Bromo Marathon bangkitkan gairah wisata pegunungan
A
A
A
Sindonews.com - Geliat pariwisata di Kabupaten Pasuruan kian mengembang seiring pagelaran internasional Bromo Marathon. Sebanyak 967 pelari dari 25 negara turut ambil bagian dalam even charity untuk pengembangan pendidikan anak suku Tengger, Tosari.
Bromo Marathon yang pertama kali digelar ini cukup menarik wisatawan mancanegara. Even yang masuk dalam kategori olahraga menantang versi CNN Travel tidak saja menyuguhkan medan yang berat, tetapi juga pemandangan alam yang eksotik.
Salah seorang pelari, Jhon Altrick, 38, mengungkapkan, track pegunungan yang naik turun, menjadi pengalaman yang tersendiri mengasyikkan. Track pegunungan inilah yang salah alasan bagi pelari yang sekaligus wisatawan manca negara untuk berbondong-bondong datang ke Tosari.
Menurut asal Amerika Serikat ini, Bromo Marathon ini tidak hanya menyuguhkan olahraga yang menantang, sekaligus memberikan hiburan bagi pelari dan keluarganya yang turut serta. Ia mengaku mengetahui even ini dari informasi media jejaring sosial, dua sebulan lalu. Kesempatan itu sekaligus dipergunakan untuk berlibur bersama keluarganya.
"Saya senang bisa berada disini. Saya tahu, Gunung Bromo adalah salah satu gunung terindah di dunia. Saya ingin melihat langsung the real Sunrise of Bromo Mountain," kata Jhon Altrick.
Sementara itu, Dedy Kurniawan, Ketua Panitia lokal Bromo Marathon mengatakan, pemenang lomba lari ini sama sekali tidak mendapatkan penghargaan berupa uang tunai. Karena seluruh hadiah akan didonasikan untuk pembangunan perpustakaan dan taman baca di Kecamatan Tosari.
"Semua hadiah pemenang berupa produk dari para sponsor. Ini murni charity event yang akan disumbangkan demi kemajuan dunia pendidikan di Kecamatan Tosari. Kami ingin sekali ada perpustakaan di Tosari, karena itu adalah impian masyarakat sejak lama," tandas Dedy.
Bromo Marathon yang pertama kali digelar ini cukup menarik wisatawan mancanegara. Even yang masuk dalam kategori olahraga menantang versi CNN Travel tidak saja menyuguhkan medan yang berat, tetapi juga pemandangan alam yang eksotik.
Salah seorang pelari, Jhon Altrick, 38, mengungkapkan, track pegunungan yang naik turun, menjadi pengalaman yang tersendiri mengasyikkan. Track pegunungan inilah yang salah alasan bagi pelari yang sekaligus wisatawan manca negara untuk berbondong-bondong datang ke Tosari.
Menurut asal Amerika Serikat ini, Bromo Marathon ini tidak hanya menyuguhkan olahraga yang menantang, sekaligus memberikan hiburan bagi pelari dan keluarganya yang turut serta. Ia mengaku mengetahui even ini dari informasi media jejaring sosial, dua sebulan lalu. Kesempatan itu sekaligus dipergunakan untuk berlibur bersama keluarganya.
"Saya senang bisa berada disini. Saya tahu, Gunung Bromo adalah salah satu gunung terindah di dunia. Saya ingin melihat langsung the real Sunrise of Bromo Mountain," kata Jhon Altrick.
Sementara itu, Dedy Kurniawan, Ketua Panitia lokal Bromo Marathon mengatakan, pemenang lomba lari ini sama sekali tidak mendapatkan penghargaan berupa uang tunai. Karena seluruh hadiah akan didonasikan untuk pembangunan perpustakaan dan taman baca di Kecamatan Tosari.
"Semua hadiah pemenang berupa produk dari para sponsor. Ini murni charity event yang akan disumbangkan demi kemajuan dunia pendidikan di Kecamatan Tosari. Kami ingin sekali ada perpustakaan di Tosari, karena itu adalah impian masyarakat sejak lama," tandas Dedy.
(wbs)