Sergio Van Dijk tinggalkan Persib
A
A
A
Sindonews.com - Bak petir di siang bolong. Pelatih Persib Bandung, Djajang Nurjaman cukup kaget mendengar isu yang menyebutkan jika bomber andalannya Sergio Van Dijk tega meninggalkan Persib Bandung tanpa ada kalimat konfirmasi sepatah kata pun. Sergio diisukan bakal hijrah ke salah satu klub Divisi Utama Liga Iran.
Meski langsung membantah dan menyebut kabar tersebut sebagai berita bohong. Djanur tetap terlihat kaget dan was-was kalau kabar tersebut bakal menjadi kenyataan. “Kabar darimana itu? Itu pasti kabar bohong, tidak ada kabar bila Sergio akan ke Liga Iran. Lagipula, kontraknya di Persib kan masih dua musim. Dia tetap di Persib,” tegas Djanur, Kamis (31/20/2013).
Pantas jika Djanur sontak menyanggah kabar tersebut. Sebab Sergio bisa dikatakan sebagai salah satu aset paling penting yang dimiliki Persib karena kualitasnya yang diatas rata-rata pemain lokal maupun asing yang beredar di kompetisi sepak bola Indonesia.
Karena itu, Djanur cukup setuju dengan keputusan PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB) menyodorkan kontrak selama dua musim saat mantan bomber Brisbane Roar dan Adelaide United tersebut menginjakan kakinya di Kota Kembang. Pelatih berusia 55 tahun tersebut, menyatakan selama ini ia terus menjalin komunikasi dengan Sergio untuk menanyakan kondisi fisik dan kesehatannya.
Beberapa waktu lalu, Sergio memang diperintahkan oleh dokter tim, Rafi Ghani untuk istirahat dan menjalani terapi penyembuhan cedera yang dialaminya. “Terakhir kali saya berkomunikasi dengan Sergio untuk menanyakan kondisi kesehatannya. Dan rencananya saya akan segera menghubunginya untuk menanyakan kondisi fisiknya,” terang Djanur.
Meski begitu, Djanur maupun Persib tetap wajib ‘memata-matai’ Sergio. Sebab niat untuk pergi dari Persib dan Indonesia bukan sama sekali tidak ada dalam benak striker berusia 31 tahun itu. Beberapa waktu lalu, Sergio sempat mengutarakan kekecewaannya terhadap perilaku suporter di Indonesia yang dinilainya terlalu anarkis dan bertindak kelewat batas.
Kekecewaan Sergio dicurahkan setelah ia dan rekan-rekannya yang sedang menumpangi bus menuju Stadion Senayan, Jakarta guna melakoni laga kontra Persija Jakarta. Diserang sekelompok orang yang tak dikenal secara brutal.
Peristiwa tersebut, bisa dikatakan cukup menimbulkan rasa trauma dalam diri Sergio. Tidak mengherankan jika kemudian dia, sempat menyampaikan ancaman pergi dari Indonesia dan memilih berkarier di negara lain karena merasa kompetisi sepak bola di Indonesia tak memberinya jaminan keselamatan.
Meski langsung membantah dan menyebut kabar tersebut sebagai berita bohong. Djanur tetap terlihat kaget dan was-was kalau kabar tersebut bakal menjadi kenyataan. “Kabar darimana itu? Itu pasti kabar bohong, tidak ada kabar bila Sergio akan ke Liga Iran. Lagipula, kontraknya di Persib kan masih dua musim. Dia tetap di Persib,” tegas Djanur, Kamis (31/20/2013).
Pantas jika Djanur sontak menyanggah kabar tersebut. Sebab Sergio bisa dikatakan sebagai salah satu aset paling penting yang dimiliki Persib karena kualitasnya yang diatas rata-rata pemain lokal maupun asing yang beredar di kompetisi sepak bola Indonesia.
Karena itu, Djanur cukup setuju dengan keputusan PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB) menyodorkan kontrak selama dua musim saat mantan bomber Brisbane Roar dan Adelaide United tersebut menginjakan kakinya di Kota Kembang. Pelatih berusia 55 tahun tersebut, menyatakan selama ini ia terus menjalin komunikasi dengan Sergio untuk menanyakan kondisi fisik dan kesehatannya.
Beberapa waktu lalu, Sergio memang diperintahkan oleh dokter tim, Rafi Ghani untuk istirahat dan menjalani terapi penyembuhan cedera yang dialaminya. “Terakhir kali saya berkomunikasi dengan Sergio untuk menanyakan kondisi kesehatannya. Dan rencananya saya akan segera menghubunginya untuk menanyakan kondisi fisiknya,” terang Djanur.
Meski begitu, Djanur maupun Persib tetap wajib ‘memata-matai’ Sergio. Sebab niat untuk pergi dari Persib dan Indonesia bukan sama sekali tidak ada dalam benak striker berusia 31 tahun itu. Beberapa waktu lalu, Sergio sempat mengutarakan kekecewaannya terhadap perilaku suporter di Indonesia yang dinilainya terlalu anarkis dan bertindak kelewat batas.
Kekecewaan Sergio dicurahkan setelah ia dan rekan-rekannya yang sedang menumpangi bus menuju Stadion Senayan, Jakarta guna melakoni laga kontra Persija Jakarta. Diserang sekelompok orang yang tak dikenal secara brutal.
Peristiwa tersebut, bisa dikatakan cukup menimbulkan rasa trauma dalam diri Sergio. Tidak mengherankan jika kemudian dia, sempat menyampaikan ancaman pergi dari Indonesia dan memilih berkarier di negara lain karena merasa kompetisi sepak bola di Indonesia tak memberinya jaminan keselamatan.
(akr)