Uji mental sebelum bertarung resmi
A
A
A
Sindonews.com - Persib memang sempat geram karena menganggap sejumlah keputusan wasit di laga kedua East Java Tournament 2013, dianggap merugikan. Namun seiring redanya emosi para pemain termasuk tim pelatih, skuad Pangeran Biru mencoba mengambil pelajaran. Tim kebanggaan warga Bandung ini menganggap hal itu sebagai ujian mental sebelum bertarung di kompetisi yang sesungguhnya, Indonesia Super League (ISL) 2014.
Kinerja wasit yang dikeluhkan Persib adalah ketika laga melawan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bangkalan, Madura, Kamis (19/12) lalu. Bukan hanya merasa dirugikan perangkat pertandingan, Pangeran Biru pun mengaku kecewa dengan kinerja panitia pelaksana (Panpel). Sikap ini dilatarbelakangi padamnya lampu stadion sebelum laga usai.
Pelatih Persib Djadjang 'Djanur' Nurdjaman berharap, insiden-insiden seperti itu bisa memupuk kesabaran anak asuhnya. Skuad Pangeran Biru diminta tetap fokus pada performa di lapangan, tanpa merusak konsentrasi masing-masing pemain.
"Ini ujian mental buat pemain, karena hal-hal seperti itu juga pasti kami temui saat masuk kompetisi ISL nanti. Bahkan mungkin lebih terasa efeknya karena ISL kompetisi utama dan tiap pertandingannya berharga," ucap Djanur.
Pelatih yang memasuki tahun kedua bersama Persib ini mengakui, kompetisi sepakbola di Indonesia belum mencapai tahap ideal. Bahkan kinerja wasit pada sejumlah pertandingan, bisa menjadi indikasi belum bersihnya dunia olah si kulit bundar di Tanah Air dari praktik pengaturan skor.
"Ya memang kompetisi di kita masih seperti ini. Terutama dalam hal perangkat pertandingan," kata Djanur.
Selain Djanur, Tony Sucipto juga menyebut banyak pelajaran yang bisa diperoleh Persib di East Java Tournament 2013. Meski berakhir dengan kegagalan menembus semi final, wingback kiri ini tetap bersyukur dengan keikutsertaan Pangeran Biru.
"Sekalipun kalah, tetap harus kita syukuri. Bukan hasil pertandingannya, tapi lebih pada kekurangan apa saja yang diketahui dari kekalahan tersebut. Dengan begitu tim pelatih dan masing-masing pemain juga lebih mudah melakukan evaluasi sebelum ISL dimulai," kata Tony.
Secara pribadi, pemain kelahiran Surabaya, 12 Februari 1986 ini menilai, tim Persib sudah menunjukkan peningkatan dalam hal kerjasama tim. Hal ini karena pemain sudah semakin hapal karakter rekan-rekannya, setelah lebih dari satu bulan bergabung dalam satu tim.
"Main sebenarnya cukup bagus, hanya hasil akhir saja yang mengecewakan. Dilihat dari ball posession Persib sudah unggul, tinggal finishing touch mungkin yang kurang. Ini tentu akan jadi bahan koreksi untuk kami," pungkas Tony.
Kinerja wasit yang dikeluhkan Persib adalah ketika laga melawan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bangkalan, Madura, Kamis (19/12) lalu. Bukan hanya merasa dirugikan perangkat pertandingan, Pangeran Biru pun mengaku kecewa dengan kinerja panitia pelaksana (Panpel). Sikap ini dilatarbelakangi padamnya lampu stadion sebelum laga usai.
Pelatih Persib Djadjang 'Djanur' Nurdjaman berharap, insiden-insiden seperti itu bisa memupuk kesabaran anak asuhnya. Skuad Pangeran Biru diminta tetap fokus pada performa di lapangan, tanpa merusak konsentrasi masing-masing pemain.
"Ini ujian mental buat pemain, karena hal-hal seperti itu juga pasti kami temui saat masuk kompetisi ISL nanti. Bahkan mungkin lebih terasa efeknya karena ISL kompetisi utama dan tiap pertandingannya berharga," ucap Djanur.
Pelatih yang memasuki tahun kedua bersama Persib ini mengakui, kompetisi sepakbola di Indonesia belum mencapai tahap ideal. Bahkan kinerja wasit pada sejumlah pertandingan, bisa menjadi indikasi belum bersihnya dunia olah si kulit bundar di Tanah Air dari praktik pengaturan skor.
"Ya memang kompetisi di kita masih seperti ini. Terutama dalam hal perangkat pertandingan," kata Djanur.
Selain Djanur, Tony Sucipto juga menyebut banyak pelajaran yang bisa diperoleh Persib di East Java Tournament 2013. Meski berakhir dengan kegagalan menembus semi final, wingback kiri ini tetap bersyukur dengan keikutsertaan Pangeran Biru.
"Sekalipun kalah, tetap harus kita syukuri. Bukan hasil pertandingannya, tapi lebih pada kekurangan apa saja yang diketahui dari kekalahan tersebut. Dengan begitu tim pelatih dan masing-masing pemain juga lebih mudah melakukan evaluasi sebelum ISL dimulai," kata Tony.
Secara pribadi, pemain kelahiran Surabaya, 12 Februari 1986 ini menilai, tim Persib sudah menunjukkan peningkatan dalam hal kerjasama tim. Hal ini karena pemain sudah semakin hapal karakter rekan-rekannya, setelah lebih dari satu bulan bergabung dalam satu tim.
"Main sebenarnya cukup bagus, hanya hasil akhir saja yang mengecewakan. Dilihat dari ball posession Persib sudah unggul, tinggal finishing touch mungkin yang kurang. Ini tentu akan jadi bahan koreksi untuk kami," pungkas Tony.
(wbs)