Juwita hasil dari pembinaan jangka panjang Pengprov Sumut
A
A
A
Sindonews.com - Juwita Niza Wasni, merupakan atlet junior yang dipersiapkan untuk regenerasi olahraga wushu di Indonesia untuk menggantikan Lindswell yang merupakan atlet senior.
Wanita kelahiran Medan 16 Agustus 1996 ini memang merupakan atlet pelapis yang dipersiapkan oleh Pengurus Provinsi (Pengprov) Wushu Indonesia Sumatera Utara.
Kendati Juwita merupakan atlet pelapis, namun atlet yang baru berusia 17 tahun ini sudah mampu mengharumkan nama Indonesia di pentas Internasional.
Lihat saja atas torehannya di ajang Islamic Solidarity Games 2013 lalu yang berlangsung di Palembang, 22-1 Oktober 2013 lalu. Juwita mampu menyumbangkan satu medali emas bagi Merah-Putih pada nomor Taulo Nan Quan serta satu medali perak dari nomor Taulo Nandao dan Nangun.
Pada SEA Games XXVII 2013 yang berlangsung di Myanmar, lagi-lagi Juwita menyumbangkan medali emas bagi kontingen Indonesia. Kali ini dia ciptakan melalui nomor Taulo Nangun, yang mampu memperoleh poin sebangak 9.64, mengalahkan rekan senegaranya, Ivana Ardelia Irmanto yang harus puas di posisi kedua.
“Saya senang sekali bisa meraih emas. Pasalnya, lawan yang saya hadapi, terutama Malaysia dan Vietnam, cukup berat,” tutur Juwita.
Medali emas di ajang SEA Games ini merupakan target pribadinya, yang telah ditanamkan dalam dirinya, karena jika berhasil mendapatkannya, dia pun berharap ada bonus dari pemerintah dan akan dipakai untuk memberangkatkan orangtuanya naik haji.
Kalau melihat upaya regenerasi atlet di cabang olahraga wushu ini nampaknya sudah pas, Pengprov Sumut sudah baik melakukan program-program pembinaan atlet. Seperti halnya yang dikatakan Sekretaris Umum Pengprov WI Sumut, Iwan Kwok.
"Saat ini ada beberapa atlet muda wushu Sumut yang telah menunjukkan prestasi dalam beberapa kejuaraan. Antara lain yaitu Harris Horatius, Jodis, Andrew, Nicholas, serta Charles di putra, juga nama-nama macam Siti Novia Sari Sitepu, Juwita Niza Wasni, Priscillia Cuaca dan Cynthia Cuaca di putri," tutur Iwan.
"Mereka siap menggantikan atlet-atlet yang sudah senior seperti Aldy Lukman, Heriyanto, Johannes Bie, Lindswell, Dessy Indri Astuti, Eric Losardi, Dasmantua Simbolon dan Hotma Dearma Purba," lanjutnya.
"selama ini pihaknya menerapkan pembinaan jangka panjang dan berlapis dalam upaya menghasilkan atlet-atlet yang berkualitas dan siap mengikuti berbagai kejuaraan. Target utamanya adalah agar regenerasi di wushu Sumut bisa terus berlanjut," tutup Iwan.
Wanita kelahiran Medan 16 Agustus 1996 ini memang merupakan atlet pelapis yang dipersiapkan oleh Pengurus Provinsi (Pengprov) Wushu Indonesia Sumatera Utara.
Kendati Juwita merupakan atlet pelapis, namun atlet yang baru berusia 17 tahun ini sudah mampu mengharumkan nama Indonesia di pentas Internasional.
Lihat saja atas torehannya di ajang Islamic Solidarity Games 2013 lalu yang berlangsung di Palembang, 22-1 Oktober 2013 lalu. Juwita mampu menyumbangkan satu medali emas bagi Merah-Putih pada nomor Taulo Nan Quan serta satu medali perak dari nomor Taulo Nandao dan Nangun.
Pada SEA Games XXVII 2013 yang berlangsung di Myanmar, lagi-lagi Juwita menyumbangkan medali emas bagi kontingen Indonesia. Kali ini dia ciptakan melalui nomor Taulo Nangun, yang mampu memperoleh poin sebangak 9.64, mengalahkan rekan senegaranya, Ivana Ardelia Irmanto yang harus puas di posisi kedua.
“Saya senang sekali bisa meraih emas. Pasalnya, lawan yang saya hadapi, terutama Malaysia dan Vietnam, cukup berat,” tutur Juwita.
Medali emas di ajang SEA Games ini merupakan target pribadinya, yang telah ditanamkan dalam dirinya, karena jika berhasil mendapatkannya, dia pun berharap ada bonus dari pemerintah dan akan dipakai untuk memberangkatkan orangtuanya naik haji.
Kalau melihat upaya regenerasi atlet di cabang olahraga wushu ini nampaknya sudah pas, Pengprov Sumut sudah baik melakukan program-program pembinaan atlet. Seperti halnya yang dikatakan Sekretaris Umum Pengprov WI Sumut, Iwan Kwok.
"Saat ini ada beberapa atlet muda wushu Sumut yang telah menunjukkan prestasi dalam beberapa kejuaraan. Antara lain yaitu Harris Horatius, Jodis, Andrew, Nicholas, serta Charles di putra, juga nama-nama macam Siti Novia Sari Sitepu, Juwita Niza Wasni, Priscillia Cuaca dan Cynthia Cuaca di putri," tutur Iwan.
"Mereka siap menggantikan atlet-atlet yang sudah senior seperti Aldy Lukman, Heriyanto, Johannes Bie, Lindswell, Dessy Indri Astuti, Eric Losardi, Dasmantua Simbolon dan Hotma Dearma Purba," lanjutnya.
"selama ini pihaknya menerapkan pembinaan jangka panjang dan berlapis dalam upaya menghasilkan atlet-atlet yang berkualitas dan siap mengikuti berbagai kejuaraan. Target utamanya adalah agar regenerasi di wushu Sumut bisa terus berlanjut," tutup Iwan.
(aww)