Borong 7 bintang Timas U-19, Persebaya bayar Rp7 miliar
A
A
A
Sindonews.com - Keputusan Persebaya Surabaya memborong tujuh pemain Timnas U-19 mengundang berbagai pertanyaan. Apakah langkah ini sebagai strategi investasi jangka panjang atau hanya sekadar menghamburkan uang?
Wajar jika sempat terbesit pikiran jika Persebaya manajemen Persebaya terlalu royal dengan menjadi 'bapak asuh" bagi tujuh pemain Timnas U-19. Sebab, tim yang baru promosi ke kasta kompetisi tertinggi Indonesia Super League (ISL) itu, harus menyediakan dana total sebesar Rp 7 Miliar.
Sebab, sesuai regulasi dari Badan Tim Nasional (BTN), setiap klub wajib membayar Rp1 miliar kepada satu pemain Timnas U-19. Mekanisme pembayaran dilakukan secara bertahap Rp250 juta di awal sebagai uang muka dan sisanya bisa dicicil selama empat tahun. Artinya, setiap pemain
menerima Rp 15 juta per bulan.
Mengacu pada aturan BTN itu, di awal, Persebaya harus menyediakan dana sekitar Rp1,75 miliar untuk tujuh pemain. Selanjutnya, setiap bulan Persebaya total harus mendonasikan uang Rp105 juta. Atau setiap tahun menghabiskan dana Rp1, 26 miliar di luar uang muka Rp250 juta/pemain.
Menanggapi pengeluaran tidak kecil untuk tujuh pemain Timnas U-19, Direktur Olahraga Persebaya Dhimam Abror mengatakan masih dalam batas kewajaran. "Satu miliar untuk satu pemain itu pembayaran secara bertahap, masih bisa diatasi. Jadi bukan langsung Rp7 miliar kalau itu berat, " ujarnya.
Ditambahkan Abror, selain Persebaya merasa punya tanggung jawab moral dengan masa depan pemain Timnas U-19, tapi juga harus berorientasi membangun tim. "Kita memang punya tanggung jawab moral, tapi kita juga memilih pemain yang sekiranya potensial untuk jangka panjangnya," ucapnya.
Upaya Persebaya menarik tujuh pemain saat ini berjalan mulus. Sebab, pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri sudah merestui pasukannya untuk bergabung dengan Persebaya. Mereka adalah Evan Dimas, Zulfiandi, Hargianto, Sahrul Kurniawan, Putu Gede, Ilham Udin Armayn, dan M Fatkurrohman.
"Tidak ada masalah Indra Safri mengizinkan tujuh pemain tersebut bergabung dengan Persebaya, " tambahnya.
Kendati sudah resmi menjadi bapak asuh dari tujuh pemain Timnas U-19. Namun Persebaya kecil kemungkinan bisa memakai tenaganya musim depan. Sebab, Timnas U-19 akan melakukan TC jangka panjang untuk persiapan putaran final Piala AFC yang digelar di Myanmar pada November 2014 mendatang.
Sementara pada 2015, tim yang berjuluk Garuda Jaya itu juga diproyeksikan tampil di babak playoff Piala Dunia U-20. Melihat padatnya agenda Timnas U 19, bisa jadi manajemen Persebaya akan mengeluarkan dana sia-sia kerena tak bisa memakai tenaga meraka.
Celaknya, Persebaya menjadi tim yang paling banyak memborong pemain Timnas U-19. Beberapa tim mapan, seperti Mitra Kukar hanya menarik dua pemain Ravi Murdianto dan Paulo Sitanggang. Sedangkan PSM hanya menarik satu pemain Maldini Palli. "Mereka masih bisa kita mainkan di
Persebaya ISL U-21, " elak Abror.
Wajar jika sempat terbesit pikiran jika Persebaya manajemen Persebaya terlalu royal dengan menjadi 'bapak asuh" bagi tujuh pemain Timnas U-19. Sebab, tim yang baru promosi ke kasta kompetisi tertinggi Indonesia Super League (ISL) itu, harus menyediakan dana total sebesar Rp 7 Miliar.
Sebab, sesuai regulasi dari Badan Tim Nasional (BTN), setiap klub wajib membayar Rp1 miliar kepada satu pemain Timnas U-19. Mekanisme pembayaran dilakukan secara bertahap Rp250 juta di awal sebagai uang muka dan sisanya bisa dicicil selama empat tahun. Artinya, setiap pemain
menerima Rp 15 juta per bulan.
Mengacu pada aturan BTN itu, di awal, Persebaya harus menyediakan dana sekitar Rp1,75 miliar untuk tujuh pemain. Selanjutnya, setiap bulan Persebaya total harus mendonasikan uang Rp105 juta. Atau setiap tahun menghabiskan dana Rp1, 26 miliar di luar uang muka Rp250 juta/pemain.
Menanggapi pengeluaran tidak kecil untuk tujuh pemain Timnas U-19, Direktur Olahraga Persebaya Dhimam Abror mengatakan masih dalam batas kewajaran. "Satu miliar untuk satu pemain itu pembayaran secara bertahap, masih bisa diatasi. Jadi bukan langsung Rp7 miliar kalau itu berat, " ujarnya.
Ditambahkan Abror, selain Persebaya merasa punya tanggung jawab moral dengan masa depan pemain Timnas U-19, tapi juga harus berorientasi membangun tim. "Kita memang punya tanggung jawab moral, tapi kita juga memilih pemain yang sekiranya potensial untuk jangka panjangnya," ucapnya.
Upaya Persebaya menarik tujuh pemain saat ini berjalan mulus. Sebab, pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri sudah merestui pasukannya untuk bergabung dengan Persebaya. Mereka adalah Evan Dimas, Zulfiandi, Hargianto, Sahrul Kurniawan, Putu Gede, Ilham Udin Armayn, dan M Fatkurrohman.
"Tidak ada masalah Indra Safri mengizinkan tujuh pemain tersebut bergabung dengan Persebaya, " tambahnya.
Kendati sudah resmi menjadi bapak asuh dari tujuh pemain Timnas U-19. Namun Persebaya kecil kemungkinan bisa memakai tenaganya musim depan. Sebab, Timnas U-19 akan melakukan TC jangka panjang untuk persiapan putaran final Piala AFC yang digelar di Myanmar pada November 2014 mendatang.
Sementara pada 2015, tim yang berjuluk Garuda Jaya itu juga diproyeksikan tampil di babak playoff Piala Dunia U-20. Melihat padatnya agenda Timnas U 19, bisa jadi manajemen Persebaya akan mengeluarkan dana sia-sia kerena tak bisa memakai tenaga meraka.
Celaknya, Persebaya menjadi tim yang paling banyak memborong pemain Timnas U-19. Beberapa tim mapan, seperti Mitra Kukar hanya menarik dua pemain Ravi Murdianto dan Paulo Sitanggang. Sedangkan PSM hanya menarik satu pemain Maldini Palli. "Mereka masih bisa kita mainkan di
Persebaya ISL U-21, " elak Abror.
(aww)