Tim DIY gagal di adu penalti
A
A
A
Sindonews.com – Wakil Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) SMP 13 Yogya gagal menjadi kampiun Liga Pendidikan Indonesia (LPI) Nasional, setelah kalah dalam adu penalti dari wakil Sulawesi Tenggara SMP 4 Raha dengan skor 5-3, di stadion Citarum Semarang, Kamis (14/11).
Pada babak final ini, berlangsung dramatis. Kedua tim bermain imbang 1-1 selama 2x30 menit waktu normal. SMP 13 sebenarnya sempat unggul lebih dahulu melalui Dicky Febriansyah di menit ke 21 babak pertama.
Sayang tim DIY gagal mempertahankan keunggulan setelah pada menit akhir babak kedua, tim SMP 4 Raha berhasil menyamakan kedudukan pada menit akhir babak kedua melalui sundulan Arifaldin. Sampai peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan skor imbang 1-1 bertahan, dan pertandingan langsung dilanjutkan melalui tendangan penalti.
Pada babak adu penalti, dewi fortuna nampaknya berpihak pada tim SMP 4 Raha. Dicky Firmansyah, dari SMP 13 yang mendapatkan kepercayaan pertama kali gagal menyarangkan bola ke gawang.
Gagalnya Dicky membuat mental pemain-pemain DIY, tertekan, telebih setelah penendang SMP 4 Raha Hairil, sukses menjebol gawang Richo Ananta.
Tim DIY semakin tertekan setelah penendang ketiga kembali gagal menyerangkang bola ke gawang. Sementara semua penendang dari tim SMP 4 Raha seluruhnya berhasil memasukan bola ke gawang. Skor akhir pada babak penalti ini pun berakhir dengan skor 3-5 untuk kemenangan tim SMP 4 Raha.
Pelatih DIY Suryanto mengakui keunggulan dari pemain-pemain dari tim SMP 4 Raha. Menurutnya jika dari skill kekuatan kedua tim seimbang, namun pasukannya kalah mental. “Gol pada menit akhir membuat pemain-pemain down, dan itu berimbas pada saat adu penalti,” katanya.
Meski hanya mampu menjadi Runner Up, Suryanto mengaku, pemainnya sudah tampil maksimal. Pemain sudah bermain sangat keras, dan berusaha untuk memenangkan pertandingan.
Sementara itu pelatih SMP 4 Raha Hair Saputra menilai, pasukannya memiliki mental untuk menjadi juara. Menurutnya, pertandingan yang diakhir dengan adu penalti yang dibutuhkan adalah ketenangan dan percaya diri, dan itu dimiliki pasukannya. ”Pada babak pertama, kami memang kalah, tetapi kami sudah menginstruksikan pada pemain untuk terus bermain sampai pertandingan benar-benar selesai. Dan hasilnya kami berhasil membawa pulang gelar Juara. Ini kemenangan masyarkat Sultra,” katanya.
Pada babak final LPI yang disiarkan langsung MNC TV tersebut hadir ketua Umum PSSI Pusat Johar Arifin, Sekum PSSI Jateng Johar Lin Eng, sejumlah pejabar dari Kemenpora. Hadir juga Walikota Semarang Hendrar Prihadi.
Kedatangan Johar Arifin pada Final LPI selain untuk menyaksikan pertandingan final terebut namun juga untuk memberikan motivasi kepada para pemain. “Saya sengaja datang untuk memberikan motivasi kepada para pemain,” ujarnya usai pertandingan.
Dalam kesempatan tersebut Johar, mengaku, PSSI sangat serius untuk mendukung kompetisi usia muda seperti LPI. Dari kompetisi usia muda diharapkan mampu memunculkan pemain-pemain muda berbakat yang bisa menjadi bank data bagi calon pemain timnas Indonesia.
Pada babak final ini, berlangsung dramatis. Kedua tim bermain imbang 1-1 selama 2x30 menit waktu normal. SMP 13 sebenarnya sempat unggul lebih dahulu melalui Dicky Febriansyah di menit ke 21 babak pertama.
Sayang tim DIY gagal mempertahankan keunggulan setelah pada menit akhir babak kedua, tim SMP 4 Raha berhasil menyamakan kedudukan pada menit akhir babak kedua melalui sundulan Arifaldin. Sampai peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan skor imbang 1-1 bertahan, dan pertandingan langsung dilanjutkan melalui tendangan penalti.
Pada babak adu penalti, dewi fortuna nampaknya berpihak pada tim SMP 4 Raha. Dicky Firmansyah, dari SMP 13 yang mendapatkan kepercayaan pertama kali gagal menyarangkan bola ke gawang.
Gagalnya Dicky membuat mental pemain-pemain DIY, tertekan, telebih setelah penendang SMP 4 Raha Hairil, sukses menjebol gawang Richo Ananta.
Tim DIY semakin tertekan setelah penendang ketiga kembali gagal menyerangkang bola ke gawang. Sementara semua penendang dari tim SMP 4 Raha seluruhnya berhasil memasukan bola ke gawang. Skor akhir pada babak penalti ini pun berakhir dengan skor 3-5 untuk kemenangan tim SMP 4 Raha.
Pelatih DIY Suryanto mengakui keunggulan dari pemain-pemain dari tim SMP 4 Raha. Menurutnya jika dari skill kekuatan kedua tim seimbang, namun pasukannya kalah mental. “Gol pada menit akhir membuat pemain-pemain down, dan itu berimbas pada saat adu penalti,” katanya.
Meski hanya mampu menjadi Runner Up, Suryanto mengaku, pemainnya sudah tampil maksimal. Pemain sudah bermain sangat keras, dan berusaha untuk memenangkan pertandingan.
Sementara itu pelatih SMP 4 Raha Hair Saputra menilai, pasukannya memiliki mental untuk menjadi juara. Menurutnya, pertandingan yang diakhir dengan adu penalti yang dibutuhkan adalah ketenangan dan percaya diri, dan itu dimiliki pasukannya. ”Pada babak pertama, kami memang kalah, tetapi kami sudah menginstruksikan pada pemain untuk terus bermain sampai pertandingan benar-benar selesai. Dan hasilnya kami berhasil membawa pulang gelar Juara. Ini kemenangan masyarkat Sultra,” katanya.
Pada babak final LPI yang disiarkan langsung MNC TV tersebut hadir ketua Umum PSSI Pusat Johar Arifin, Sekum PSSI Jateng Johar Lin Eng, sejumlah pejabar dari Kemenpora. Hadir juga Walikota Semarang Hendrar Prihadi.
Kedatangan Johar Arifin pada Final LPI selain untuk menyaksikan pertandingan final terebut namun juga untuk memberikan motivasi kepada para pemain. “Saya sengaja datang untuk memberikan motivasi kepada para pemain,” ujarnya usai pertandingan.
Dalam kesempatan tersebut Johar, mengaku, PSSI sangat serius untuk mendukung kompetisi usia muda seperti LPI. Dari kompetisi usia muda diharapkan mampu memunculkan pemain-pemain muda berbakat yang bisa menjadi bank data bagi calon pemain timnas Indonesia.
(wbs)