Persebaya tiga kali diusir
A
A
A
Sindonews.com - Upaya Pemkot Surabaya untuk mengganjal persiapan Persebaya jelang tampil di Indonesia Super League (ISL) semakin nyata. Setelah mengganjal launching tim Bajul Ijo --julukan Persebaya- dengan tidak memberikan izin pemakaian Stadion Gelora Bung Tomo, Pemkot mengusir skuad asuhan Rahmad Darmawan saat berlatih di Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya, Senin pagi (6/1).
Peristiwa pengusiran ini benar-benar menjadi pukulan telak bagi tim Persebaya ISL. Apalagi, tim pelatih sebenarnya sudah tiba di lapangan dan melakukan persiapan latihan. Ceritanya, sekitar pukul 08.30 WIB, tim pelatih Tony Ho, Francis Wewengkang, pelatih fisik Satia Bagja, dan pelatih kiper Hendro Kartiko sudah tiba di stadion. Sedangkan Manager-Coach Rahmad Darmawan masih dalam perjalanan.
Namun, baru lima menit di stadion, tiga-tiba salah satu pengurus stadion mendatangi Francis dan Hendro. Pengurus yang tak diketahui namanya itu mengatakan jika baru saja ada pemberitahuan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya tentang larangan penggunaan lapangan.
Larangan mendadak ini membuat terkejut tim pelatih. Sebab, sebelumnya manajemen mengatakan tidak ada masalah terkait penggunan Stadion Gelora 10 November untuk latihan. "Saya tidak tahu namanya. Saya juga tak tahu apa alasan sehingga kami dilarang menggunakan lapangan,"keluh Tony Ho.
Tak berselang lama, para pemain sudah tiba di Gelora 10 Nopember. Namun, tim pelatih tidak berani memulai latihan karena sudah ada larangan. Akibatnya pemain hanya bisa melihat kondisi lapangan. Sekitar pukul 09.15 WIB, tim pelatih memutuskan membatalkan agenda latiham.
Seluruh pemain meninggalkan stadion yang terletak di kawasan Tambaksari kembali menuju mess yang terletak di daerah Dukuh Menanggal, Surabaya. "Sebagai gantinya, kami latihan di Lapangan Nanggala, sore nanti. Latihan pagi ditiadakan untuk hari ini," keluh Tony.
Kenyataan pahit ini bukan kali pertama dialami Persebaya ISL. Sebelumnya, Pemkot Surabaya melalui Dispora juga melarang penggunaan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) untuk launching tim pada 5 Januari lalu. Selain itu, Dispora juga menolak permintaan Persebaya untuk memakai GBT sebagai salah satu tuan rumah turnamen Inter Island Cup 2014.
Akibatnya, Persebaya harus merelakan impian tampil di depan publik sendiri karena PSSI akhirnya memindahkan ke Stadion Brawijaya, Kediri, homebase Persik. "Ini bukan kejadian pertama, tapi sudah tiga kali," kecam Asisten Manajer Persebaya Amran Said Ali usai mendegar kabar timnya diusir dari Stadion Gelora 10 Nopember.
Yang disesalkan Amran, larangan muncul mendadak ketika pemain sudah siap menggelar latihan, "Kita sudah melalui prosedur, meminta izin kepada Dispora dan tidak ada masalah. Kenapa saat pemain sudah di lapangan justru tidak diperbolehkan, " sesalnya.
Manajemen Persebaya mengaku geregetan sekaligus kecewa dengan kebijakan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya. Pasalnya, sudah kali ketiga agenda Persebaya digagalkan oleh Dispora Surabaya.
Teranyar, Persebaya dilarang menggunakan Stadion Gelora 10 Nopember sebagai tempat berlatih. Yang membuat manajemen geregetan, larangan itu diucapkan secara lisan. Pemberitahuan baru dilakukan, Senin (6/1/2014) pagi tadi saat tim pelatih dan pemain sudah tiba di lokasi. "Ini sudah tiga kali lho, Mas," kata asisten manajer Persebaya, Amran Said Ali dengan nada kesal.
Sebelum gagal berlatih di Gelora 10 Nopember, Persebaya juga batal menjadi tuan rumah Inter Island Cup (IIC) 2014. Bukan hanya itu, agenda launching tim dan uji coba lawan Persib terpaksa diundur.
Hingga saat ini, lanjut Amran, pihaknya belum mendapat keterangan secara resmi dari pihak Dispora terkait pelarangan Persebaya berlatih di Tambaksari. "Kami tidak tahu alasannya. Padahal tim-tim lain bisa memakai, kenapa kita tidak," protes Amran.
Sebelumnya, memang sempat ada kabar Dispora khawatir sesi berlatih Greng Nwokolo dkk akan disaksikan Bonek, julukan suporter Persebaya. Sementara saat ini, tribun penonton sedang dalam proses renovasi. "Itu cuma alasan agar Persebaya tak latihan, Mas. Toh, kita juga tak datang dengan suporter.''
