Dukungan Bonek-Viking bikin berani, Guru Besar ikut bernyanyi
A
A
A
Sindonews.com - Persiapan Pengprov Kodrat Jatim di Kejurnas Tarung Derajat Piala Presiden 2013 memang luar biasa. Bukan hanya menggelontorkan dana ratusan juta untuk TC selama dua bulan. Tapi juga masih sempat menggalang dukungan suporter Bonek dan Viking
"Di sini Jatim, di sana Jabar..dimana-mana kita saudara....yo, ayo..ayo Jawa Timur, ku ingin kita harus menang..." bait lagu khas suporter sepak bola itu terus membahana dalam laga final Kejurnas Tarung Derajat Piala Presiden di GOR Pajajaran Bandung, Minggu (3/11) lalu.
Meski awalnya hanya datang dari 20 orang yang berada di tribun utara. Namun, dentuman tiga drum dan satu kendang itu mampu membuat sekitar 3.000 penonton yang memadati GOR Pajajaran larut
dalam suasana. Bahkan, Sang Guru Besar Tarung Derajat, Achmad Derajat ikut bernyanyi dan bertepuk tangan dari kursi undangan kehormatan.
Lantas dari mana datangnya drum dan puluhan orang pendukung Jatim itu? Maklum, selama babak penyisihaan hingga perempat final memang tidak tampak suasana seperti partai final. "Kami menggalang dukungan dari Viking dan Bonek yang kebetulan ada di Bandung, " ucap Ketua Harian Pengprov Kodrat Jatim, Erwin Haricahyo.
Ide mencari dukungan dari suporter Persib Bandung dan Persebaya Surabaya itu, jelas Erwin, merupakan spontanitas saat evaluasi usai laga perempat final. "Jatim banyak meloloskan atlet di semifinal ada delapan nomor. Hubungan Viking dan Bonek juga baik, jadi kita coba untuk menghubungi mereka, " ucapnya.
Namun mempetnya waktu, membuat official Tarung Derajat Jatim harus memburu suporter hingga larut malam. "Sebenarnya kita ada komunitas Viking dari Unpad, tapi mereka tidak punya drum dan baru mengabari jam delapan malam. Padahal besok pagi kita sudah bertarung," kenangnya.
Tak mau menyerah, sekitar pukul 21.00, pengurus Kodrat Jatim bergerak ke Sekretariat Viking di Jalan Ikan Gurame, Bandung. Sayang, suasana kantor terlihat sudah lenggang. "Coba cari di distrik Jalan Riau, mungkin di sana masih ada anak-anak, biasanya malam minggu masih banyak. Tapi tidak semua distrik punya drum," ucap Fajar, official Jatim menerukai ucapan seorang penjaga sekretariat
Viking.
Sambil setengah putus asa, Fajar dan ofisialJatim lainnya memacu sepeda motor ke Jalan Riau. Harapan muncul ketika di depan toko aksesori Persib Bandung, nampak beberapa anak muda asyik mengobrol. Di dalam toko juga ada tiga buah drum.
"Kami bertemu koordinator Viking bernama Sandy, dia yang membantu kami mencarikan Bonek yang kebetulan ada di Bandung. Namun karena sudah hampir pukul 23.00, Sandy belum bisa menjanjikan berapa orang yang akan mendukung Jatim karena beberapa anggota sulit dihubungi.
Namun, ofisial Jatim tersenyum karena pada esok pagi pukul 09.00, sekitar 20 orang tampak masuk dalam GOR Pajajaran dengan membawa dua drum. Kedatangan rombongan Viking dan Bonek ini disambut Ketua Umum Pengprov Kodrat Jatim, Bambang Haryo. Tanpa menunggu lama, puluhan suporter gabungan itu langsung beraksi. Bahkan, Bambang Haryo juga ikut bernyanyi dan menari. Sesekali menabuh drum ketika atlet Jatim bertarung di atas matras.
Dukungan Bonek dan Viking tak sia-sia, dari tujuh petarung di semifinal empat diantaranya berhasil melaju ke final. Sedangkan empat finalis, tiga berhasil keluar sebagai juara sekaligus memboyong medali emas. Total, Jatim pulang dengan tiga emas, satu perak dan empat perunggu.
Prestasi luar biasa karena sejak 10 tahun lalu, Jatim tidak pernah bisa mendapatkan emas Kejurnas, "Saya minta suporter memberikan dukungan yang sportif. Akhirnya penonton yang mayoritas dari Bandung juga ikut mendukung kita dan tetap bersahabat meski dua petarung Jabar kita kalahkan di partai final, " kenang Bambang Haryo.
