Pemain asli Jepara sesalkan penjualan saham Persijap
A
A
A
Sindonews.com - Persijap Jepara terancam cabut alias pindah homebase jika penjualan 80 persen saham mayoritas yang dimiliki Muhammad Said Bassalamah kepada pihak luar Jepara benar-benar terealisasi.
Jika penjualan benar-benar direalisasikan, maka tidak ada jaminan klub kebanggan warga Kota Ukir Jepara ini bakal bertahan di Jepara, terlebih jika sang pemilik baru dan sponsor menginginkan untuk pindah homebase.
Banyak kalangan menyangkan, termasuk para pemain Persijap yang merupakan pemain asal Jepara atas penjualan saham mayoritas milik Muhammad Said Bassalamah tersebut. Salah satunya diungkapkan oleh striker Persijap Agung Supriyanto. Menurutnya, dengan dijualnya saham mayoritas kepada pihak luar jelas akan mengancam keberadaan Persijap.
''Kami semua pemain Persijap yang asli sini (Jepara) menyayangkan dengan hal ini (penjualan saham mayoritas kepada pihak luar). Apalagi Persijap sudah dikenal oleh banyak kalangan,” ujar anggota TNI AD ini.
Penjualan saham mayoritas milik Muhammad Said Bassalamah tersebut, sebenarnya memang sangat disayangkan, apalagi Persijap tinggal selangkah lagi untuk menuju kasta tertinggi sepakbola Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Namun, Agung melihat, penjualan saham tersebut merupakan langkah profesional dari manajemen, mengingat sampai saat ini manajemen masih memiliki tunggakan gaji pemain yang nilainya mencapai Rp1,5 miliar. ''Bagaimanapun juga kita harus profesional, terlebih di pihak Jepara sendiri tidak ada yang mau membantu Persijap,” ucapnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Ahmad Buchori. Menurutnya, dengan peluang Persijap untuk lolos ISL musim depan cukup besar, seharusnya ada pihak lokal Jepara mau memberikan bantuan kepada tim.
''Kita sudah berjuang dan tinggal selangkah lagi menuju ISL, dengan kondisi seperti ini semua pemain hanya bisa berharap ada orang-orang Jepara yang peduli dengan Persijap,” ujarnya.
Di sisi lain, Muhammad Said Bassalamah pemegang saham mayoritas PT JRM, melepaskan seluruh saham yang dimilikinya kepada pihak luar Jepara. Hal itu dilakukan karena sampai saat ini tidak ada pengusaha lokal Jepara yang berniat untuk membeli saham atau membantu pendaan laskar Kalinyamat.
''Hal ini berat, tetapi harus kami lakukan karena sudah tidak ada lagi yang peduli kepada Persijap,” ujar Bassalamah.
Jika penjualan benar-benar direalisasikan, maka tidak ada jaminan klub kebanggan warga Kota Ukir Jepara ini bakal bertahan di Jepara, terlebih jika sang pemilik baru dan sponsor menginginkan untuk pindah homebase.
Banyak kalangan menyangkan, termasuk para pemain Persijap yang merupakan pemain asal Jepara atas penjualan saham mayoritas milik Muhammad Said Bassalamah tersebut. Salah satunya diungkapkan oleh striker Persijap Agung Supriyanto. Menurutnya, dengan dijualnya saham mayoritas kepada pihak luar jelas akan mengancam keberadaan Persijap.
''Kami semua pemain Persijap yang asli sini (Jepara) menyayangkan dengan hal ini (penjualan saham mayoritas kepada pihak luar). Apalagi Persijap sudah dikenal oleh banyak kalangan,” ujar anggota TNI AD ini.
Penjualan saham mayoritas milik Muhammad Said Bassalamah tersebut, sebenarnya memang sangat disayangkan, apalagi Persijap tinggal selangkah lagi untuk menuju kasta tertinggi sepakbola Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Namun, Agung melihat, penjualan saham tersebut merupakan langkah profesional dari manajemen, mengingat sampai saat ini manajemen masih memiliki tunggakan gaji pemain yang nilainya mencapai Rp1,5 miliar. ''Bagaimanapun juga kita harus profesional, terlebih di pihak Jepara sendiri tidak ada yang mau membantu Persijap,” ucapnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Ahmad Buchori. Menurutnya, dengan peluang Persijap untuk lolos ISL musim depan cukup besar, seharusnya ada pihak lokal Jepara mau memberikan bantuan kepada tim.
''Kita sudah berjuang dan tinggal selangkah lagi menuju ISL, dengan kondisi seperti ini semua pemain hanya bisa berharap ada orang-orang Jepara yang peduli dengan Persijap,” ujarnya.
Di sisi lain, Muhammad Said Bassalamah pemegang saham mayoritas PT JRM, melepaskan seluruh saham yang dimilikinya kepada pihak luar Jepara. Hal itu dilakukan karena sampai saat ini tidak ada pengusaha lokal Jepara yang berniat untuk membeli saham atau membantu pendaan laskar Kalinyamat.
''Hal ini berat, tetapi harus kami lakukan karena sudah tidak ada lagi yang peduli kepada Persijap,” ujar Bassalamah.
(aww)