Lima syarat calon ketum PSMS
A
A
A
Sindonews.com - Tenggat waktu akhir Desember untuk penetapan kepengurusan PSMS Medan baru yang disampaikan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin membuat panitia bergerak cepat. Direncanakan, Rapat Umum Anggota Luar Biasa (RALB) PSMS akan digelar Oktober mendatang.
Organizing Committee (OC), Steering Committee (SC), dan tim penjaringan bakal calon ketua umum mulai melakukan tugasnya. Kamis (5/9), rapat pembahasan digelar di Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Medan.
Tim Penjaringan yang diketuai Azzam Nasution kali ini mengusung semangat berbeda dengan memperketat seleksi bakal calon ketua umum (Ketum) PSMS Medan. Jika ingin maju sebagai ketua umum PSMS Medan, harus menyanggupi lima kriteria.
''Pertama, minimal dia punya komitmen kuat membangun PSMS. Selanjutnya, dia mempunyai pengalaman mengelola klub sepak bola. Ketiga dia mempunyai akses luas menjaring sponsor, mempunyai koneksivitas dengan pemerintah maupun organisasi olahraga lain, serta mempunyai aspek finansial baik,” ujar Azzam ditemui di kantor KONI Medan.
Kegagalan Ketua Umum PSMS Medan sebelumnya, baik Indra Sakti (PSMS LI) maupun Benny Sihotang (PSMS LPIS) dalam menjalankan fungsinya menjalankan roda kepengurusan klub secara benar menurut Azzam menjadi dasar pihaknya memperketat syarat bagi orang nomor satu di klub berjuluk Ayam Kinantan nantinya. Namun tidak itu saja, ketua umum juga harus punya kecakapan lain yang tak kalah penting.
''Menyampaikan visi misi dalam artian mengembalikan PSMS ke level satu, berkomitmen untuk perbaikan infrastruktur ,baik dalam latihan dan pertandingan, berkoordinasi aktif dengan internal pengurus, karena tidak bisa berdiri sendiri. Dia juga harus berkerja secara sistematik,” ungkapnya.
Lantas, apakah syarat itu cukup bagi calon ketum? Apa lagi, hal yang sama juga telah menjadi persyaratan namun pada kenyataannya, Ketum PSMS sebelumnya tidak memberikan perubahan yang berarti, malah membuat klub semakin terpuruk.
''Mereka memang tidak kuat membangun komitmen, juga tidak kuat secara finansial. Memang, dualisme di PSMS berpengaruh pada kebersediaan sponsor, tetapi yang jauh lebih mendasar, mereka juga tidak membangun komitmen yang konkret,” paparnya.
Di sisi lain, terpilihnya Idris sebagai ketua OC menuai berbagai kritik. Dianggap sebagai pihak yang bertanggungjawab membuat PSMS akhirnya terdegradasi dan penunggakan gaji pemain, pria yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Umum PSMS Medan itu malah seperti mendapat dukungan klub-klub anggota PSMS Medan.
''Ya, dia juga ditunjuk lantaran secara sekonomi enggak ada yang berani maju. Lagipula dia sebagai OC yang akhirnya pada RALB klub-klub anggota PSMS lah yang menentukan ketua umum,” beber Kepala Bidang (Kabid) Peningkatan Prestasi Keolahragaan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Medan itu.
Sejauh ini, menurut Azzam belum ada yang berani secara terbuka menyampaikan keinginannya menjadi ketua umum, kendati ada beberapa pihak yang sudah menyatakan keinginannya secara pribadi kepadanya.
Pada perkembangan lain, Ketua Tim Penyatuan PSMS Medan, Julius Raja menegaskan, dukungan klub untuk mencabut mandat duo ketua umum PSMS Medan bertambah. PTPN 1 yang sebelumnya disebut sebagai klub anggota PSMS yang diperkirakan pindah ke Aceh, ternyata bukan yang saat ini ada.
''Terdaftar di PSMS itu PTP Wil (Wilayah I) yang perwakilannya itu PTP N II. Mereka menyatakan akan mendukung rencana RALB, dan kami meminta supaya mereka mengirimkan surat pernyataan dukungan dan mendelegasikan seseorang sebagai wakil,”: sebut pria yang akrab disapa King itu.
