Mbah Mangoen bilang PSIS bisa naik kasta
A
A
A
Sindonews.com - Tugas Yoyok Sukawi tidak mudah untuk bisa membawa PSIS Semarang kembali ke trek alias berkompetisi di Indonesia Super League (ISL). Pengamat bola Semarang yang juga sesepuh PSIS Ismangoen Notosaputro, mengakui tugas berat ada di pundak Yoyok Sukawi sebagai pengelola.
Tugas berat itu salah satunya adalah mewujudkan mimpi PSIS untuk kembali ke kasta tertinggi kompetisi Indonesia. Menurutnya, karena karakteristik masyarakat Semarang yang menginginkan prestasi yang secara instan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Yoyok sebagai pengelola.
''Masyarakat Semarang sudah terlalu kangen dengan prestasi, karena terlalu lama tim ini (PSIS), sudah lama berada di bawah (Divisi Utama),” ujar mantan ketua Umum PSIS sejak 1983-1990 ini.
Ismangoen yang membawa PSIS juara Perserikatan untuk kali pertama pada 1987 ini menilai ada banyak hal yang harus dilakukan oleh Yoyok Sukawi untuk bisa membawa Laskar Mahesa Jenar kembali berjaya.
Salah satu yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pembinaan pemain-pemain muda lokal Semarang. Menurut pria yang akrab disapa Mbah Mangoen ini Semarang memiliki potensi besar untuk menelurkan pemain-pemain handal dan syaratnya adalah harus ada pembinaan secara terus menerus.
''Kompetisi internal harus terus ditingkatkan, dengan adanya kompetisi rutin maka bisa meningkatkan pembinaan. Sudah banyak pemain-pemain lokal Semarang yang mampu berkiprah di kancah Nasional, itu artinya Semarang memiliki potensi besar,” ucapnya.
Selain itu sambung Mbah Mangoen mengelola Mahesa Jenar saat ini jauh lebih sulit karena sudah berstatus sebagai klub profesional alias tanpa bantuan APBD. Sementara dana yang diperlukan sangat besar yang tentunya dibutuhkan kerja keras untuk menghidupi tim.
Namun demikian, dirinya merasa yakin dengan pengalaman Yoyok yang pernah memegang PSIS Semarang, bakal memberikan harapan baru bagi pecinta PSIS. Ia tetap optimistis PSIS dengan nama besarnya akan mampu bangkit kembali.
”PSIS harus bersyukur karena Yoyok mau mengelola PSIS, karena memang tidak mudah untuk bisa mendapatkan orang yang mau. Dengan pengalaman Yoyok yang beberapa musim pernah menangin tim ini tentu tidak akan ada masalah,” katanya.
Ditanya soal PSIS yang sampai saat ini masih dipegang oleh manajemen caretaker, Mbah Mangoen berpedapat alangkah baiknya jika PSIS segera dipimpin oleh manajemen definitif. Pasalnya jika terlalu lama manajemen caretaker, persiapan untuk menghadapi kompetisi musim depan tidak akan bisa maksimal. ”Semakin cepat ada penentuan manajemen definitif, semakin baik pula bagi persiapan tim,” imbuhnya.
Bidang Legal PSIS Semarang yang juga menjabat manajer caretaker Kairul Anwar mengaku, untuk penunjukan manajer definitif, baru akan dilakukan setelah Yoyok melakukan pertemuan dengan 25 persatuan sepak bola (PS) anggota PSIS.
Pertemuan itu sendiri rencanya akan digelar pada Rabu (27/11) malam di Oitz cafe Jalan Ahmad Yani Semarang. Dalam pertemuan tersebut selain untuk koordinasi, juga untuk mendengarkan program-program dari Yoyok Sukawi selaku yang ditunjuk sebagai pengelola. ''Setelah itu semua selesai, baru pengurus akan melanjutkan ke tahapan berikutnya, termasuk untuk menentukan manajemen definitif,” katanya.
Tugas berat itu salah satunya adalah mewujudkan mimpi PSIS untuk kembali ke kasta tertinggi kompetisi Indonesia. Menurutnya, karena karakteristik masyarakat Semarang yang menginginkan prestasi yang secara instan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Yoyok sebagai pengelola.
''Masyarakat Semarang sudah terlalu kangen dengan prestasi, karena terlalu lama tim ini (PSIS), sudah lama berada di bawah (Divisi Utama),” ujar mantan ketua Umum PSIS sejak 1983-1990 ini.
Ismangoen yang membawa PSIS juara Perserikatan untuk kali pertama pada 1987 ini menilai ada banyak hal yang harus dilakukan oleh Yoyok Sukawi untuk bisa membawa Laskar Mahesa Jenar kembali berjaya.
Salah satu yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pembinaan pemain-pemain muda lokal Semarang. Menurut pria yang akrab disapa Mbah Mangoen ini Semarang memiliki potensi besar untuk menelurkan pemain-pemain handal dan syaratnya adalah harus ada pembinaan secara terus menerus.
''Kompetisi internal harus terus ditingkatkan, dengan adanya kompetisi rutin maka bisa meningkatkan pembinaan. Sudah banyak pemain-pemain lokal Semarang yang mampu berkiprah di kancah Nasional, itu artinya Semarang memiliki potensi besar,” ucapnya.
Selain itu sambung Mbah Mangoen mengelola Mahesa Jenar saat ini jauh lebih sulit karena sudah berstatus sebagai klub profesional alias tanpa bantuan APBD. Sementara dana yang diperlukan sangat besar yang tentunya dibutuhkan kerja keras untuk menghidupi tim.
Namun demikian, dirinya merasa yakin dengan pengalaman Yoyok yang pernah memegang PSIS Semarang, bakal memberikan harapan baru bagi pecinta PSIS. Ia tetap optimistis PSIS dengan nama besarnya akan mampu bangkit kembali.
”PSIS harus bersyukur karena Yoyok mau mengelola PSIS, karena memang tidak mudah untuk bisa mendapatkan orang yang mau. Dengan pengalaman Yoyok yang beberapa musim pernah menangin tim ini tentu tidak akan ada masalah,” katanya.
Ditanya soal PSIS yang sampai saat ini masih dipegang oleh manajemen caretaker, Mbah Mangoen berpedapat alangkah baiknya jika PSIS segera dipimpin oleh manajemen definitif. Pasalnya jika terlalu lama manajemen caretaker, persiapan untuk menghadapi kompetisi musim depan tidak akan bisa maksimal. ”Semakin cepat ada penentuan manajemen definitif, semakin baik pula bagi persiapan tim,” imbuhnya.
Bidang Legal PSIS Semarang yang juga menjabat manajer caretaker Kairul Anwar mengaku, untuk penunjukan manajer definitif, baru akan dilakukan setelah Yoyok melakukan pertemuan dengan 25 persatuan sepak bola (PS) anggota PSIS.
Pertemuan itu sendiri rencanya akan digelar pada Rabu (27/11) malam di Oitz cafe Jalan Ahmad Yani Semarang. Dalam pertemuan tersebut selain untuk koordinasi, juga untuk mendengarkan program-program dari Yoyok Sukawi selaku yang ditunjuk sebagai pengelola. ''Setelah itu semua selesai, baru pengurus akan melanjutkan ke tahapan berikutnya, termasuk untuk menentukan manajemen definitif,” katanya.
(aww)