Dijelaskan Amran, saat mengurus izin pemakaian Stadion Gelora 10 Nopember, Persebaya hanya mendapatkan jam pagi hari karena sudah ada tim lain yang memakai sore harinya. "Sebetulnya, karena jadwal pengunaan yang padat, kita akhirnya dapat jatah pagi. Tim-tim lain juga latihan di sana. Kenapa kita akhirnya tak boleh," imbuhnya.
Manajemen, lanjut Amran, sudah berusaha menghubungi pejabat terkait di lingkungan Dispora. Sayang tidak ada jawaban pasti. "Sudah saya hubungi pihak-pihak terkait. Namun, dilempar ke sana, lempar ke sini. Kami minta Pemkot bisa bersikap bijak," pintanya.
Sementara, Kadispora Surabaya Hidayat belum bisa dikonfirmasi. Bisa jadi kegagalan Persebaya menggelar latihan maupun launching tim di GBT maupun Gelora 10 Nopember menjadi jawaban Pemkot terkait masalah dualisme klub Persebaya. Sebab, sebelum 5.000 bonek pendukung Persebaya 1927 menggelar aksi demo di depan Balai Kota Surabaya.
Dalam salah satu tuntutannya meminta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melarang Persebaya ISL bermain di Surabaya. Saat itu, orang nomor satu di Surabaya itu tidak menemui perwakilan bonek 27. Dua hari kemudian, giliran bonek pendukung Persebaya ISL menggelar aksi dengan acara parade bonek yang juga diikuti ribuan suporter dalam acara bertajuk "tribute to wastomi".
Desas desus akan terjadi bentrok antar suporter bonek ini juga menjadi pertimbangan wali kota tidak memberikan izin kepada Persebaya ISL melakukan aktivitas di GBT maupun Gelora 10 Nopember. Meski, PT Liga Indonesia sudah menyurati walikota dengan menegaskan Persebaya ISL sebagai anggota resmi PSSI.
Jalan Terjal Persebaya ISL
1 Januari : Manajemen Persebaya membatalkan acara launching tim di Stadion GBT yang rencananya digelar 5 Januari 2014. Alasannya, Dispora tidak memberikan izin karena rumput GBT masih dalam proses perawatan hingga 28 Desember
2 Januari : Persebaya mengirimkan surat kepada PT Liga Indonesia terkait penolakan menjadi tuan rumah II C 2014. Sebab, Dispora tidak mengeluarkan izin pemakaian GBT dengan alasan sama.
3 Januari : Pendukung Persebaya IPL yang mengatasnamakan Bonek 27 menggelar aksi demo di depan Balai Kota Surabaya. Salah satu tuntutannya melarang Persebaya ISL berada di Kota Surabaya.
5 Januari : Bonek pendukung Persebaya ISL yang dimotori YSS menggelar parade bonek bertema tribute to wastomi diikuti 20 korwil.
6 Januari : Pemain Persebaya diusir dari Lapangan Gelora 10 Nopvember saat hendak memulai latihan.
Peristiwa pengusiran ini benar-benar menjadi pukulan telak bagi tim Persebaya ISL. Apalagi, tim pelatih sebenarnya sudah tiba di lapangan dan melakukan persiapan latihan. Ceritanya, sekitar pukul 08.30 WIB, tim pelatih Tony Ho, Francis Wewengkang, pelatih fisik Satia Bagja, dan pelatih kiper Hendro Kartiko sudah tiba di stadion. Sedangkan Manager-Coach Rahmad Darmawan masih dalam perjalanan.
Namun, baru lima menit di stadion, tiga-tiba salah satu pengurus stadion mendatangi Francis dan Hendro. Pengurus yang tak diketahui namanya itu mengatakan jika baru saja ada pemberitahuan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya tentang larangan penggunaan lapangan.
Larangan mendadak ini membuat terkejut tim pelatih. Sebab, sebelumnya manajemen mengatakan tidak ada masalah terkait penggunan Stadion Gelora 10 November untuk latihan. "Saya tidak tahu namanya. Saya juga tak tahu apa alasan sehingga kami dilarang menggunakan lapangan,"keluh Tony Ho.
Tak berselang lama, para pemain sudah tiba di Gelora 10 Nopember. Namun, tim pelatih tidak berani memulai latihan karena sudah ada larangan. Akibatnya pemain hanya bisa melihat kondisi lapangan. Sekitar pukul 09.15 WIB, tim pelatih memutuskan membatalkan agenda latiham.
Seluruh pemain meninggalkan stadion yang terletak di kawasan Tambaksari kembali menuju mess yang terletak di daerah Dukuh Menanggal, Surabaya. "Sebagai gantinya, kami latihan di Lapangan Nanggala, sore nanti. Latihan pagi ditiadakan untuk hari ini," keluh Tony.
Kenyataan pahit ini bukan kali pertama dialami Persebaya ISL. Sebelumnya, Pemkot Surabaya melalui Dispora juga melarang penggunaan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) untuk launching tim pada 5 Januari lalu. Selain itu, Dispora juga menolak permintaan Persebaya untuk memakai GBT sebagai salah satu tuan rumah turnamen Inter Island Cup 2014.