Organizing Committee (OC), Steering Committee (SC), dan tim penjaringan bakal calon ketua umum mulai melakukan tugasnya. Kamis (5/9), rapat pembahasan digelar di Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Medan.
Tim Penjaringan yang diketuai Azzam Nasution kali ini mengusung semangat berbeda dengan memperketat seleksi bakal calon ketua umum (Ketum) PSMS Medan. Jika ingin maju sebagai ketua umum PSMS Medan, harus menyanggupi lima kriteria.
''Pertama, minimal dia punya komitmen kuat membangun PSMS. Selanjutnya, dia mempunyai pengalaman mengelola klub sepak bola. Ketiga dia mempunyai akses luas menjaring sponsor, mempunyai koneksivitas dengan pemerintah maupun organisasi olahraga lain, serta mempunyai aspek finansial baik,” ujar Azzam ditemui di kantor KONI Medan.
Kegagalan Ketua Umum PSMS Medan sebelumnya, baik Indra Sakti (PSMS LI) maupun Benny Sihotang (PSMS LPIS) dalam menjalankan fungsinya menjalankan roda kepengurusan klub secara benar menurut Azzam menjadi dasar pihaknya memperketat syarat bagi orang nomor satu di klub berjuluk Ayam Kinantan nantinya. Namun tidak itu saja, ketua umum juga harus punya kecakapan lain yang tak kalah penting.
''Menyampaikan visi misi dalam artian mengembalikan PSMS ke level satu, berkomitmen untuk perbaikan infrastruktur ,baik dalam latihan dan pertandingan, berkoordinasi aktif dengan internal pengurus, karena tidak bisa berdiri sendiri. Dia juga harus berkerja secara sistematik,” ungkapnya.
Lantas, apakah syarat itu cukup bagi calon ketum? Apa lagi, hal yang sama juga telah menjadi persyaratan namun pada kenyataannya, Ketum PSMS sebelumnya tidak memberikan perubahan yang berarti, malah membuat klub semakin terpuruk.
''Mereka memang tidak kuat membangun komitmen, juga tidak kuat secara finansial. Memang, dualisme di PSMS berpengaruh pada kebersediaan sponsor, tetapi yang jauh lebih mendasar, mereka juga tidak membangun komitmen yang konkret,” paparnya.
Di sisi lain, terpilihnya Idris sebagai ketua OC menuai berbagai kritik. Dianggap sebagai pihak yang bertanggungjawab membuat PSMS akhirnya terdegradasi dan penunggakan gaji pemain, pria yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Umum PSMS Medan itu malah seperti mendapat dukungan klub-klub anggota PSMS Medan.
''Ya, dia juga ditunjuk lantaran secara sekonomi enggak ada yang berani maju. Lagipula dia sebagai OC yang akhirnya pada RALB klub-klub anggota PSMS lah yang menentukan ketua umum,” beber Kepala Bidang (Kabid) Peningkatan Prestasi Keolahragaan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Medan itu.
Sejauh ini, menurut Azzam belum ada yang berani secara terbuka menyampaikan keinginannya menjadi ketua umum, kendati ada beberapa pihak yang sudah menyatakan keinginannya secara pribadi kepadanya.
Pada perkembangan lain, Ketua Tim Penyatuan PSMS Medan, Julius Raja menegaskan, dukungan klub untuk mencabut mandat duo ketua umum PSMS Medan bertambah. PTPN 1 yang sebelumnya disebut sebagai klub anggota PSMS yang diperkirakan pindah ke Aceh, ternyata bukan yang saat ini ada.
''Terdaftar di PSMS itu PTP Wil (Wilayah I) yang perwakilannya itu PTP N II. Mereka menyatakan akan mendukung rencana RALB, dan kami meminta supaya mereka mengirimkan surat pernyataan dukungan dan mendelegasikan seseorang sebagai wakil,”: sebut pria yang akrab disapa King itu.
(aww)