Bach anggap pemilihan Presiden IOC seperti final Olimpiade
A
A
A
Sindonews.com - Pemilihan presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) tinggal menghitung jam. Jacques Rogge yang telah menjabat selama 12 tahun akan digantikan oleh salah satu dari keenam calon yang resmi maju dalam pemilihan tersebut.
Dari keenam calon yang sudah masuk dalam daftar pemilihan presiden IOC, nama Thomas Bach disebut-sebut sebagai kandidat terkuat meneruskan program Rogge. Bach, 59 tahun, dianggap banyak kalangan memiliki kredibilitas yang baik dalam membangun konsep di Olimpiade.
Sepak terjang Bach di IOC bisa dikatakan sudah tidak diragukan lagi. Pasalnya, sejak tahun 1991, dia sudah menduduki kepengurusan Konfederasi Olahraga Olimpiade Jerman (DOSB) dan dianggap sebagai panutan dalam menjalani sejumlah program di kejuaraan di Jerman. Dengan segudang pengalamannya itu, akhirnya ia terpilih mendampingi Rogge untuk menjabat sebagai wakil presiden IOC.
Dalam beberapa kesempatan Bach mengatakan, pengalaman panjang dalam membangun olahraga lebih baik menjadikannya sebuah aset besar untuk merebut kursi presiden tersebut. Dengan demikian, ia yakin bisa mendapatkan dukungan pada putaran pertama. Jika wakil Jerman itu terpilih, maka ia akan menjadi presiden kedelapan Eropa yang sukses merebut kursi penting di IOC, kecuali Avery Brundage dari AS yang terpilih pada tahun 1952-1972.
"Setelah pelatihan yang baik dan beberapa peristiwa tes yang baik, saya dapat merasa percaya diri. Tapi pada hari grand final seperti ini keenam kandidat ataui calon presiden IOC akan memulai dari blok awal sama. Itulah perasaan seorang atlet, ini seperti mempersiapkan sebuah final di Olimpiade," ungkap Bach dilansir TheGuardian Sport, Selasa (10/9/2013).
Kendati demikian, belum dapat dapat diprediksi apakah Bach mampu mengalahkan kelima calon lainnya seperti Ng Ser Miang, Denis Oswald, Ching- Kuo Wu, Richard Carrion, dan Sergey Bubka. Pasalnya, pemilihan itu baru akan berlangsung hari ini di Buenos Aires, Argentina.
Dari keenam calon yang sudah masuk dalam daftar pemilihan presiden IOC, nama Thomas Bach disebut-sebut sebagai kandidat terkuat meneruskan program Rogge. Bach, 59 tahun, dianggap banyak kalangan memiliki kredibilitas yang baik dalam membangun konsep di Olimpiade.
Sepak terjang Bach di IOC bisa dikatakan sudah tidak diragukan lagi. Pasalnya, sejak tahun 1991, dia sudah menduduki kepengurusan Konfederasi Olahraga Olimpiade Jerman (DOSB) dan dianggap sebagai panutan dalam menjalani sejumlah program di kejuaraan di Jerman. Dengan segudang pengalamannya itu, akhirnya ia terpilih mendampingi Rogge untuk menjabat sebagai wakil presiden IOC.
Dalam beberapa kesempatan Bach mengatakan, pengalaman panjang dalam membangun olahraga lebih baik menjadikannya sebuah aset besar untuk merebut kursi presiden tersebut. Dengan demikian, ia yakin bisa mendapatkan dukungan pada putaran pertama. Jika wakil Jerman itu terpilih, maka ia akan menjadi presiden kedelapan Eropa yang sukses merebut kursi penting di IOC, kecuali Avery Brundage dari AS yang terpilih pada tahun 1952-1972.
"Setelah pelatihan yang baik dan beberapa peristiwa tes yang baik, saya dapat merasa percaya diri. Tapi pada hari grand final seperti ini keenam kandidat ataui calon presiden IOC akan memulai dari blok awal sama. Itulah perasaan seorang atlet, ini seperti mempersiapkan sebuah final di Olimpiade," ungkap Bach dilansir TheGuardian Sport, Selasa (10/9/2013).
Kendati demikian, belum dapat dapat diprediksi apakah Bach mampu mengalahkan kelima calon lainnya seperti Ng Ser Miang, Denis Oswald, Ching- Kuo Wu, Richard Carrion, dan Sergey Bubka. Pasalnya, pemilihan itu baru akan berlangsung hari ini di Buenos Aires, Argentina.
(dka)