Lebih dekat, lebih asyik
A
A
A
Sindonews.com -- Untuk pertama kalinya Jawa Timur menjadi venue perhelatan AFF U-19 Youth Championship 2013. Gelora Delta Sidoarjo dan Stadion Petrokimia Gresik bakal gegap gempita hingga 22 September nanti karena menjadi ajang pertarungan tim-tim muda di kawasan Asia Tenggara.
Pemilihan Sidoarjo dan Gresik sangat tepat jika dilihat dari sisi geografis dibanding kota lain, terutama jangkauan supporter. Dua kota itu relatif terjangkau komunitas supporter sepakbola di Jawa Timur dari sejumlah daerah yang memiliki domain supporter besar di Jawa Timur.
Sidoarjo bisa menjadi ajang pertemuan supporter dari Malang (Aremania), Sidoarjo (Deltamania), Surabaya (Bonek), hingga daerah lain seperti Pasuruan dan Mojokerto. Sedangkan Gresik memberi kesempatan kepada supporter asal Lamongan (LA Mania), Bojonegoro, Surabaya, Tuban, hingga Gresik sendiri.
Dua kota tersebut sangat terjangkau jika dibandingkan Malang yang lokasinya jauh dari komunitas supporter kota-kota lain di Jawa Timur. Terbukti, antusiasme supporter yang ingin mendukung Garuda Muda mengalir deras sejak pertandingan perdana kontra Brunei Darussalam lalu.
Tak kurang 11.000 supporter memasuki Gelora Delta Sidoarjo dan itu diperkirakan bakal terus melonjak jika Timnas U-19 menuai hasil positif di pertandingan berikutnya. "Hampir semua komunitas supporter di Jawa Timur hadir di Gelora Delta. Mereka menanggalkan identitas sebagai supporter klub dan total mendukung timnas muda," jelas Ketua Umum Deltamania Syaiful Baqirok.
Dia sangat yakin minat penonton akan terus menanjak di laga berikutnya karena pada laga perdana silam masih ada publik bola yang mengetahui ada perhelatan Piala AFF U-19 di Sidoarjo. "Baru setelah pertandingan lawan Brunei banyak yang mencari informasi soal pertandingan berikutnya sekaligus harga tiket," tambahnya.
Gelora Delta Sidoarjo memang menjadi 'rumah' timnas U-19 dalam turnamen ini karena mayoritas laga digelar di sana. Setelah menghadapi Myanmar di Stadion Petrokimia Gresik pada 12 September, Evan Dimas dkk bakal kembali bertarung di Sidoarjo kontra Vietnam (14/9), Thailand (16/9), serta Malaysia (18/9).
Antusiasme supporter tersebut menjadi bukti bahwa dukungan di daerah terhadap timnas tak kalah bergairah dengan Jakarta. Alasannya sudah jelas, komunitas supporter yang terlibat lebih banyak. Itu juga sudah terbukti ketika timnas berlaga di Solo dan Sleman beberapa waktu silam.
"Berapa harya tiketnya? Kapan lagi main di Sidoarjo? Mau nonton nih," pertanyaan dari Dhima Himawan, supporter asal Mojokerto yang tak sempat melihat laga perdana Garuda Muda versus Brunei Darussalam. Itu juga sebagai gambaran awal masih banyaknya supporter yang ingin terlibat langsung di stadion memberi dukungan.
Totalitas dukungan di stadion juga tak perlu dipertanyakan. Ratusan supporter rela mencopot kaosnya dan menari bersama di Gelora Delta. Sebuah pemandangan yang membuat 'merinding' jika mengingat di lapangan adalah timnas U-19, bukan timnas senior.
Sayang masih ada keluhan terkait ditunjuknya Gelora Delta Sidoarjo, yakni dari panitia lokal. Pihak panitia menilai Pemerintah Kabupaten Sidoarjo kurang memberi dukungan terhadap hajatan timnas itu, dengan tingginya pajak tontonan yang diberlakukan dari penjualan tiket.
Pemkab Sidoarjo mencekik panitia dengan pajak 25%, berbeda jauh dengan daerah lain yang hanya 5% untuk event selevel. "Di sini (Sidoarjo) paling tinggi, karena sebelumnya di Jakarta, Solo dan Sleman, pajaknya hanya 5%. Harusnya Pemda memberi kemudahan karena ini juga untuk kemajuan timnas Indonesia," tutur Direktur Marketing PSSI Edhi Prasetyo.
