Yaya bahagia pulang kampung
A
A
A
Sindonews.com - Yaya Sunarya tak bisa menyembunyikan perasaan bahagia di benaknya setelah pelatih Djadjang Nurdjaman memercayainya sebagai pelatih fisik Persib Bandung musim depan. Dia datang untuk menggantikan pelatih fisik musim lalu, Dino Sefriyanto.
Setelah lebih dari satu dekade berkarier di luar Bandung, Yaya akhirnya bisa pulang kampung dan bekerja di klub yang sebenarnya pernah memberinya kesempatan berkarier di posisi yang sama pada Liga Indonesia IX musim 2003.
''Saya sudah dihubungi oleh Pak Djadjang dan diminta membantunya di Persib. Yang jelas saya merasa bahagia karena istilahnya bisa pulang kampung ke Bandung. Ini merupakan kepercayaan dan tanggungjawab yang harus saya jawab dengan baik,” ungkap Yaya kepada okezone, Senin (21/10/2013).
''Mudah-mudahan saya bisa memberikan yang terbaik. Karena bagaimanapun Persib adalah klub yang berjasa memberikan saya kesempatan untuk meniti karier di dunia kepelatihan secara lebih luas,” tambahnya.
Dibandingkan saat meniti karier sebagai pemain, kisah perjalanan alumni FPOK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung tersebut sebagai pelatih fisik tergolong lebih mengkilap. Saat berkarier sebagai pemain, Yaya yang satu angkatan dengan Yaris Riyadi saat gagal mewujudkan mimpinya jadi pemain Persib.
Dia kemudian memutuskan untuk lebih serius mendalami bidang kepelatihan saat duduk di bangku kuliah. Pilihannya tidak salah, sebab ia justru dipercaya masuk ke Persib sebagai pelatih fisik pada Ligina IX kala Persib ditangani pelatih asal Polandia, Marek Andrejz Sledzianowski.
Satu musim bekerja di Persib, Yaya kemudian hijrah ke PKT Bontang. Di klub eks Galatama inilah, karier Yaya cukup awet. Sejumlah pelatih pernah berkolaborasi dengan dirinya. Hingga membuatnya dipercaya menjadi pelatih fisik tim nasional bentukan PSSI KLB Ancol yang dipimpin Alfred Riedl saat dualisme organisasi terjadi di sepak bola Indonesia pada tahun 2012.
Sebelum dipercaya kembali jadi pelatih fisik Persib musim depan, Yaya juga sempat dipercaya mendampingi pelatih Luis Manuel Blanco saat timnas menghadapi Arab Saudi di babak pra Piala Asia 2015.
Setelah lebih dari satu dekade berkarier di luar Bandung, Yaya akhirnya bisa pulang kampung dan bekerja di klub yang sebenarnya pernah memberinya kesempatan berkarier di posisi yang sama pada Liga Indonesia IX musim 2003.
''Saya sudah dihubungi oleh Pak Djadjang dan diminta membantunya di Persib. Yang jelas saya merasa bahagia karena istilahnya bisa pulang kampung ke Bandung. Ini merupakan kepercayaan dan tanggungjawab yang harus saya jawab dengan baik,” ungkap Yaya kepada okezone, Senin (21/10/2013).
''Mudah-mudahan saya bisa memberikan yang terbaik. Karena bagaimanapun Persib adalah klub yang berjasa memberikan saya kesempatan untuk meniti karier di dunia kepelatihan secara lebih luas,” tambahnya.
Dibandingkan saat meniti karier sebagai pemain, kisah perjalanan alumni FPOK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung tersebut sebagai pelatih fisik tergolong lebih mengkilap. Saat berkarier sebagai pemain, Yaya yang satu angkatan dengan Yaris Riyadi saat gagal mewujudkan mimpinya jadi pemain Persib.
Dia kemudian memutuskan untuk lebih serius mendalami bidang kepelatihan saat duduk di bangku kuliah. Pilihannya tidak salah, sebab ia justru dipercaya masuk ke Persib sebagai pelatih fisik pada Ligina IX kala Persib ditangani pelatih asal Polandia, Marek Andrejz Sledzianowski.
Satu musim bekerja di Persib, Yaya kemudian hijrah ke PKT Bontang. Di klub eks Galatama inilah, karier Yaya cukup awet. Sejumlah pelatih pernah berkolaborasi dengan dirinya. Hingga membuatnya dipercaya menjadi pelatih fisik tim nasional bentukan PSSI KLB Ancol yang dipimpin Alfred Riedl saat dualisme organisasi terjadi di sepak bola Indonesia pada tahun 2012.
Sebelum dipercaya kembali jadi pelatih fisik Persib musim depan, Yaya juga sempat dipercaya mendampingi pelatih Luis Manuel Blanco saat timnas menghadapi Arab Saudi di babak pra Piala Asia 2015.
(aww)