Penunjukan Idris bisa mengulang keterpurukan PSMS
A
A
A
Sindonews.com - Nama Idris sempat tenggelam pasca dua kepengurusan PSMS Medan tidak lagi melibatkannya dalam struktur kepengurusan. Belakangan, nama eks sekretaris umum (Sekum) PSMS itu kembali mencuat setelah menjabat ketua Komite Organisasi (Organizing Committee) untuk menggelar Rapat Anggota Luar Biasa (RALB).
Idris, pria yang dua musim menjabat sebagai sekum PSMS Medan itu masih memiliki utang empat bulan gaji kepada pemain PSMS saat berkompetisi di Indonesian Super League (ISL) 2011, kendati saat ini, PT Liga Indonesia (LI) membayar dengan mencicil ke rekening pemain dan pelatih.
Tidak hanya itu, keterpurukan yang terjadi selama dua tahun terakhir, Idris turun menyumbang andil. Lantas kenapa, dirinya tetap dipilih sebagai orang nomor satu susunan kepanitiaan persiapan RALB?
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Medan, Zulhifzi Lubis meyakini, akan banyak pro-kontra pasca pengangkatan Idris. Namun, menurutnya, pengurus PS Posindo itu menjadi opsi terakhir setelah tidak ada orang yang bersedia mengajukan diri, bahkan saat ditunjuk sebagai ketua OC, 31 Agustus lalu.
''Bermula saat KONI memanggil rapat klub-klub yang telah memberikan tandatangan mencabut mandat dua ketua umum PSMS beda versi dan menanyakan kejelasan soal tanda tangan yang mereka bubuhkan. Setelah itu, mereka menunjuk kami sebagai panitia, dan kami tidak mau, karena kami hanya sebagai yang memediasi,''papar Zulhifzi.
''Saat itu, kami undang Ketua DPRD Medan (Amiruddin), Ketua PSSI (Djohar Arifin) dank am tawarkan kepada peserta, siapa yang jadi panitia. Tapi enggak ada yang mau. Idris yang merupakan perwakilan klub (Posindo) hadir, tapi juga tidak menawarkan diri, Lantaran harus ada ketua panitia, dia pilihan terakhir karena tidak ada yang mau,” Zulhifzi menambahkan.
Bahkan, Zulhifszi sempat menunjuk beberapa orang yang hadir untuk mau jadi ketua OC atau mencalonkan seseorang, tetap respons tidak setuju yang terjadi. ''Idris opsi terakhir karena tidak ada yang mau. Dia juga tidak mengajukan diri, tetapi dia tidak menolak ketika ditunjuk. Dan forum saat itu tidak menolak,” beber pria yag biasa disapa Opunk itu.
Kehadiran Idris sebagai ketua OC berpeluang menjadikannya sebagai salah satu kandidat di kepengurusan PSMS Medan nantinya. Bisa saja, Idris kembali menanamkan “kuku”-nya dan potensi stabilitas PSMS Medan kembali bergoncang.
Namun, Opunk berpandangan lain. Masuk atau tidaknya Idris dalam struktur kepengurusan yang baru murni merupakan wewenang ketua umum terpilih nantinya. Bahkan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ikatan motor Indonesia (IMI) Sumut itu meyakini, Idris tidak lagi akan mau masuk dalam struktur kepengurusan.
''Saya kira dia enggak akan ikut. Dia kan sudah diketahui track record-nya oleh orang. Dia juga tidak akan mungkin jadi ketua atau jabatan penting lainnya,” bebernya.
Mantan pemain PSMS Medan yang juga menjabat sebagai penasehat di kepanitiaan penyusun rencana RALB PSMS, Parlin Siagian mengatakan, ketidakbersediaan orang lain sebagai ketua OC membuatnya akhirnya mendukung Idris.
Apalagi menurutnya, Idris cukup mampu dalam memimpin rapat. Pria yang juga mantan pelatih PSMS Medan itu mengatakan, figur lain seperti Ketua Komite Penyatuan PSMS, Julius Raja juga tidak lagi tepat jika ditunjuk sebagai ketua OC.
''Kalau Julius Raja saja, orang muak. Waktu itu, aku sadar pasti banyak yang komplain (mengeluh). Tetapi di antara yang ada, siapa yang ada bobotnya selain Idris. Apalagi mereka itu bisa?” beber Parlin.
Menurut Parlin, sebagai pengurus klub anggota PSMS, Idris berhak ditunjuk. ''Tidak ada yang memprotes waktu dia ditunjuk. Kalau memang ada masyarakat yang protes itu biasa saya rasa. Apa lagi Djohar (Ketua PSSI) yang ikur juga bilang, jangan mengingat masa lalu,” pungkas Parlin.
