Sepak bola Indonesia perlu penanganan serius
A
A
A
Sindonews.com - Laga antara Persis LPIS konra PSS dalam lanjutan Divisi Utama LPIS yang berakhir rusuh 3 hari hari, masih menyisakan polemik. Mantan bos kedua tim, sama-sama mengritik atas digelarnya laga tersebut.
Mantan Manager PSS Sleman Subardi mengatakan, seharusnya laga Persis LPIS kontra PSS tidak perlu digelar mengingat tim asal Kota Solo sudah berstatus sebagai tim yang didiskualifikasi. Dia pun mengritik PT LPIS selaku operator liga yang dianggap terlalu memaksakan diri. "LPIS terlalu memaksakan diri, laga harus digelar. Akibatnya terjadi kerusuhan," katanya, Sabtu (7/9/2013).
Dia mengatakan, jika PT LPIS tunduk kepada keputusan Komdis PSSI yang sudah menjatuhkan sanksi diskualifikasi kepada Persis LPIS, insiden brutal tersebut tidak akan terjadi. "Kalau patuh (terhadap Komdis PSSI) berarti laga tidak digelar, berarti pula tidak ada bentrokan," ujar mantan Exco PSSI ini.
Sedangkan Mantan Ketua Umum Persis Solo FX Hadi Rudyatmo mempertanyakan keputusan sanksi yang dilayangkan kepada tim berjuluk Laskar Sambernyawa. Dia menilai PSSI sebagai institusi yang ikut bertanggung jawab atas insiden yang meluas sampai di Kabupaten Klaten tersebut.
Walikota Solo ini mengatakan, jika Komdis PSSI sudah memberikan diskualifikasi kepada Persis, seharusnya laga tidak digelar. "Ini yang lucu, kalau Persis sudah didiskulifikasi, mengapa (PSSI) masih membiarkan laga digelar. Saya yakin PSSI pasti tahu, kan di dalam pertandingan ada pengawas pertandingan dan PSSI pasti juga ada di stadion kemarin," jelasnya.
Suksesor Jokowi ini menegaskan, kondisi sepak bola di Indonesia terutama yang menyangkut kerusuhan di Stadion Manahan patut menjadi keprihatinan semua pihak. "Intinya adalah managemen sepakbola di negara kita ini perlu penanganan serius," tegasnya.
Manager PSS Supardjiono mengakui, sebenarnya sebelum laga sudah mengetahui Persis LPIS sudah mendapat sanksi diskualifikasi. Pihaknya juga sudah meminta agar laga ditunda, apalagi saat itu PSS baru saja melakoni laga tandang di Kuningan melawan Persires. Namun, Persis LPIS tetap ngotot laga harus digelar sesuai jadwal (4/9).
Adik kandung Subardi ini akhirnya memberangkatkan tim ke Solo meski Persis sudah didiskualifikasi. Saat itu managemen dalam kondisi dilematis. "Kalau tidak berangkat, takutnya kami malah kena diskualifikasi (dari komdis PSSI), karena kami sudah WO sekali saat tidak datang ke Persifa. Karena tim yang dua kali WO, kena diskualifikasi," bebernya.
Mantan Manager PSS Sleman Subardi mengatakan, seharusnya laga Persis LPIS kontra PSS tidak perlu digelar mengingat tim asal Kota Solo sudah berstatus sebagai tim yang didiskualifikasi. Dia pun mengritik PT LPIS selaku operator liga yang dianggap terlalu memaksakan diri. "LPIS terlalu memaksakan diri, laga harus digelar. Akibatnya terjadi kerusuhan," katanya, Sabtu (7/9/2013).
Dia mengatakan, jika PT LPIS tunduk kepada keputusan Komdis PSSI yang sudah menjatuhkan sanksi diskualifikasi kepada Persis LPIS, insiden brutal tersebut tidak akan terjadi. "Kalau patuh (terhadap Komdis PSSI) berarti laga tidak digelar, berarti pula tidak ada bentrokan," ujar mantan Exco PSSI ini.
Sedangkan Mantan Ketua Umum Persis Solo FX Hadi Rudyatmo mempertanyakan keputusan sanksi yang dilayangkan kepada tim berjuluk Laskar Sambernyawa. Dia menilai PSSI sebagai institusi yang ikut bertanggung jawab atas insiden yang meluas sampai di Kabupaten Klaten tersebut.
Walikota Solo ini mengatakan, jika Komdis PSSI sudah memberikan diskualifikasi kepada Persis, seharusnya laga tidak digelar. "Ini yang lucu, kalau Persis sudah didiskulifikasi, mengapa (PSSI) masih membiarkan laga digelar. Saya yakin PSSI pasti tahu, kan di dalam pertandingan ada pengawas pertandingan dan PSSI pasti juga ada di stadion kemarin," jelasnya.
Suksesor Jokowi ini menegaskan, kondisi sepak bola di Indonesia terutama yang menyangkut kerusuhan di Stadion Manahan patut menjadi keprihatinan semua pihak. "Intinya adalah managemen sepakbola di negara kita ini perlu penanganan serius," tegasnya.
Manager PSS Supardjiono mengakui, sebenarnya sebelum laga sudah mengetahui Persis LPIS sudah mendapat sanksi diskualifikasi. Pihaknya juga sudah meminta agar laga ditunda, apalagi saat itu PSS baru saja melakoni laga tandang di Kuningan melawan Persires. Namun, Persis LPIS tetap ngotot laga harus digelar sesuai jadwal (4/9).
Adik kandung Subardi ini akhirnya memberangkatkan tim ke Solo meski Persis sudah didiskualifikasi. Saat itu managemen dalam kondisi dilematis. "Kalau tidak berangkat, takutnya kami malah kena diskualifikasi (dari komdis PSSI), karena kami sudah WO sekali saat tidak datang ke Persifa. Karena tim yang dua kali WO, kena diskualifikasi," bebernya.
(wbs)