Diakui M Sobari, kehadiran suporter ikut andil dalam keberhasilan Jatim mendulang tiga emas. "Jelas dukungan suporter membuat saya merasa tidak sendirian saat di matras. Rasa takut berganti dengan keberanian," ucap petarung yang mendulang emas setelah merobohkan atlet Jabar Julianto di ronde pertama.
"Di sini Jatim, di sana Jabar..dimana-mana kita saudara....yo, ayo..ayo Jawa Timur, ku ingin kita harus menang..." bait lagu khas suporter sepak bola itu terus membahana dalam laga final Kejurnas Tarung Derajat Piala Presiden di GOR Pajajaran Bandung, Minggu (3/11) lalu.
Meski awalnya hanya datang dari 20 orang yang berada di tribun utara. Namun, dentuman tiga drum dan satu kendang itu mampu membuat sekitar 3.000 penonton yang memadati GOR Pajajaran larut
dalam suasana. Bahkan, Sang Guru Besar Tarung Derajat, Achmad Derajat ikut bernyanyi dan bertepuk tangan dari kursi undangan kehormatan.
Lantas dari mana datangnya drum dan puluhan orang pendukung Jatim itu? Maklum, selama babak penyisihaan hingga perempat final memang tidak tampak suasana seperti partai final. "Kami menggalang dukungan dari Viking dan Bonek yang kebetulan ada di Bandung, " ucap Ketua Harian Pengprov Kodrat Jatim, Erwin Haricahyo.
Ide mencari dukungan dari suporter Persib Bandung dan Persebaya Surabaya itu, jelas Erwin, merupakan spontanitas saat evaluasi usai laga perempat final. "Jatim banyak meloloskan atlet di semifinal ada delapan nomor. Hubungan Viking dan Bonek juga baik, jadi kita coba untuk menghubungi mereka, " ucapnya.
Namun mempetnya waktu, membuat official Tarung Derajat Jatim harus memburu suporter hingga larut malam. "Sebenarnya kita ada komunitas Viking dari Unpad, tapi mereka tidak punya drum dan baru mengabari jam delapan malam. Padahal besok pagi kita sudah bertarung," kenangnya.
Tak mau menyerah, sekitar pukul 21.00, pengurus Kodrat Jatim bergerak ke Sekretariat Viking di Jalan Ikan Gurame, Bandung. Sayang, suasana kantor terlihat sudah lenggang. "Coba cari di distrik Jalan Riau, mungkin di sana masih ada anak-anak, biasanya malam minggu masih banyak. Tapi tidak semua distrik punya drum," ucap Fajar, official Jatim menerukai ucapan seorang penjaga sekretariat
Viking.
Sambil setengah putus asa, Fajar dan ofisialJatim lainnya memacu sepeda motor ke Jalan Riau. Harapan muncul ketika di depan toko aksesori Persib Bandung, nampak beberapa anak muda asyik mengobrol. Di dalam toko juga ada tiga buah drum.
"Kami bertemu koordinator Viking bernama Sandy, dia yang membantu kami mencarikan Bonek yang kebetulan ada di Bandung. Namun karena sudah hampir pukul 23.00, Sandy belum bisa menjanjikan berapa orang yang akan mendukung Jatim karena beberapa anggota sulit dihubungi.
Namun, ofisial Jatim tersenyum karena pada esok pagi pukul 09.00, sekitar 20 orang tampak masuk dalam GOR Pajajaran dengan membawa dua drum. Kedatangan rombongan Viking dan Bonek ini disambut Ketua Umum Pengprov Kodrat Jatim, Bambang Haryo. Tanpa menunggu lama, puluhan suporter gabungan itu langsung beraksi. Bahkan, Bambang Haryo juga ikut bernyanyi dan menari. Sesekali menabuh drum ketika atlet Jatim bertarung di atas matras.
Dukungan Bonek dan Viking tak sia-sia, dari tujuh petarung di semifinal empat diantaranya berhasil melaju ke final. Sedangkan empat finalis, tiga berhasil keluar sebagai juara sekaligus memboyong medali emas. Total, Jatim pulang dengan tiga emas, satu perak dan empat perunggu.
Prestasi luar biasa karena sejak 10 tahun lalu, Jatim tidak pernah bisa mendapatkan emas Kejurnas, "Saya minta suporter memberikan dukungan yang sportif. Akhirnya penonton yang mayoritas dari Bandung juga ikut mendukung kita dan tetap bersahabat meski dua petarung Jabar kita kalahkan di partai final, " kenang Bambang Haryo.
Diakui M Sobari, kehadiran suporter ikut andil dalam keberhasilan Jatim mendulang tiga emas. "Jelas dukungan suporter membuat saya merasa tidak sendirian saat di matras. Rasa takut berganti dengan keberanian," ucap petarung yang mendulang emas setelah merobohkan atlet Jabar Julianto di ronde pertama.
(aww)