Akibatnya, Persebaya harus merelakan impian tampil di depan publik sendiri karena PSSI akhirnya memindahkan ke Stadion Brawijaya, Kediri, homebase Persik. "Ini bukan kejadian pertama, tapi sudah tiga kali," kecam Asisten Manajer Persebaya Amran Said Ali usai mendegar kabar timnya diusir dari Stadion Gelora 10 Nopember.
Yang disesalkan Amran, larangan muncul mendadak ketika pemain sudah siap menggelar latihan, "Kita sudah melalui prosedur, meminta izin kepada Dispora dan tidak ada masalah. Kenapa saat pemain sudah di lapangan justru tidak diperbolehkan, " sesalnya.
Manajemen Persebaya mengaku geregetan sekaligus kecewa dengan kebijakan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya. Pasalnya, sudah kali ketiga agenda Persebaya digagalkan oleh Dispora Surabaya.
Teranyar, Persebaya dilarang menggunakan Stadion Gelora 10 Nopember sebagai tempat berlatih. Yang membuat manajemen geregetan, larangan itu diucapkan secara lisan. Pemberitahuan baru dilakukan, Senin (6/1/2014) pagi tadi saat tim pelatih dan pemain sudah tiba di lokasi. "Ini sudah tiga kali lho, Mas," kata asisten manajer Persebaya, Amran Said Ali dengan nada kesal.
Sebelum gagal berlatih di Gelora 10 Nopember, Persebaya juga batal menjadi tuan rumah Inter Island Cup (IIC) 2014. Bukan hanya itu, agenda launching tim dan uji coba lawan Persib terpaksa diundur.
Hingga saat ini, lanjut Amran, pihaknya belum mendapat keterangan secara resmi dari pihak Dispora terkait pelarangan Persebaya berlatih di Tambaksari. "Kami tidak tahu alasannya. Padahal tim-tim lain bisa memakai, kenapa kita tidak," protes Amran.
Sebelumnya, memang sempat ada kabar Dispora khawatir sesi berlatih Greng Nwokolo dkk akan disaksikan Bonek, julukan suporter Persebaya. Sementara saat ini, tribun penonton sedang dalam proses renovasi. "Itu cuma alasan agar Persebaya tak latihan, Mas. Toh, kita juga tak datang dengan suporter.''
Dijelaskan Amran, saat mengurus izin pemakaian Stadion Gelora 10 Nopember, Persebaya hanya mendapatkan jam pagi hari karena sudah ada tim lain yang memakai sore harinya. "Sebetulnya, karena jadwal pengunaan yang padat, kita akhirnya dapat jatah pagi. Tim-tim lain juga latihan di sana. Kenapa kita akhirnya tak boleh," imbuhnya.
Manajemen, lanjut Amran, sudah berusaha menghubungi pejabat terkait di lingkungan Dispora. Sayang tidak ada jawaban pasti. "Sudah saya hubungi pihak-pihak terkait. Namun, dilempar ke sana, lempar ke sini. Kami minta Pemkot bisa bersikap bijak," pintanya.
Sementara, Kadispora Surabaya Hidayat belum bisa dikonfirmasi. Bisa jadi kegagalan Persebaya menggelar latihan maupun launching tim di GBT maupun Gelora 10 Nopember menjadi jawaban Pemkot terkait masalah dualisme klub Persebaya. Sebab, sebelum 5.000 bonek pendukung Persebaya 1927 menggelar aksi demo di depan Balai Kota Surabaya.
Dalam salah satu tuntutannya meminta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melarang Persebaya ISL bermain di Surabaya. Saat itu, orang nomor satu di Surabaya itu tidak menemui perwakilan bonek 27. Dua hari kemudian, giliran bonek pendukung Persebaya ISL menggelar aksi dengan acara parade bonek yang juga diikuti ribuan suporter dalam acara bertajuk "tribute to wastomi".
Desas desus akan terjadi bentrok antar suporter bonek ini juga menjadi pertimbangan wali kota tidak memberikan izin kepada Persebaya ISL melakukan aktivitas di GBT maupun Gelora 10 Nopember. Meski, PT Liga Indonesia sudah menyurati walikota dengan menegaskan Persebaya ISL sebagai anggota resmi PSSI.
Jalan Terjal Persebaya ISL
1 Januari : Manajemen Persebaya membatalkan acara launching tim di Stadion GBT yang rencananya digelar 5 Januari 2014. Alasannya, Dispora tidak memberikan izin karena rumput GBT masih dalam proses perawatan hingga 28 Desember
2 Januari : Persebaya mengirimkan surat kepada PT Liga Indonesia terkait penolakan menjadi tuan rumah II C 2014. Sebab, Dispora tidak mengeluarkan izin pemakaian GBT dengan alasan sama.
3 Januari : Pendukung Persebaya IPL yang mengatasnamakan Bonek 27 menggelar aksi demo di depan Balai Kota Surabaya. Salah satu tuntutannya melarang Persebaya ISL berada di Kota Surabaya.
5 Januari : Bonek pendukung Persebaya ISL yang dimotori YSS menggelar parade bonek bertema tribute to wastomi diikuti 20 korwil.
6 Januari : Pemain Persebaya diusir dari Lapangan Gelora 10 Nopvember saat hendak memulai latihan.
(aww)