Pemain senior SFC tepis gap dengan junior
A
A
A
Sindonews.com - Pemain-pemain senior memberikan perhatian kepada pemain muda yang dimiliki Sriwijaya FC (SFC). Meski dihadapkan pada persaingan antarpemain, tapi seluruh penggawa Laskar Wong Kito atau baik senior maupun junior tetap saling memperhatikan.
Perhatian tersebut sudah terlihat sejak seluruh pemain menjalani masa Training Camp (TC) di Batu, Jawa Timur. Di mana antara pemain muda dan pemain senior tidak ada gap yang membuat kurang nyaman. Sebaliknya, para pemain muda SFC ini tak segan-segan banyak bertanya kepada seniornya, tentang cara bermain yang efektif selama 90 menit.
Menurut pemain senior SFC Erol Iba, selama menjalani program latihan yang diberikan pelatih, dirinya sama sekali tidak melihat apakah dirinya merupakan pemain senior. Namun, para pemain muda SFC juga cukup segan dan pemain senior tersebut seolah menjadi panutan mereka.
''Sejak kami sudah bersama awal Desember lalu, tidak ada hal-hal yang aneh dalam tim, hingga membuat kami tidak nyaman. Justru saya sangat senang melihat pemain-pemain muda yang dari SFC U-21, karena mereka cepat beradaptasi dengan pemain senior,” kata Erol.
Mantan pemain Timnas ini menuturkan, jika melihat persiapan dan kompsisi pemain yang ada di tim-tim pesaing seperti Arema Cronous, Semen Padang, Persib Bandung, Persija Jakarta bahkan Pelita Bandung Raya (PBR), mungkin SFC lebih banyak menggunakan pemain-pemain muda. Tapi Erol selalu mengingatkan kepada para juniornya untuk lebih memperhatikan bagaimana cara meningkatkan kemampuan mereka, daripada membandingkan kekuatan tim lawan.
''Setiap pemain, apalagi pemain muda akan cepat berkembang dan menyatu dalam tim manapun, jika mereka disiplin. Nah, inilah yang harus dilakukan SFC saat ini. Kami tidak ingin memikirkan bagaimana hebatnya tim lawan, karena itu hanya menghabiskan energi saja. Tapi kami memiliki pemain-pemain muda yang akan memberikan kejutan,” tuturnya.
Mantan pilar Semen Padang dan Persegres Gresik United ini mengungkapkan, dirinya pun melihat ada progres yang signifikan dari pemain muda SFC, selama latihan sepekan ini. Terlebih pemain-pemain yang merupakan jebolan dari SFC U-21.
''Kalau untuk Syakir (Sulaiman) dan Syamsir Alam, mereka sudah terbiasa bermain di kompetisi keras. Tapi untuk pemain yang baru naik kelas masuk tim senior, seperti Rizky, Hafit, Ichsan, Alan Marta, sudah mampu bersaing dengan pemain senior. Mereka juga tak malu bertanya tentang kekurangan mereka dan apa yang harus mereka lakukan untuk meningkatkan kemampuan,” ungkapnya.
Untuk tetap menjaga agar hubungan harmonis antara pemain muda dan senior dalam tubuh SFC tetap terjaga, Erol berharap semua pemain terus membuka komunikasi. Apakah komunikasi itu sesama pemain, pemain dan pelatih ataupun pemain dan manajemen.
''Komunikasi merupakan cara yang paling efektif untuk menyelesaikan semua masalah, kendala atau apa pun yang membuat tim kurang maksimal dalam hal apapun,” tutupnya.
Perhatian tersebut sudah terlihat sejak seluruh pemain menjalani masa Training Camp (TC) di Batu, Jawa Timur. Di mana antara pemain muda dan pemain senior tidak ada gap yang membuat kurang nyaman. Sebaliknya, para pemain muda SFC ini tak segan-segan banyak bertanya kepada seniornya, tentang cara bermain yang efektif selama 90 menit.
Menurut pemain senior SFC Erol Iba, selama menjalani program latihan yang diberikan pelatih, dirinya sama sekali tidak melihat apakah dirinya merupakan pemain senior. Namun, para pemain muda SFC juga cukup segan dan pemain senior tersebut seolah menjadi panutan mereka.
''Sejak kami sudah bersama awal Desember lalu, tidak ada hal-hal yang aneh dalam tim, hingga membuat kami tidak nyaman. Justru saya sangat senang melihat pemain-pemain muda yang dari SFC U-21, karena mereka cepat beradaptasi dengan pemain senior,” kata Erol.
Mantan pemain Timnas ini menuturkan, jika melihat persiapan dan kompsisi pemain yang ada di tim-tim pesaing seperti Arema Cronous, Semen Padang, Persib Bandung, Persija Jakarta bahkan Pelita Bandung Raya (PBR), mungkin SFC lebih banyak menggunakan pemain-pemain muda. Tapi Erol selalu mengingatkan kepada para juniornya untuk lebih memperhatikan bagaimana cara meningkatkan kemampuan mereka, daripada membandingkan kekuatan tim lawan.
''Setiap pemain, apalagi pemain muda akan cepat berkembang dan menyatu dalam tim manapun, jika mereka disiplin. Nah, inilah yang harus dilakukan SFC saat ini. Kami tidak ingin memikirkan bagaimana hebatnya tim lawan, karena itu hanya menghabiskan energi saja. Tapi kami memiliki pemain-pemain muda yang akan memberikan kejutan,” tuturnya.
Mantan pilar Semen Padang dan Persegres Gresik United ini mengungkapkan, dirinya pun melihat ada progres yang signifikan dari pemain muda SFC, selama latihan sepekan ini. Terlebih pemain-pemain yang merupakan jebolan dari SFC U-21.
''Kalau untuk Syakir (Sulaiman) dan Syamsir Alam, mereka sudah terbiasa bermain di kompetisi keras. Tapi untuk pemain yang baru naik kelas masuk tim senior, seperti Rizky, Hafit, Ichsan, Alan Marta, sudah mampu bersaing dengan pemain senior. Mereka juga tak malu bertanya tentang kekurangan mereka dan apa yang harus mereka lakukan untuk meningkatkan kemampuan,” ungkapnya.
Untuk tetap menjaga agar hubungan harmonis antara pemain muda dan senior dalam tubuh SFC tetap terjaga, Erol berharap semua pemain terus membuka komunikasi. Apakah komunikasi itu sesama pemain, pemain dan pelatih ataupun pemain dan manajemen.
''Komunikasi merupakan cara yang paling efektif untuk menyelesaikan semua masalah, kendala atau apa pun yang membuat tim kurang maksimal dalam hal apapun,” tutupnya.
(aww)