Situasi tidak menentu, Persis Solo galau
A
A
A
Sindonews.com - Persis Solo versi LPIS berada dalam kondisi yang serba bingung. Status diskualifikasi dari Komdis PSSI untuk tim Laskar Sambernyawa sampai saat ini belum diterima secara resmi oleh manajemen.
Di sisi lain, Minggu (15/9) sesuai jadwal harus bertandang menantang tuan rumah Persekap Pasuruan. Ditambah lagi, armada tim asal Kota Bengawan ini belum menjalani latihan usai ditinggal pelatih Widyantoro yang memilih mundur menukangi Ferry Anto dkk di sisa laga. "Semuanya serba tidak menentu,"kata Manajer Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi.
Manajemen mengaku serba salah dalam melangkah. Keinginannya adalah tetap melanjutkan kompetisi, termasuk menantang Persekap di laga terdekat. Tapi di sisi lain, managemen juga masih menunggu keputusan resmi dari Komdis PSSI atas sanksi diskualifikasi untuk tim yang bermarkas di Stadion Manahan Solo ini.
Dia mengatakan, saat ini nasib Persis LPIS berada di tangan PSSI. Eksistensi Persis LPIS baru bisa diketahui setelah ada kejelasan atau jawaban dari PSSI. "Jika tim ini lolos dari diskualifikasi, tim
langsung segera berlatih menyiapkan laga ke Persekap. Namun, jika tetap terkena sanksi (diskualifikasi), tim akan membubarkan diri," jelasnya.
Dengan kondisi ini, manajemen juga belum bisa memastikan mengarungi tiga laga sisa. Dua laga berstatus tandang yakni melawan Persekap pada 15 September dan PSBI Blitar pada 18 September. Sedangkan satu laga berstatus kandang, yakni menjamu Persenga Nganjuk pada 6 Oktober.
"Jadi ke depan, kami belum bisa memastikan, lagi pula pelatih sudah terlebih dahulu mundur," katanya.
Sebenarnya, manajemen sudah menyiapkan skenario jika Persis LPIS lolos dari jerat diskualikasi, yakni mempromosikan duo asisten pelatih (Sri Widadi dan Bambang Wijanarko) menjadi pelatih. Keduanya sudah siap memimpin latihan. Namun, dengan kondisi yang serba membingungkan ini
membuat pemain masih diliburkan setelah laga kontra PSS Sleman, 4 September lalu.
Informasi yang dihimpin, saat ini status Persis LPIS masih mengambang. Komdis PSSI baru akan meminta penjelasan dari PT LPIS seputar laga Persis LPIS kontra PSS Sleman yang berakhir rusuh tersebut. Pemanggilan operator liga ini berkaitan dengan dua hal, yakni tetap digelarnya laga Persis LPIS vs PSS Sleman serta pertandingan yang berakhir rusuh.
Menurut Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan, jika PT LPIS tidak mampu menjelaskan dua hal tersebut, maka bisa berakibat fatal. Hanya saja, Hinca enggan menjelaskan secara detail akibat fatal itu seperti apa bentuknya.
Selain itu, Komdis juga akan memanggil pihak-pihak terkait, terutama kedua tim (Persis LPIS dan PSS Slema) seputar terselenggaranya laga yang hanya berjalan 45 menit tersebut. Jika terbukti bersalah, maka ancamannya adalah hukuman dilarang aktif di sepak bola seumur hidup.
Di sisi lain, Minggu (15/9) sesuai jadwal harus bertandang menantang tuan rumah Persekap Pasuruan. Ditambah lagi, armada tim asal Kota Bengawan ini belum menjalani latihan usai ditinggal pelatih Widyantoro yang memilih mundur menukangi Ferry Anto dkk di sisa laga. "Semuanya serba tidak menentu,"kata Manajer Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi.
Manajemen mengaku serba salah dalam melangkah. Keinginannya adalah tetap melanjutkan kompetisi, termasuk menantang Persekap di laga terdekat. Tapi di sisi lain, managemen juga masih menunggu keputusan resmi dari Komdis PSSI atas sanksi diskualifikasi untuk tim yang bermarkas di Stadion Manahan Solo ini.
Dia mengatakan, saat ini nasib Persis LPIS berada di tangan PSSI. Eksistensi Persis LPIS baru bisa diketahui setelah ada kejelasan atau jawaban dari PSSI. "Jika tim ini lolos dari diskualifikasi, tim
langsung segera berlatih menyiapkan laga ke Persekap. Namun, jika tetap terkena sanksi (diskualifikasi), tim akan membubarkan diri," jelasnya.
Dengan kondisi ini, manajemen juga belum bisa memastikan mengarungi tiga laga sisa. Dua laga berstatus tandang yakni melawan Persekap pada 15 September dan PSBI Blitar pada 18 September. Sedangkan satu laga berstatus kandang, yakni menjamu Persenga Nganjuk pada 6 Oktober.
"Jadi ke depan, kami belum bisa memastikan, lagi pula pelatih sudah terlebih dahulu mundur," katanya.
Sebenarnya, manajemen sudah menyiapkan skenario jika Persis LPIS lolos dari jerat diskualikasi, yakni mempromosikan duo asisten pelatih (Sri Widadi dan Bambang Wijanarko) menjadi pelatih. Keduanya sudah siap memimpin latihan. Namun, dengan kondisi yang serba membingungkan ini
membuat pemain masih diliburkan setelah laga kontra PSS Sleman, 4 September lalu.
Informasi yang dihimpin, saat ini status Persis LPIS masih mengambang. Komdis PSSI baru akan meminta penjelasan dari PT LPIS seputar laga Persis LPIS kontra PSS Sleman yang berakhir rusuh tersebut. Pemanggilan operator liga ini berkaitan dengan dua hal, yakni tetap digelarnya laga Persis LPIS vs PSS Sleman serta pertandingan yang berakhir rusuh.
Menurut Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan, jika PT LPIS tidak mampu menjelaskan dua hal tersebut, maka bisa berakibat fatal. Hanya saja, Hinca enggan menjelaskan secara detail akibat fatal itu seperti apa bentuknya.
Selain itu, Komdis juga akan memanggil pihak-pihak terkait, terutama kedua tim (Persis LPIS dan PSS Slema) seputar terselenggaranya laga yang hanya berjalan 45 menit tersebut. Jika terbukti bersalah, maka ancamannya adalah hukuman dilarang aktif di sepak bola seumur hidup.
(aww)