PSBS Biak tekuk PSIS
A
A
A
Sindonews.com - PSIS Semarang, gagal memecahkan rekor tak pernah menang selama babak 12 besar Divisi Utama Liga Indonesia, setelah ditumbangkan tamunya PSBS Biak dengan skor telak 3-1, pada partai terakhir babak 12 besar Grup B di Stadion Jatidiri, Semarang Jum'at (30/8).
Gol Kemenangan PSBS Biak, diciptakan masing-masing oleh, Alexander Yarangga menit 29, George Mark Davis (83) dan Ronald Taumahu (85),sementara gol PSIS diciptakan oleh kapten tim Ronald Fagundez pada menit ke 76.
Hasil pertandingan ini membuat PSIS bertahan di dasar klasmen akhir dengan poin dua, dan PSBS Biak naik ke peringkat dua dengan 10 poin, namun hasil ini tidak ada pengaruhnya bagi kedua tim, karena keduanya sama-sama tidak akan lolos ke Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Kagagalan PSIS mendapatkan poin penuh pada laga terakhir ini membuat sebagian supporter emosi. Sejumlah supporter yang berada di tribun utara melempari lapangan dengan batu, seukuran kepalan tangan, beruntung tidak mengenai para pemain. Akibat kejadian itu, wasit akhirnya menghentikan pertandingan tepat pada menit ke 90, padahal pertandingan masih menyisakan tiga menit waktu tambahan.
General Manajer (GM) PSIS Semarang Ferdinad Hindiarto, mengaku kecewa dengan hasil kekalahan yang diterima timnya. Dia menyatakan, minta maaf kepada seluruh pendukung PSIS, karena telah gagal memberikan kemenangan pada partai terakhir.
Lebih-lebih karena manajemen telah gagal mengantarkan PSIS Semarang ke ISL musim depan."Jelas kecewa, karena kita telah gagal untuk bisa mempersembahkan kemenangan pada pertai terakhir ini," katanya.
Ferdinand menyatakan, setelah pertandingan melawan PSBS Biak, tim langsung dibubarkan. Seluruh pemain langsung diberikan surat berakhirnya kontrak, termasuk gaji terakhir mereka bulan Agustus ini. "Malam ini pemain langsung kita bubarkan, seluruh hak pemain akan langsung kita berikan dan pemain bisa langsung pulang ke rumah masing-masing," tandasnya.
Setelah semua urusan dengan pemain diselesaikan, Ferdinand juga tidak ingin berlama-lama. Dia bersama manajemen yang lain, bakal langsung menyusun laporan pertanggung jawaban (LPJ) untuk diserahkan kepada pengurus harian PSIS dan Walikota Semarang.
Dia mentargetkan, dalam waktu satu pekan setelah pertandingan melawan Biak, LPJ sudah diselesaikan."Malam ini juga LPJ akan saya susun, dan akan segera kami serakan ke pengurus, supaya pengurus bisa langsung menentukan langkah selanjutnya," katanya.
Disinggung terkait masa depannya bersama PSIS, pria yang akrab disapa Ferdi ini menegaskan musim depan tidak akan kembali menangani PSIS meskipun diminta oleh Pengurus PSIS.
Bukan karena dirinya kapok menangani tim sepakbola, tetapi Dirinya merasa telah gagal membawa PSIS Semarang ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia dan perlu istropeksi diri."Ini sebuah kegagalan dan saya tau diri, masih banyak tokoh lain yang lebih baik. Misalnya ditunjuk lagi, saya harus obyektif, artinya saya harus sadar diri karena telah gagal," ucapnya.
Pada pertandingan kontra PSBS Biak, sebenarnya PSIS mampu menguasai jalannya pertandingan sepanjang 90 menit waktu normal, bahkan bola lebih banyak berada di kaki Ronald Fagundez dkk. Serangan yang dilakukan pun bervariasi, sehingga banyak menciptakan peluang gol.
Tercatat setidaknya 10 peluang berhasil diciptakan punggawa Mahesa Jenar –Julukan PSIS- namun sayang, peluang terbuang percuma. Salah satu peluang matang dicipatakan oleh Addison Alves pada menit 14. Berhasil melewati dua pemain belakang lawan, Alves yang tinggal berhadapan dengan kiper gagal menyarangkan bola setelah tendangannya berhasil diblok.
Sebaliknya, Meski secara penguasaan bola PSBS Biak kalah, namun Alexander Yarangga dkk mampu memanfaatkan setiap peluang menjadi gol. “Saya puas dengan kerja keras pemain. Para pemain mampu bermain lepas untuk keluar dari tekanan yang diberikan oleh pemain-pemain PSIS,” kata pelatih PSBS Biak M.Jaelani Putra.
