Sisi lain galaknya Indra Sjafri

Rabu, 16 Oktober 2013 - 16:25 WIB
Sisi lain galaknya Indra Sjafri
Sisi lain galaknya Indra Sjafri
A A A
Sindonews.com - Keberhasilan Tim Nasional (Timnas) U-19 lolos dari babak kualifikasi Piala Asia 2014, tak lepas dari peran pelatih Indra Sjafri. Disiplin tinggi dan latihan keras dia terapkan kepada para pemain, untuk mencapai target ke depannya, yaitu lolos ke Piala Dunia.

Setelah membawa Timnas U-19 lolos ke Piala Asia U-19, Indra Sjafri, Selasa (15/10) malam lalu, baru pulang dari Jakarta menuju ke rumahnya di Umbulharjo, Yogyakarta. Saat sampai di Bandara Adisutjipto, pelatih dingin ini disambut oleh beberapa tokoh Minangkabau yang tinggal di Yogyakarta.

Tak banyak memang masyarakat yang tahu kalau dirinya merupakan warga Yogyakarta. Kemudian, disempatkan sebelum diantar pulang kekediamannya, ia diajak terlebih dahulu untuk makan malam di sebuah rumah makan Minangkabau. "Cita-cita saat pindah ke Yogyakarta dulu, KTP (Kartu Tanda Penduduk) harus sama dengan Sultan," kata pria yang sudah empat tahun tinggal di Yogyakarta, ini.

Dirinya pun berterima kasih kepada masyarakat Yogya maupun msyarakat asal Minangkabau di Yogyakarta, yang telah menyambutnya tersebut. Dengan berbincang menggunakan bahasa adat Minangkabau, keakraban jelas terlihat antara Indra Sjafri dengan beberapa orang yang baru ditemuinya.

Indra pun sempat juga mengemukakan bagaimana awal membesut Timnas, dan berhasil lolos dari kualifikasi Piala Asia 2014, kemudian target-target ke depannya. Para pemain yang ada di daftar Timnas U-19 tersebut merupakan hasil dari pencariannya ke pelosok-pelosok negeri. "Indonesia masih banyak pemain yang bagus-bagus (di pelosok-pelosok)," tuturnya.

Konsep ini pun akan ia lakukan lagi beberapa minggu ke depannya. Dua daerah yang akan disasarnya, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua. "Dua daerah itu. Kemarin, (di Timnas U-19 yang lolos ke kualifikasi) kan belum ada dari Papua," ujarnya.

Selain dengan blusukan ke pelosok-pelosok untuk mencari pemain berbakat, ia pun sudah menyusun rencana bagaimana membangun tim yang kuat untuk lolos ke Piala Dunia nantinya. Salah satunya, seperti bekerja sama dengan kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) untuk belajar bagaimana menumbuhkan disiplin yang tinggi. "Latihan kedisiplinan, bagaimana menghayati jiwa Korsa itu. Rencana mau melibatkan (Kopassus)," paparnya.

Menurutnya, dengan adanya prestasi seperti ini (lolos kualifikasi), para pemain akan lebih percaya dan lebih mudah merubah atau mengembangkan konsep latihannya. "Dia (pemain) akan percaya, untuk latihan keras dan disiplin tinggi, agar mencapai prestasi," ujarnya.

Mantan pelatih Timnas U-16 ini juga mengungkapkan, tidak akan menggunakan tenaga dari para pemain yang terdaftar dalam Timnas U-16 saat ini. "Istilahnya seperti buah. Biarkan para pemain (U-16) matang terlebih dahulu di sana, tidak usah matang karena karbitan. Contohnya seperti Maradona. Dia baru berumur 16 tahun sudah di timnas senior, tapi kemudian tersandung narkoba," tuturnya.

Untuk mengikuti Piala Asia 2014 di Myanmar nanti, beberapa persiapan juga telah ia rencanakan. Seperti, dengan uji coba melawan Arab Saudi, yang rencananya akan dilakukan pada Desember mendatang. "Mereka pernah kita kalahkan. Kemudian, mengajak kita lagi (latih tanding)," ungkapnya.

Sebagaimana yang kita ketahui, Timnas U-19 yang diisi para pemain berbakat, Evan Dimas, dkk, telah lolos dari babak kualifikasi setelah berhasil mengalahkan Korea Selatan, dengan skor 3-2, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

Tiga hari sebelum memulai laga tersebut, ia mengaku, memberikan motivasi yang kepada para pemainnya. "Karena ini main di Indonesia, jangan mau diinjak-injak di negeri sendiri dan jangan beri kebanggaan kepada Indonesia, tapi berikan ke orang tua. Karena, membanggakan bangsa kan bisa dari banyak hal," tuturnya.

Setelah berhasil mencapainya, dan lolos, dia pun memberikan beberapa aturan. Seperti, larangan untuk menjadi bintang iklan, membuat tato atau tindik, dan ataupun aturan mengenai pacaran. "Kalau punya pacar, harus diberitahukan ke kami dan didatangkan. Saya tidak mau, saat pacaran, pacarnya telepon jam satu malam yang seharusnya digunakan untuk istirahat," ungkapnya.

Hal itu ditekankan, memang agar pemain bisa lebih fokus dan bisa lebih bermain dikancah tingkat yang lebih tinggi. Sosok pelatih dingin seperti ini memang sangat dibutuhkan untuk kebangkitan bangsa dalam dunia persepakbolaan.

"Yang jelas kita anggap sebagai pahlawan, tokoh yang mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Besar harapan kita, di Yogya agar bibit-bibit mudanya bangkit yang bisa mengharumkan nama Yogya dan Indonesia," kata Gus Remon, salah satu tokoh dari Ikatan Keluarga Besar Minang Yogyakarta (IKBMY).
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6353 seconds (0.1#10.140)