Modal basket putri Indonesia hadapi FIBA Asia
A
A
A
Sindonews.com - Tim basket putri Indonesia memiliki modal motivasi tinggi sebelum turun di ajang FIBA Asia Women’s Championship pada 27 Oktober-3 Oktober di Bangkok, Thailand. Itu setelah Fasya Hanum dkk menampilkan kemampuan terbaiknya pada ajang Islamic Solidarity Games (ISG) III di Palembang, Sumatera Selatan.
Apabila Fasya Hanum dkk kembali sukses memetik kemenangan atas tim Mesir pada pertandingan yang digelar Jumat (20/9) sore di gedung Palembang Sport and Convention Center (PSCC). Maka dapat dipastikan mereka akan memboyong medali emas pertama bagi Indonesia pada ajang kompetisi multievent antar negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Akan tetapi jika para pertandingan terakhir itu anak asuh Pelatih Raoul Miguel Hadinoto kalah dengan selisih di atas 9 angka, maka mereka harus puas dengan medali perak. Sebaliknya, jika tim Indonesia hanya kalah dibawah 9 angka maka mereka tetap berhak atas medali emas ISG.
Ajang FIBA Asia sendiri merupakan salah satu even pemanasan sebelum terjun di SEA Games XXVII, Myanmar akhir tahun ini. Keberhasilan tim putri Indonesia menembus babak kualifikasi FIBA Asia menjadi prestasi tersendiri sebagai wakil dari Asia Tenggara terlepas dari Indonesia berlaga di level 2 bersama Thailand, Kazakhstan, Korea Selatan, Malaysia, dan Uzbekistan
Tim basket putri Indonesia memang belum pernah juarai SEA Games, prestasi terbaik yang berhasil mereka raih yakni medali perak di Manila pada tahun 1991 lalu. Pada SEA Games XXVI-2011 di Palembang-Jakarta, cabor ini justru gagal.
Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Tri Adyanan Adiloka menilai, tim asuhannya memiliki potensi yang cukup besar untuk memperoleh medali di SEA Games Myanmar nanti. Dengan kekuatan para pemain yang dimilikinya, Tri yakin skuadnya mampu bicara di SEA Games.
Apalagi pasukannya bermain cukup konsisten selama penyelenggaraan ISG meski hanya diikti oleh tiga negara sehingga pertandingan harus menggunakan sistem round robin dimana masing-masing tim akan bertemu sebanyak dua kali.
"Ya, melihat penampilan para pemain di ISG ini, kami melihat ada potensi medali di (SEA Games) Myanmar nanti. Sayangnya, skuad kami tidak dibela oleh beberapa pemain seperti Windi Hastari dan Fanny Kalumata karena mereka cedera, bahkan Windy malah harus jalani operasi," ujar Tri.
Dia tidak menampik, penampinan konsisten yang diperlihatkan anak asuhnya itu tidak terlepas dari hasil melakukan uji coba ke Korea Selatan dan China Taipei sebelumnya. Sehingga dirinya bisa memperbaiki pola defense tim asuhannya sebelum menghadapi ISG III di Palembang, tinggal lagi mengasah kemampuan fisik dan mental saja.
Dengan kondisi seperti itu, Tri berharap pasukan nanti bisa tetap mempertahankan posisi di level 1 FIBA Asia dan mampu merebut medali di SEA Games XXVII-2013 Myanmar.
Sementara itu, Fasya Hanum mengatakan jika saat ini suasana tim sangat kondusif dan seluruh pemain sudah bertekad memberikan yang terbaik pada perhelatan SEA Games XXVI Myanmar mendatang. Apalagi usai ISG nanti mereka akan melanjutkan TC di Jakarta sebelum bertolak ke Bangkok.
“Secara tim kami banyak mendapat pelajaran berharga saat ISG ini, pengertian di antara pemain juga terus membaik. Ini SEA Games kedua saya dan harus lebih baik dibanding saat kita menjadi tuan rumah lalu,”harapnya.
