Lolos ISL, PSIS Semarang butuh Rp6,5 miliar
A
A
A
Sindonews.com - PSIS Semarang membutuhkan dana sebesar Rp6,5 miliar, untuk mengarungi kompetisi Divisi Utama musim depan. Dengan estimasi anggaran sebesar itu, manajemen PSIS musim depan harus kerja keras.
General Manager PSIS musim ini Ferdinand Hindiarto mengungkapkan, proyeksi tersebut dipergunakan untuk kontrak pemain sebesar Rp4,1 miliar dan sisanya diperuntukkan operasional tim termasuk biaya makan, mes, obat-obatan dan biaya uji coba dan pertandingan away. "Anggaran tersebut merupakan saran yang kami berikan untuk manajemen yang akan datang, sehingga tim ini (PSIS) mampu berprestasi," katanya.
Sesuai paparan manajemen PSIS Semarang musim 2012/2013, Ferdinand menjelaskan Laskar Mahesa Jenar setidaknya membutuhkan dana awal untuk mengarungi musim 2013/2014 anggaran yang diperlukan setidaknya Rp6,5 miliar untuk mengarungi satu musim kompetisi penuh. Dana tersebut sebesar Rp3,5 diperoleh dari Investor dan Rp3 miliar dari penjualan tiket dan sponsorship.
Dia mengatakan, salah satu kendala gagalnya PSIS Semarang lolos ISL musim ini adalah faktor anggaran. Karena itu, dia berharap musim depan PSIS tidak mengalami masalah finansial, seperti yang dialami sekarang ini.
Dia juga berharap, manajemen musim depan lebih belajar dari musim ini. Jangan sampai, mengalami masalah finansial, yang bisa membuat tim semakin terpuruk. "Manajamen musim depan harus mampu mengikat investor dengan baik dan menggandeng sponsor sebanyak mungkin," ujarnya.
PSIS Semarang musim ini menghabiskan anggaran cukup besar yakni mencapai lebih dari Rp5 miliar. Dibandingkan dengan klub lain di Jateng pengeluaran PSIS terbilang paling besar.
Anggaran yang menyedot dana cukup besar adalah biaya operasional tim, berupa sewa stadion, mes, katering, obat-obatan dan pelengkapan serta laundry. Biaya operasional ini mencapai hampir satu miliar, tepatnya Rp972 juta. Selain itu pengeluaran paling besar adalah untuk gaji pemain yang mencapai Rp2,693.500.
Sementara itu, Plt Walikota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan, musim depan PSIS sebaiknya tidak lagi menggandeng PT Setia Binanusa (Anak Perusahaan ANCORA) , dan lebih mengandalkan dukungan dari pengusaha Kota Semarang.
"PT Setia Binanusa sudah tidak bisa diharapkan lagi. Musim ini saja tidak menepati janjinya untuk menggelontorkan dana sebesar Rp5 miliar," tandasnya.
Untuk mendapatkan anggaran sebesar itu, memang tidak mudah mengingat tidak akan mudah bisa mendapatkan investor yang mau menggelontorkan dana besar ke tim. Namun, Hendrar Prihadi sudah memiliki solusi, untuk mendapatkan dana, yakni melalui konsorsium pengusaha Semarang.Paling tidak dibutuhkan antara 10-20 pengusaha.
"Saya akan ajak bicara dengan beberapa pengusaha yang ada di Kota Semarang agar klub Ini bisa tangguh. Lebih baik dukungan dari pengusaha sendiri, dari pada Ancora yang sampai saat Ini tidak ada kejelasan, imbuhnya.
Dijelaskannya, dari pengusaha-pengusaha tersebut akan membeli saham PSIS, dan dananya diputar oleh manajemen, untuk mendapatkan keuntungan dan mengangkat prestasi PSIS
General Manager PSIS musim ini Ferdinand Hindiarto mengungkapkan, proyeksi tersebut dipergunakan untuk kontrak pemain sebesar Rp4,1 miliar dan sisanya diperuntukkan operasional tim termasuk biaya makan, mes, obat-obatan dan biaya uji coba dan pertandingan away. "Anggaran tersebut merupakan saran yang kami berikan untuk manajemen yang akan datang, sehingga tim ini (PSIS) mampu berprestasi," katanya.
Sesuai paparan manajemen PSIS Semarang musim 2012/2013, Ferdinand menjelaskan Laskar Mahesa Jenar setidaknya membutuhkan dana awal untuk mengarungi musim 2013/2014 anggaran yang diperlukan setidaknya Rp6,5 miliar untuk mengarungi satu musim kompetisi penuh. Dana tersebut sebesar Rp3,5 diperoleh dari Investor dan Rp3 miliar dari penjualan tiket dan sponsorship.
Dia mengatakan, salah satu kendala gagalnya PSIS Semarang lolos ISL musim ini adalah faktor anggaran. Karena itu, dia berharap musim depan PSIS tidak mengalami masalah finansial, seperti yang dialami sekarang ini.
Dia juga berharap, manajemen musim depan lebih belajar dari musim ini. Jangan sampai, mengalami masalah finansial, yang bisa membuat tim semakin terpuruk. "Manajamen musim depan harus mampu mengikat investor dengan baik dan menggandeng sponsor sebanyak mungkin," ujarnya.
PSIS Semarang musim ini menghabiskan anggaran cukup besar yakni mencapai lebih dari Rp5 miliar. Dibandingkan dengan klub lain di Jateng pengeluaran PSIS terbilang paling besar.
Anggaran yang menyedot dana cukup besar adalah biaya operasional tim, berupa sewa stadion, mes, katering, obat-obatan dan pelengkapan serta laundry. Biaya operasional ini mencapai hampir satu miliar, tepatnya Rp972 juta. Selain itu pengeluaran paling besar adalah untuk gaji pemain yang mencapai Rp2,693.500.
Sementara itu, Plt Walikota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan, musim depan PSIS sebaiknya tidak lagi menggandeng PT Setia Binanusa (Anak Perusahaan ANCORA) , dan lebih mengandalkan dukungan dari pengusaha Kota Semarang.
"PT Setia Binanusa sudah tidak bisa diharapkan lagi. Musim ini saja tidak menepati janjinya untuk menggelontorkan dana sebesar Rp5 miliar," tandasnya.
Untuk mendapatkan anggaran sebesar itu, memang tidak mudah mengingat tidak akan mudah bisa mendapatkan investor yang mau menggelontorkan dana besar ke tim. Namun, Hendrar Prihadi sudah memiliki solusi, untuk mendapatkan dana, yakni melalui konsorsium pengusaha Semarang.Paling tidak dibutuhkan antara 10-20 pengusaha.
"Saya akan ajak bicara dengan beberapa pengusaha yang ada di Kota Semarang agar klub Ini bisa tangguh. Lebih baik dukungan dari pengusaha sendiri, dari pada Ancora yang sampai saat Ini tidak ada kejelasan, imbuhnya.
Dijelaskannya, dari pengusaha-pengusaha tersebut akan membeli saham PSIS, dan dananya diputar oleh manajemen, untuk mendapatkan keuntungan dan mengangkat prestasi PSIS
(aww)