesepakatan dalam rapat koordinasi berikutnya. Saat ini,
masih melakukan pembahasan internal seputar pembayaran gaji.
"Manajemen sedang merapatkan barisan. Kita akan bertemu lagi dengan pemain. Kami optimistis akan menemukan win-win solution sebelum bertanding melawan Persibangga," jelasnya.
Perwakilan pemain Ferry Anto mengatakan, keinginan pemain sudah bulat menyikapi keterlambatan gaji. Dia menegaskan, sebelum menerima gaji satu bulan penuh, armada Laskar Sambernyawa tidak bersedia bertanding melawan Persibangga. "Manajer memberi solusi membayar 25% gaji dulu
sebelum tanding. Pemain tidak menerima solusi tersebut," ungkapnya.
Striker kelahiran Sukoharjo 12 Februari 1985 ini menegaskan, pemain tetap bersikukuh meminta gaji satu bulan penuh sebelum laga. Ini sebagai syarat bagi pemain bersedia tampil melawan Persibangga. "Jika tidak (dibayar 100% sebelum laga), pemain tetap pada keputusan awal, yakni sepakat tidak akan bertanding," tegasnya.
Jika pemain dan manajemen tetap berpegang teguh pada pendiriannya masing-masing jelas menjadi kerugian besar bagi Persis Solo. Pasalnya, ancaman kalah WO dari Persibangga Purbalingga pun di depan mata mengingat laga tinggal dua hari lagi, Minggu (1/9). Artinya, rekor 100% menang di kandang sendiri sepanjang musim ini terpaksa harus ternoda dengan kekalahan tidak terhormat.
Manajer Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi mengatakan, pembahasan gaji pemain yang tertunggak merupakan niat baik dari manajemen untuk tetap melanjutkan kompetisi Divisi Utama LPIS. "Kami sudah menawarkan memberikan gaji kepada pemain, agar pemain bersedia bertanding. Apalagi jadwal terdekat melawan Persibangga Purbalingga tinggal hitungan hari," katanya.
Dia mengakui, tawaran dari manajemen ditolak pemain. Manajemen menawarkan membayar gaji sebesar 25% sebelum laga melawan Persibangga di Stadion Manahan Solo. Setelah laga, hasil penjualan tiket langsung dibayarkan kekurangannya sebesar 75%. "Kami menawarkan 25% dulu,
setelah tanding melawan Persibangga baru kita lunasi kekurangannya,"ujarnya.
Namun, tawaran manajemen belum memuaskan pemain. Akhirnya, sampai rapat selesai kedua belah pihak belum menemukan kesepatan. "Pemain tetap ngotot ingin mendapatkan gaji satu bulan penuh. Permintaan itu sulit dipenuhi mengingat kondisi finansial tim sedang terpuruk,"ungkapnya.
Meski rapat pertama masih mentok, pengusaha jasa transportasi ini tetap optimistis antara manajemen dan pemain bisa menemukan kesepakatan dalam rapat koordinasi berikutnya. Saat ini,
masih melakukan pembahasan internal seputar pembayaran gaji.
"Manajemen sedang merapatkan barisan. Kita akan bertemu lagi dengan pemain. Kami optimistis akan menemukan win-win solution sebelum bertanding melawan Persibangga," jelasnya.
Perwakilan pemain Ferry Anto mengatakan, keinginan pemain sudah bulat menyikapi keterlambatan gaji. Dia menegaskan, sebelum menerima gaji satu bulan penuh, armada Laskar Sambernyawa tidak bersedia bertanding melawan Persibangga. "Manajer memberi solusi membayar 25% gaji dulu
sebelum tanding. Pemain tidak menerima solusi tersebut," ungkapnya.
Striker kelahiran Sukoharjo 12 Februari 1985 ini menegaskan, pemain tetap bersikukuh meminta gaji satu bulan penuh sebelum laga. Ini sebagai syarat bagi pemain bersedia tampil melawan Persibangga. "Jika tidak (dibayar 100% sebelum laga), pemain tetap pada keputusan awal, yakni sepakat tidak akan bertanding," tegasnya.
Jika pemain dan manajemen tetap berpegang teguh pada pendiriannya masing-masing jelas menjadi kerugian besar bagi Persis Solo. Pasalnya, ancaman kalah WO dari Persibangga Purbalingga pun di depan mata mengingat laga tinggal dua hari lagi, Minggu (1/9). Artinya, rekor 100% menang di kandang sendiri sepanjang musim ini terpaksa harus ternoda dengan kekalahan tidak terhormat.
(aww)