Maman: SFC jodoh saya
A
A
A
Sindonews.com - Sebelum nama Persijatim Solo FC beralih menjadi Sriwijaya FC(SFC) pada 24 Oktober 2004, nama Maman Abdulrahman tercatat sebagai penggawa mereka. Maman satu tim bersama nama-nama seperti Hari Salisbury, Toni Sucipto, Wawan Darmawan, Mardiansyah, dan Ferry Rotinsulu.
Setelah Persijatim di takeover Pemprov Sumsel dan berubah menjadi SFC, sebagian besar pemainnya memilih untuk pergi. Nah, Maman Abdulrahman sendiri termasuk pemain yang pergi dan memilih PSIS Semarang sebagai pelabuhannya. Keputusannya tepat, baru semusim bersama Mahesa Jenar-julukan PSIS Semarang, Maman mendapatkan predikat menjadi Pemain Terbaik pada Liga Indonesia tahun 2006.
Tiga musim berseragam PSIS Semarang (2005-2008), pemain kelahiran Jakarta 12 Mei 1982 ini, melanjutkan karirnya di Persib Bandung. Sayangnya, selama lima musim (2008-2013) menjadi bagian Maung Bandung-julukan Persib, Maman sama sekali belum pernah mengangkat tropi Liga Indonesia.
Kini, pemilik tinggi badan 174cm ini kembali pada klub yang pernah ditinggalkannya sembilan tahun lalu. Sudah tentu, ada alasan sendiri mengapa si anak hilang ini akhirnya kembali memilih Laskar Wong Kito untuk melanjutkan karirnya. Padahal, pihak Persib tetap mencantumkan nama Maman sebagai pemain yang dipertahankan.
''Karena manajemen SFC menunjukkan keseriusan pada saya, jadi saya juga harus menunjukkan loyalitas pada klub ini. Mungkin beberapa tahun terakhir ini saya memang sempat dihubung-hubungkan dengan SFC, tapi saat itu saya belum jodoh dengan SFC. Tapi untuk musim ini, jodoh saya adalah SFC,” ucapnya.
Libero yang pintar memotong umpan-umpan lawan dan tangguh saat berduel serta tak kenal kompromi saat menjaga lawan ini mengungkapkan, tentang semua yang dialaminya terkait kepindahan dari Persib, cukup tuhan dan dirinya yang tahu.
''Sebenarnya untuk masalah saya dengan Persib, biarlah saya dengan tuhan yang tahu. Yang jelas tahun kemarin saya dipertahankan oleh Persib dan saya memutuskan untuk mengundurkan diri dengan alasan yang memang hanya saya saja yang tahu,” tegas Maman.
Mantan pilar Timnas Indonesia ini menuturkan, selama mengenakan seragam milik SFC, dirinya akan menunjukkan loyalitasnya dengan klub yang pernah ditinggalkannya. Apalagi, dirinya masih ingin berkarir dalam waktu yang lama.
''Keinginan saya tetap akan berkarir sampai sekuat tenaga saya dan selagi SFC memberikan kepercayaan pada saya. Kalau soal usia, memang tidak bisa disembunyikan akan jadi penghambat, tapi mungkin saya akan berhenti pada umur 40 tahun nanti,” tutupnya.
Setelah Persijatim di takeover Pemprov Sumsel dan berubah menjadi SFC, sebagian besar pemainnya memilih untuk pergi. Nah, Maman Abdulrahman sendiri termasuk pemain yang pergi dan memilih PSIS Semarang sebagai pelabuhannya. Keputusannya tepat, baru semusim bersama Mahesa Jenar-julukan PSIS Semarang, Maman mendapatkan predikat menjadi Pemain Terbaik pada Liga Indonesia tahun 2006.
Tiga musim berseragam PSIS Semarang (2005-2008), pemain kelahiran Jakarta 12 Mei 1982 ini, melanjutkan karirnya di Persib Bandung. Sayangnya, selama lima musim (2008-2013) menjadi bagian Maung Bandung-julukan Persib, Maman sama sekali belum pernah mengangkat tropi Liga Indonesia.
Kini, pemilik tinggi badan 174cm ini kembali pada klub yang pernah ditinggalkannya sembilan tahun lalu. Sudah tentu, ada alasan sendiri mengapa si anak hilang ini akhirnya kembali memilih Laskar Wong Kito untuk melanjutkan karirnya. Padahal, pihak Persib tetap mencantumkan nama Maman sebagai pemain yang dipertahankan.
''Karena manajemen SFC menunjukkan keseriusan pada saya, jadi saya juga harus menunjukkan loyalitas pada klub ini. Mungkin beberapa tahun terakhir ini saya memang sempat dihubung-hubungkan dengan SFC, tapi saat itu saya belum jodoh dengan SFC. Tapi untuk musim ini, jodoh saya adalah SFC,” ucapnya.
Libero yang pintar memotong umpan-umpan lawan dan tangguh saat berduel serta tak kenal kompromi saat menjaga lawan ini mengungkapkan, tentang semua yang dialaminya terkait kepindahan dari Persib, cukup tuhan dan dirinya yang tahu.
''Sebenarnya untuk masalah saya dengan Persib, biarlah saya dengan tuhan yang tahu. Yang jelas tahun kemarin saya dipertahankan oleh Persib dan saya memutuskan untuk mengundurkan diri dengan alasan yang memang hanya saya saja yang tahu,” tegas Maman.
Mantan pilar Timnas Indonesia ini menuturkan, selama mengenakan seragam milik SFC, dirinya akan menunjukkan loyalitasnya dengan klub yang pernah ditinggalkannya. Apalagi, dirinya masih ingin berkarir dalam waktu yang lama.
''Keinginan saya tetap akan berkarir sampai sekuat tenaga saya dan selagi SFC memberikan kepercayaan pada saya. Kalau soal usia, memang tidak bisa disembunyikan akan jadi penghambat, tapi mungkin saya akan berhenti pada umur 40 tahun nanti,” tutupnya.
(aww)