Basket gagal total
A
A
A
Sindonews.com - Tim basket putra telah tiba di tanah air. Mereka gagal dalam misinya di ajang SEA Games 2013 yang berlangsung di Myanmar. Target minimal mereka adalah perunggu namun dari enam laga yang dimainkannya, mereka hanya mampu mengoleksi dua kali kemenangan.
Kala pertandingan pertamanya, Kelly purwanto cs harus menelan kekalahan atas Malaysia dengan skor 53-61. Keesokkan harinya, tepatnya pada hari Senin (9/12), mereka mampu mempermalukan tuan rumah dengan skor telak 83-40.
Tim Merah-Putih kembali menelan kekalahan pada Selasa (10/12), saat menghadapi tim Gajah Putih, Thailand dengan skor 59-75, keesokkan harinya, Kelly dkk mendapatkan waktu istirahat bertanding.
Waktu luang sehari untuk pemulihan tidak mampu membuat tim Indonesia menuai kemenangan. Ketika bertemu dengan Singapura, Kamis (12/12) kembali anak-anak yang berlatih di Hall A Senayan ini, harus kembali ke tempat penginapan dengan lesu karena kalah 48-62.
Setelah kembali mendapatkan waktu rehat sehari, pada hari Sabtu (14/12), ketika berjumpa dengan Filipina yang merupakan tim besar di Asia Tenggara ini, Kelly cs kembali menuai kekalahan 52-83.
Nah, kemenangan besar yang tidak mampu mengantarkan Indonesia meraih medali, akhirnya tiba saat melawan Kamboja. Tim Indonesia mampu mencukur 84-48 Kamboja, pada hari Minggu (15/21).
Ini merupakan pencapaian buruk bagi kontingen Indonesia di cabang olahraga basket. Pasalnya, saat SEA Games dua tahun lalu yang berlangsung di Indonesia, basket putra Indonesia ditargetkan mendapat medali perak, namun mereka hanya finish di posisi ketiga. Nah, pada SEA Games kali ini, basket Indonesia ditargetkan sama atas raihannya saat dua tahun lalu, namun gagal.
Hal yang sama juga dialami oleh tim basket putri ketika berlaga di ajang SEA Games kali ini. Wulan cs hanya memenangkan 1 kali pertandingan dari 4 pertandingan yang dijadwalkan, yang diikuti oleh lima negara kontestan termasuk Indonesia.
Itu artinya basket Indonesia, khususnya putra telah gagal total dalam pembinaan. Siapakah yang akan bertanggung jawab ?, padahal kompetisi kasta tertinggi yang berada di negeri ini berjalan dengan baik dan bagus.
Ini merupakan PR yang sangat besar bagi PERBASI dan harus segera dilakukan untuk lebih mempersiapkan atlet-atletnya secara matang yang mampu bersaing dengan ganas di pentas internasional untuk nama Indonesia.
Kala pertandingan pertamanya, Kelly purwanto cs harus menelan kekalahan atas Malaysia dengan skor 53-61. Keesokkan harinya, tepatnya pada hari Senin (9/12), mereka mampu mempermalukan tuan rumah dengan skor telak 83-40.
Tim Merah-Putih kembali menelan kekalahan pada Selasa (10/12), saat menghadapi tim Gajah Putih, Thailand dengan skor 59-75, keesokkan harinya, Kelly dkk mendapatkan waktu istirahat bertanding.
Waktu luang sehari untuk pemulihan tidak mampu membuat tim Indonesia menuai kemenangan. Ketika bertemu dengan Singapura, Kamis (12/12) kembali anak-anak yang berlatih di Hall A Senayan ini, harus kembali ke tempat penginapan dengan lesu karena kalah 48-62.
Setelah kembali mendapatkan waktu rehat sehari, pada hari Sabtu (14/12), ketika berjumpa dengan Filipina yang merupakan tim besar di Asia Tenggara ini, Kelly cs kembali menuai kekalahan 52-83.
Nah, kemenangan besar yang tidak mampu mengantarkan Indonesia meraih medali, akhirnya tiba saat melawan Kamboja. Tim Indonesia mampu mencukur 84-48 Kamboja, pada hari Minggu (15/21).
Ini merupakan pencapaian buruk bagi kontingen Indonesia di cabang olahraga basket. Pasalnya, saat SEA Games dua tahun lalu yang berlangsung di Indonesia, basket putra Indonesia ditargetkan mendapat medali perak, namun mereka hanya finish di posisi ketiga. Nah, pada SEA Games kali ini, basket Indonesia ditargetkan sama atas raihannya saat dua tahun lalu, namun gagal.
Hal yang sama juga dialami oleh tim basket putri ketika berlaga di ajang SEA Games kali ini. Wulan cs hanya memenangkan 1 kali pertandingan dari 4 pertandingan yang dijadwalkan, yang diikuti oleh lima negara kontestan termasuk Indonesia.
Itu artinya basket Indonesia, khususnya putra telah gagal total dalam pembinaan. Siapakah yang akan bertanggung jawab ?, padahal kompetisi kasta tertinggi yang berada di negeri ini berjalan dengan baik dan bagus.
Ini merupakan PR yang sangat besar bagi PERBASI dan harus segera dilakukan untuk lebih mempersiapkan atlet-atletnya secara matang yang mampu bersaing dengan ganas di pentas internasional untuk nama Indonesia.
(aww)