Tim basket putri Indonesia sendiri mengikuti Kejuaraan FIBA Asia untuk memperbaiki peringkat dunia mereka. Saat ini, tim basket putri Indonesia berada di peringkat 62 Federasi Basket Internasional (FIBA). Ranking tersebut jauh di bawah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Singapura menghuni peringkat 55 sedangkan Malaysia peringkat 38.
Apabila Fasya Hanum dkk kembali sukses memetik kemenangan atas tim Mesir pada pertandingan yang digelar Jumat (20/9) sore di gedung Palembang Sport and Convention Center (PSCC). Maka dapat dipastikan mereka akan memboyong medali emas pertama bagi Indonesia pada ajang kompetisi multievent antar negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Akan tetapi jika para pertandingan terakhir itu anak asuh Pelatih Raoul Miguel Hadinoto kalah dengan selisih di atas 9 angka, maka mereka harus puas dengan medali perak. Sebaliknya, jika tim Indonesia hanya kalah dibawah 9 angka maka mereka tetap berhak atas medali emas ISG.
Ajang FIBA Asia sendiri merupakan salah satu even pemanasan sebelum terjun di SEA Games XXVII, Myanmar akhir tahun ini. Keberhasilan tim putri Indonesia menembus babak kualifikasi FIBA Asia menjadi prestasi tersendiri sebagai wakil dari Asia Tenggara terlepas dari Indonesia berlaga di level 2 bersama Thailand, Kazakhstan, Korea Selatan, Malaysia, dan Uzbekistan
Tim basket putri Indonesia memang belum pernah juarai SEA Games, prestasi terbaik yang berhasil mereka raih yakni medali perak di Manila pada tahun 1991 lalu. Pada SEA Games XXVI-2011 di Palembang-Jakarta, cabor ini justru gagal.
Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Tri Adyanan Adiloka menilai, tim asuhannya memiliki potensi yang cukup besar untuk memperoleh medali di SEA Games Myanmar nanti. Dengan kekuatan para pemain yang dimilikinya, Tri yakin skuadnya mampu bicara di SEA Games.
Apalagi pasukannya bermain cukup konsisten selama penyelenggaraan ISG meski hanya diikti oleh tiga negara sehingga pertandingan harus menggunakan sistem round robin dimana masing-masing tim akan bertemu sebanyak dua kali.
"Ya, melihat penampilan para pemain di ISG ini, kami melihat ada potensi medali di (SEA Games) Myanmar nanti. Sayangnya, skuad kami tidak dibela oleh beberapa pemain seperti Windi Hastari dan Fanny Kalumata karena mereka cedera, bahkan Windy malah harus jalani operasi," ujar Tri.
Dia tidak menampik, penampinan konsisten yang diperlihatkan anak asuhnya itu tidak terlepas dari hasil melakukan uji coba ke Korea Selatan dan China Taipei sebelumnya. Sehingga dirinya bisa memperbaiki pola defense tim asuhannya sebelum menghadapi ISG III di Palembang, tinggal lagi mengasah kemampuan fisik dan mental saja.
Dengan kondisi seperti itu, Tri berharap pasukan nanti bisa tetap mempertahankan posisi di level 1 FIBA Asia dan mampu merebut medali di SEA Games XXVII-2013 Myanmar.
Sementara itu, Fasya Hanum mengatakan jika saat ini suasana tim sangat kondusif dan seluruh pemain sudah bertekad memberikan yang terbaik pada perhelatan SEA Games XXVI Myanmar mendatang. Apalagi usai ISG nanti mereka akan melanjutkan TC di Jakarta sebelum bertolak ke Bangkok.
“Secara tim kami banyak mendapat pelajaran berharga saat ISG ini, pengertian di antara pemain juga terus membaik. Ini SEA Games kedua saya dan harus lebih baik dibanding saat kita menjadi tuan rumah lalu,”harapnya.
Tim basket putri Indonesia sendiri mengikuti Kejuaraan FIBA Asia untuk memperbaiki peringkat dunia mereka. Saat ini, tim basket putri Indonesia berada di peringkat 62 Federasi Basket Internasional (FIBA). Ranking tersebut jauh di bawah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Singapura menghuni peringkat 55 sedangkan Malaysia peringkat 38.
(aww)