Pebasket juga harus cerdas

Rabu, 16 Oktober 2013 - 15:57 WIB
Pebasket juga harus cerdas
Pebasket juga harus cerdas
A A A
Sindonews.com - Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) untuk kedua kalinya menggelar Liga Mahasiswa (Lima). Dengan berpegang teguh pada aturan khusus Lima, Perbasi ingin membentuk pemuda Indonesia yang berprestasi dan berkarakter.

"Selain menggunakan peraturan Federation International Basketball Association (FIBA) 20012, kami tetap mengutamakan aturan khusus Lima yakni mewajibkan para peserta untuk memiliki IPK dengan batas minimal 2,0. Tidak hanya itu, para peserta juga harus melakukan aksi bakti sosial selama minimal enam jam agar dappat masuk ke babak grand final," ujar Wakil Sekjen PP Perbasi Pusat Andi Hirawan Rabu (16/10).

Kepada wartawan saat jumpa pers, Andi menuturkan, syarat khusus tersebut berdasarkan keyakinan Perbasi jika tiap atlet juga harus dilengkapi dengan otak yang cemerlang. Menurutnya, anak yang cerdas diyakini mampu bermain dengan lebih baik.

"Bermain basket atau olahraga permainan lainnya pasti juga menuntut kecerdasan, tak hanya kekuatan fisik semata. Karena dalam olahraga permainan ini strategi juga dibutuhkan untuk meraih juara," imbuhnya.

Andi pun mengaku bangga karena penyelenggaraan Lima termasuk salah satu kompetisi basket bergengsi. Peserta Lima 2013-2014 pun meningkat menjadi 97 tim dari 53 universitas se-Indonesia. Tahun sebelumnya, jumlah peserta mencapai 81 tim dari 45 universitas.

Babak penyisihan dilakukan di enam kota yakni Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Surabaya dan Malang. Untuk babak penyisihan di regional Yogyakarta akan diikuti 15 tim putra dan 12 tim putri yang memperebutkan tiket ke grand final. Penyelenggaraan sendiri dilaksanakan di GOR UII 17 Oktober-8 Desember 2013. Beberapa universitas yang ikut dalam babak penyisihan Yogyakarta antara lain UGM, UNY, UAD, UPN, UAJY, UMY, USD dan UII.

"Peserta yang bertanding ini belum termasuk peserta untuk Nusantara Conference yang baru dibuka 14 Oktober 2013 lalu," tuturnya.

Menurut Andi, pihak Perbasi pun baru mencanangkan aturan baru yakni mewajibkan setiap atlet basket terlebih dulu bermain di Liga Mahasiswa dan menyelesaikan minimal 30 SKS agar bisa bermain di liga profesional. "Perbasi juga memberikan minimum satu kuota khusus untuk atlet Lima di tim basket nasional. Hal ini dilakukan agar terjadi regenerasi pemain," paparnya.

Sementara itu, salah satu peserta Lima dari Universitas Katolik Sugijapranata Rizki menuturkan, persyaratan mengenai akademik tidaklah berat. Menurutnya, persyaratan tersebut justru penting diterapkan agar para atlet Lima juga memiliki kualitas.

"Memang akhirnya persyaratan tersebut menuntut kami mampu mengelola waktu belajar dan latihan. Namun memang tidak ada alasan prestasi olahraga mengalahkan prestasi akademik. Jika keduanya bisa berjalan seimbang dan baik kenapa tidak," ujarnya.
Ratih Keswara
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7701 seconds (0.1#10.140)