Pemilihan Sidoarjo dan Gresik sangat tepat jika dilihat dari sisi geografis dibanding kota lain, terutama jangkauan supporter. Dua kota itu relatif terjangkau komunitas supporter sepakbola di Jawa Timur dari sejumlah daerah yang memiliki domain supporter besar di Jawa Timur.
Sidoarjo bisa menjadi ajang pertemuan supporter dari Malang (Aremania), Sidoarjo (Deltamania), Surabaya (Bonek), hingga daerah lain seperti Pasuruan dan Mojokerto. Sedangkan Gresik memberi kesempatan kepada supporter asal Lamongan (LA Mania), Bojonegoro, Surabaya, Tuban, hingga Gresik sendiri.
Dua kota tersebut sangat terjangkau jika dibandingkan Malang yang lokasinya jauh dari komunitas supporter kota-kota lain di Jawa Timur. Terbukti, antusiasme supporter yang ingin mendukung Garuda Muda mengalir deras sejak pertandingan perdana kontra Brunei Darussalam lalu.
Tak kurang 11.000 supporter memasuki Gelora Delta Sidoarjo dan itu diperkirakan bakal terus melonjak jika Timnas U-19 menuai hasil positif di pertandingan berikutnya. "Hampir semua komunitas supporter di Jawa Timur hadir di Gelora Delta. Mereka menanggalkan identitas sebagai supporter klub dan total mendukung timnas muda," jelas Ketua Umum Deltamania Syaiful Baqirok.
Dia sangat yakin minat penonton akan terus menanjak di laga berikutnya karena pada laga perdana silam masih ada publik bola yang mengetahui ada perhelatan Piala AFF U-19 di Sidoarjo. "Baru setelah pertandingan lawan Brunei banyak yang mencari informasi soal pertandingan berikutnya sekaligus harga tiket," tambahnya.
Gelora Delta Sidoarjo memang menjadi 'rumah' timnas U-19 dalam turnamen ini karena mayoritas laga digelar di sana. Setelah menghadapi Myanmar di Stadion Petrokimia Gresik pada 12 September, Evan Dimas dkk bakal kembali bertarung di Sidoarjo kontra Vietnam (14/9), Thailand (16/9), serta Malaysia (18/9).
Antusiasme supporter tersebut menjadi bukti bahwa dukungan di daerah terhadap timnas tak kalah bergairah dengan Jakarta. Alasannya sudah jelas, komunitas supporter yang terlibat lebih banyak. Itu juga sudah terbukti ketika timnas berlaga di Solo dan Sleman beberapa waktu silam.
"Berapa harya tiketnya? Kapan lagi main di Sidoarjo? Mau nonton nih," pertanyaan dari Dhima Himawan, supporter asal Mojokerto yang tak sempat melihat laga perdana Garuda Muda versus Brunei Darussalam. Itu juga sebagai gambaran awal masih banyaknya supporter yang ingin terlibat langsung di stadion memberi dukungan.
Totalitas dukungan di stadion juga tak perlu dipertanyakan. Ratusan supporter rela mencopot kaosnya dan menari bersama di Gelora Delta. Sebuah pemandangan yang membuat 'merinding' jika mengingat di lapangan adalah timnas U-19, bukan timnas senior.
Sayang masih ada keluhan terkait ditunjuknya Gelora Delta Sidoarjo, yakni dari panitia lokal. Pihak panitia menilai Pemerintah Kabupaten Sidoarjo kurang memberi dukungan terhadap hajatan timnas itu, dengan tingginya pajak tontonan yang diberlakukan dari penjualan tiket.
Pemkab Sidoarjo mencekik panitia dengan pajak 25%, berbeda jauh dengan daerah lain yang hanya 5% untuk event selevel. "Di sini (Sidoarjo) paling tinggi, karena sebelumnya di Jakarta, Solo dan Sleman, pajaknya hanya 5%. Harusnya Pemda memberi kemudahan karena ini juga untuk kemajuan timnas Indonesia," tutur Direktur Marketing PSSI Edhi Prasetyo.
(wbs)