Gol Kemenangan PSBS Biak, diciptakan masing-masing oleh, Alexander Yarangga menit 29, George Mark Davis (83) dan Ronald Taumahu (85),sementara gol PSIS diciptakan oleh kapten tim Ronald Fagundez pada menit ke 76.
Hasil pertandingan ini membuat PSIS bertahan di dasar klasmen akhir dengan poin dua, dan PSBS Biak naik ke peringkat dua dengan 10 poin, namun hasil ini tidak ada pengaruhnya bagi kedua tim, karena keduanya sama-sama tidak akan lolos ke Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Kagagalan PSIS mendapatkan poin penuh pada laga terakhir ini membuat sebagian supporter emosi. Sejumlah supporter yang berada di tribun utara melempari lapangan dengan batu, seukuran kepalan tangan, beruntung tidak mengenai para pemain. Akibat kejadian itu, wasit akhirnya menghentikan pertandingan tepat pada menit ke 90, padahal pertandingan masih menyisakan tiga menit waktu tambahan.
General Manajer (GM) PSIS Semarang Ferdinad Hindiarto, mengaku kecewa dengan hasil kekalahan yang diterima timnya. Dia menyatakan, minta maaf kepada seluruh pendukung PSIS, karena telah gagal memberikan kemenangan pada partai terakhir.
Lebih-lebih karena manajemen telah gagal mengantarkan PSIS Semarang ke ISL musim depan."Jelas kecewa, karena kita telah gagal untuk bisa mempersembahkan kemenangan pada pertai terakhir ini," katanya.
Ferdinand menyatakan, setelah pertandingan melawan PSBS Biak, tim langsung dibubarkan. Seluruh pemain langsung diberikan surat berakhirnya kontrak, termasuk gaji terakhir mereka bulan Agustus ini. "Malam ini pemain langsung kita bubarkan, seluruh hak pemain akan langsung kita berikan dan pemain bisa langsung pulang ke rumah masing-masing," tandasnya.
Setelah semua urusan dengan pemain diselesaikan, Ferdinand juga tidak ingin berlama-lama. Dia bersama manajemen yang lain, bakal langsung menyusun laporan pertanggung jawaban (LPJ) untuk diserahkan kepada pengurus harian PSIS dan Walikota Semarang.
Dia mentargetkan, dalam waktu satu pekan setelah pertandingan melawan Biak, LPJ sudah diselesaikan."Malam ini juga LPJ akan saya susun, dan akan segera kami serakan ke pengurus, supaya pengurus bisa langsung menentukan langkah selanjutnya," katanya.
Disinggung terkait masa depannya bersama PSIS, pria yang akrab disapa Ferdi ini menegaskan musim depan tidak akan kembali menangani PSIS meskipun diminta oleh Pengurus PSIS.
Bukan karena dirinya kapok menangani tim sepakbola, tetapi Dirinya merasa telah gagal membawa PSIS Semarang ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia dan perlu istropeksi diri."Ini sebuah kegagalan dan saya tau diri, masih banyak tokoh lain yang lebih baik. Misalnya ditunjuk lagi, saya harus obyektif, artinya saya harus sadar diri karena telah gagal," ucapnya.
Pada pertandingan kontra PSBS Biak, sebenarnya PSIS mampu menguasai jalannya pertandingan sepanjang 90 menit waktu normal, bahkan bola lebih banyak berada di kaki Ronald Fagundez dkk. Serangan yang dilakukan pun bervariasi, sehingga banyak menciptakan peluang gol.
Tercatat setidaknya 10 peluang berhasil diciptakan punggawa Mahesa Jenar –Julukan PSIS- namun sayang, peluang terbuang percuma. Salah satu peluang matang dicipatakan oleh Addison Alves pada menit 14. Berhasil melewati dua pemain belakang lawan, Alves yang tinggal berhadapan dengan kiper gagal menyarangkan bola setelah tendangannya berhasil diblok.
Sebaliknya, Meski secara penguasaan bola PSBS Biak kalah, namun Alexander Yarangga dkk mampu memanfaatkan setiap peluang menjadi gol. “Saya puas dengan kerja keras pemain. Para pemain mampu bermain lepas untuk keluar dari tekanan yang diberikan oleh pemain-pemain PSIS,” kata pelatih PSBS Biak M.Jaelani Putra.
(wbs)