Bentuk tim, PSIM nunggak utang Rp900 juta
A
A
A
Sindonews.com – Saat tim lain di DIY bersiap menghadapi musim kompetisi baru, lain halnya dengan PSIM Yogyakarta. Alih-alih menyiapkan tim, Laskar Mataram justru disibukkan dengan beban utang kepada pihak ketiga yang mencapai Rp900 juta.
“Jumlahnya masih lumayan banyak antara Rp700-900 juta kepada pihak ketiga. Kalau urusan dengan pemain semuanya sudah selesai,” ujar Sekretaris PSIM Jarot Sri Kastawa, Senin (25/11/2013).
Jarot mengaku belum tahu bagaimana melunasi sisa utang tersebut. Sebab, hingga saat ini belum ada rencana pertemuan baik dengan manajemen, stakeholders maupun Ketua Umum yang juga Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti.
Padahal, kebijakan strategis terkait kelangsungan nasib tim kebanggaan warga Kota Yogyakarta ada di tangan ketua umum. “Kami masih menunggu baik dari CEO maupun ketua umum. Kami tidak akan bergerak tanpa ada instruksi langsung,” katanya.
Direktur Teknik PSIM musim lalu, Dwi Irianto mengatakan, saat ini sebenarnya sudah tidak ideal menyiapkan tim untuk kompetisi. Sebab, sisa waktu yang tersedian hanya tinggal dua bulan lebih mengingat kompetisi kasta kedua mulai kick off awal atau pertengahan Februari mendatang.
Dengan sisa waktu sependek itu, sangat sulit bagi Laskar Mataram mendapatkan pemain yang benar-benar berkualitas. Kecuali bila tim hanya akan diisi pemain seadanya. Namun demikian, langkah itu sangat beresiko karena musim depan kompetisi akan diikuti setidaknya 66 tim.
“Musim depan, tim tidak hanya berasal dari yang berkompetisi di ISL, tapi juga LPIS. Sehingga jumlahnya akan sangat banyak. Dengan begitu artinya persaingan untuk sekadar mengamankan posisi saja, bahkan akan lebih berat dari kasta tertinggi,” katanya.
“Jumlahnya masih lumayan banyak antara Rp700-900 juta kepada pihak ketiga. Kalau urusan dengan pemain semuanya sudah selesai,” ujar Sekretaris PSIM Jarot Sri Kastawa, Senin (25/11/2013).
Jarot mengaku belum tahu bagaimana melunasi sisa utang tersebut. Sebab, hingga saat ini belum ada rencana pertemuan baik dengan manajemen, stakeholders maupun Ketua Umum yang juga Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti.
Padahal, kebijakan strategis terkait kelangsungan nasib tim kebanggaan warga Kota Yogyakarta ada di tangan ketua umum. “Kami masih menunggu baik dari CEO maupun ketua umum. Kami tidak akan bergerak tanpa ada instruksi langsung,” katanya.
Direktur Teknik PSIM musim lalu, Dwi Irianto mengatakan, saat ini sebenarnya sudah tidak ideal menyiapkan tim untuk kompetisi. Sebab, sisa waktu yang tersedian hanya tinggal dua bulan lebih mengingat kompetisi kasta kedua mulai kick off awal atau pertengahan Februari mendatang.
Dengan sisa waktu sependek itu, sangat sulit bagi Laskar Mataram mendapatkan pemain yang benar-benar berkualitas. Kecuali bila tim hanya akan diisi pemain seadanya. Namun demikian, langkah itu sangat beresiko karena musim depan kompetisi akan diikuti setidaknya 66 tim.
“Musim depan, tim tidak hanya berasal dari yang berkompetisi di ISL, tapi juga LPIS. Sehingga jumlahnya akan sangat banyak. Dengan begitu artinya persaingan untuk sekadar mengamankan posisi saja, bahkan akan lebih berat dari kasta tertinggi,” katanya.
(wbs)