Keterlibatan Idris di kepengurusan PSMS mendatang memang merupakan wewenang ketum terpilih. Tetapi apakah ketum nantinya akan melibatkan Idris dalam kepengurusan atau tidak, layak ditunggu.
Idris, pria yang dua musim menjabat sebagai sekum PSMS Medan itu masih memiliki utang empat bulan gaji kepada pemain PSMS saat berkompetisi di Indonesian Super League (ISL) 2011, kendati saat ini, PT Liga Indonesia (LI) membayar dengan mencicil ke rekening pemain dan pelatih.
Tidak hanya itu, keterpurukan yang terjadi selama dua tahun terakhir, Idris turun menyumbang andil. Lantas kenapa, dirinya tetap dipilih sebagai orang nomor satu susunan kepanitiaan persiapan RALB?
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Medan, Zulhifzi Lubis meyakini, akan banyak pro-kontra pasca pengangkatan Idris. Namun, menurutnya, pengurus PS Posindo itu menjadi opsi terakhir setelah tidak ada orang yang bersedia mengajukan diri, bahkan saat ditunjuk sebagai ketua OC, 31 Agustus lalu.
''Bermula saat KONI memanggil rapat klub-klub yang telah memberikan tandatangan mencabut mandat dua ketua umum PSMS beda versi dan menanyakan kejelasan soal tanda tangan yang mereka bubuhkan. Setelah itu, mereka menunjuk kami sebagai panitia, dan kami tidak mau, karena kami hanya sebagai yang memediasi,''papar Zulhifzi.
''Saat itu, kami undang Ketua DPRD Medan (Amiruddin), Ketua PSSI (Djohar Arifin) dank am tawarkan kepada peserta, siapa yang jadi panitia. Tapi enggak ada yang mau. Idris yang merupakan perwakilan klub (Posindo) hadir, tapi juga tidak menawarkan diri, Lantaran harus ada ketua panitia, dia pilihan terakhir karena tidak ada yang mau,” Zulhifzi menambahkan.
Bahkan, Zulhifszi sempat menunjuk beberapa orang yang hadir untuk mau jadi ketua OC atau mencalonkan seseorang, tetap respons tidak setuju yang terjadi. ''Idris opsi terakhir karena tidak ada yang mau. Dia juga tidak mengajukan diri, tetapi dia tidak menolak ketika ditunjuk. Dan forum saat itu tidak menolak,” beber pria yag biasa disapa Opunk itu.
Kehadiran Idris sebagai ketua OC berpeluang menjadikannya sebagai salah satu kandidat di kepengurusan PSMS Medan nantinya. Bisa saja, Idris kembali menanamkan “kuku”-nya dan potensi stabilitas PSMS Medan kembali bergoncang.
Namun, Opunk berpandangan lain. Masuk atau tidaknya Idris dalam struktur kepengurusan yang baru murni merupakan wewenang ketua umum terpilih nantinya. Bahkan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ikatan motor Indonesia (IMI) Sumut itu meyakini, Idris tidak lagi akan mau masuk dalam struktur kepengurusan.
''Saya kira dia enggak akan ikut. Dia kan sudah diketahui track record-nya oleh orang. Dia juga tidak akan mungkin jadi ketua atau jabatan penting lainnya,” bebernya.
Mantan pemain PSMS Medan yang juga menjabat sebagai penasehat di kepanitiaan penyusun rencana RALB PSMS, Parlin Siagian mengatakan, ketidakbersediaan orang lain sebagai ketua OC membuatnya akhirnya mendukung Idris.
Apalagi menurutnya, Idris cukup mampu dalam memimpin rapat. Pria yang juga mantan pelatih PSMS Medan itu mengatakan, figur lain seperti Ketua Komite Penyatuan PSMS, Julius Raja juga tidak lagi tepat jika ditunjuk sebagai ketua OC.
''Kalau Julius Raja saja, orang muak. Waktu itu, aku sadar pasti banyak yang komplain (mengeluh). Tetapi di antara yang ada, siapa yang ada bobotnya selain Idris. Apalagi mereka itu bisa?” beber Parlin.
Menurut Parlin, sebagai pengurus klub anggota PSMS, Idris berhak ditunjuk. ''Tidak ada yang memprotes waktu dia ditunjuk. Kalau memang ada masyarakat yang protes itu biasa saya rasa. Apa lagi Djohar (Ketua PSSI) yang ikur juga bilang, jangan mengingat masa lalu,” pungkas Parlin.
Keterlibatan Idris di kepengurusan PSMS mendatang memang merupakan wewenang ketum terpilih. Tetapi apakah ketum nantinya akan melibatkan Idris dalam kepengurusan atau tidak, layak ditunggu.
(aww)