Calo menjadi musuh utama panpel Persib
A
A
A
Sindonews.com - Panitia Penyelenggara (Panpel) pertandingan Persib Bandung mengakui kinerjanya belum ideal selama laga home skuad Pangeran Biru. Sepanjang perhelatan Indonesia Super League (ISL) 2013, masih banyak kendala yang dialami penyelenggara.
Salah satu masalah utama yang dirasakan langsung oleh Bobotoh adalah manajemen distribusi tiket. Selama ini, para pendukung Persib yang hendak menyaksikan langsung pertandingan Sergio van Dijk dkk ke stadion, kerap kesulitan mendapatkan karcis. Hal itu disebabkan menjamurnya calo di setiap pertandingan kandang Persib. Kondisi ini membuat harga jual tiket laga home Pangeran Biru melambung.
Kondisi lebih parah terjadi saat pertandingan-pertandingan krusial, melawan tim yang dikenal sebagai rival Persib. Bukan hanya harga yang naik tajam di tangan para calo, melainkan ketersediaan tiket pun menjadi langka. Sebut saja saat pertandingan menjamu Persija Jakarta, Minggu (3/3); dan laga kontra Arema Cronous pada Sabtu (20/4).
Di dua laga yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung tersebut, tiket di distributor resmi rata-rata sudah habis saat menginjak H-3 pertandingan. Kalaupun masih ada harapan untuk mendapatkan tiket dengan harga normal, Bobotoh harus menunggu dan mengantre di loket stadion yang dibuka pada hari pertandingan. Itu pun dengan stok terbatas. Sebagian suporter bahkan memilih pasrah membeli pada calo dengan harga bisa mencapai dua kali lipat.
''Musim ini kami akui masih banyak kekurangan dalam penyelenggaraan pertandingan kandang Persib. Terutama masalah manajemen tiket. Kendala ini memang kendala lama yang sulit diatasi, walaupun bukan tidak mungkin. Tahun-tahun sebelumnya juga distribusi tiket kerap menjadi masalah. Musim depan, siapa pun Panpelnya, mudah-mudahan menjadi pelajaran,” ucap Sekretaris Panpel, Budi Bram.
Kendala lainnya adalah kebocoran penonton, dan benda-benda terlarang di stadion. Pria yang akrab disapa Om Bram ini menyebut, proses body check di pintu masuk menjadi sorotan utama terkait kebocoran. Selama ini, benda terlarang, terutama botol air mineral masih bisa ditemui di area tribun penonton saat Persib bertanding.
''Kadang-kadang kami pusing juga. Sudah dilakukan body check Bobotoh di pintu masuk, termasuk sterilisasi botol minuman, tapi di dalam stadion tiba-tiba ada yang jual minuman botolan. Ya ini berhubungan dengan fasilitas stadion juga,” ungkapnya.
''Sepanjang ISL musim 2013 juga ada beberapa pertandingan yang menyebabkan kerusakan fasilitas di Si Jalak Harupat. Kami selalu menggantinya. Ini sangat berhubungan dengan kesadaran Bobotoh. Tapi saya tidak menyalahkan Bobotoh juga, mungkin kami yang belum bisa maksimal mengarahkan. Hanya minta lebih ditingkatkan lagi rasa memiliki terhadap stadion,” ucap Bram.
Usai merampungkan tugas sebagai Panpel pertandingan Persib di ISL 2013, dia juga berharap Pangeran Biru masih bisa mendapat kepercayaan penuh dari pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan laga home musim depan.
''Terima kasih Bobotoh, maaf belum bisa maksimal. Ke depan, siapa pun yang menjadi Panpel, harus bisa lebih baik. Terimakasih juga kepolisian dan pihak terkait lainnya sudah banyak membantu. Termasuk kepercayaa dari Pemkab Bandung yang sudah mengizinkan pertandingan Persib digelar di Si Jalak Harupat,” pungkas Bram.
Salah satu masalah utama yang dirasakan langsung oleh Bobotoh adalah manajemen distribusi tiket. Selama ini, para pendukung Persib yang hendak menyaksikan langsung pertandingan Sergio van Dijk dkk ke stadion, kerap kesulitan mendapatkan karcis. Hal itu disebabkan menjamurnya calo di setiap pertandingan kandang Persib. Kondisi ini membuat harga jual tiket laga home Pangeran Biru melambung.
Kondisi lebih parah terjadi saat pertandingan-pertandingan krusial, melawan tim yang dikenal sebagai rival Persib. Bukan hanya harga yang naik tajam di tangan para calo, melainkan ketersediaan tiket pun menjadi langka. Sebut saja saat pertandingan menjamu Persija Jakarta, Minggu (3/3); dan laga kontra Arema Cronous pada Sabtu (20/4).
Di dua laga yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung tersebut, tiket di distributor resmi rata-rata sudah habis saat menginjak H-3 pertandingan. Kalaupun masih ada harapan untuk mendapatkan tiket dengan harga normal, Bobotoh harus menunggu dan mengantre di loket stadion yang dibuka pada hari pertandingan. Itu pun dengan stok terbatas. Sebagian suporter bahkan memilih pasrah membeli pada calo dengan harga bisa mencapai dua kali lipat.
''Musim ini kami akui masih banyak kekurangan dalam penyelenggaraan pertandingan kandang Persib. Terutama masalah manajemen tiket. Kendala ini memang kendala lama yang sulit diatasi, walaupun bukan tidak mungkin. Tahun-tahun sebelumnya juga distribusi tiket kerap menjadi masalah. Musim depan, siapa pun Panpelnya, mudah-mudahan menjadi pelajaran,” ucap Sekretaris Panpel, Budi Bram.
Kendala lainnya adalah kebocoran penonton, dan benda-benda terlarang di stadion. Pria yang akrab disapa Om Bram ini menyebut, proses body check di pintu masuk menjadi sorotan utama terkait kebocoran. Selama ini, benda terlarang, terutama botol air mineral masih bisa ditemui di area tribun penonton saat Persib bertanding.
''Kadang-kadang kami pusing juga. Sudah dilakukan body check Bobotoh di pintu masuk, termasuk sterilisasi botol minuman, tapi di dalam stadion tiba-tiba ada yang jual minuman botolan. Ya ini berhubungan dengan fasilitas stadion juga,” ungkapnya.
''Sepanjang ISL musim 2013 juga ada beberapa pertandingan yang menyebabkan kerusakan fasilitas di Si Jalak Harupat. Kami selalu menggantinya. Ini sangat berhubungan dengan kesadaran Bobotoh. Tapi saya tidak menyalahkan Bobotoh juga, mungkin kami yang belum bisa maksimal mengarahkan. Hanya minta lebih ditingkatkan lagi rasa memiliki terhadap stadion,” ucap Bram.
Usai merampungkan tugas sebagai Panpel pertandingan Persib di ISL 2013, dia juga berharap Pangeran Biru masih bisa mendapat kepercayaan penuh dari pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan laga home musim depan.
''Terima kasih Bobotoh, maaf belum bisa maksimal. Ke depan, siapa pun yang menjadi Panpel, harus bisa lebih baik. Terimakasih juga kepolisian dan pihak terkait lainnya sudah banyak membantu. Termasuk kepercayaa dari Pemkab Bandung yang sudah mengizinkan pertandingan Persib digelar di Si Jalak Harupat,” pungkas Bram.
(aww)