Cedera dislokasi bahu ancam karir Syamsir Alam
A
A
A
Sindonews.com - Manajemen Sriwijaya FC menunggu rekomendasi dari dokter tim mengenai cedera yang dialami oleh Syamsir Alam. Apabila cedera dislokasi bahu yang dialami pemain lulusan Sekolah Sepak Bola (SSB) Depok Jaya itu masih bisa disembuhkan melalui jalan operasi, maka PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) selaku pengelola klub akan segera menempuh jalan itu.
Namun, sebaliknya, jika ternyata cedera yang menimpa mantan pemain DC United itu permanen dan sama sekali tidak bisa disembuhkan melalui jalan operasi. Maka kemungkinan besar, manajemen klub akan melakukan evaluasi terhadap kontrak kerjanya bersama SFC.
''Ya, kita masih menunggu laporan resmi dari dokter tim mengenai kondisi cedera yang menimpa Syamsir Alam. Kalau memang ternyata tidak bisa dipulihkan dengan cara operasi, maka baru kita akan memutuskan kelangsungan nasib dia bersama SFC,”ungkap Manajer Sriwijaya FC Robert Heri disela-sela uji coba melawan PS Bank Sumsel Babel di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring (GSJ), Minggu (5/1).
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumsel ini mengakui, pihaknya masih sangat berharap cedera yang dialami oleh Syamsir Alam bisa benar-benar dipulihkan. Sehingga dia bisa menjadi salah satu pilihan dari pelatih Subangkit dalam meracik komposisi pemain.
Robert juga memiliki keyakinan bahwa bersama SFC kemilau kebintangan Syamsir Alam akan kembali bersinar. Setelah sebelumnya sinar Syamsir sempat meredup lantaran sangat jarang mendapatkan kesempatan bermain saat bergabung dengan tim asal Amerika Serikat, DC United maupun CS Vise, Belgia.
Kondisi inilah yang akhirnya membuat kualitas pemain yang merintis karier sepak bola bersama Timnas Indonesia sejak usia 10 tahun dengan memperkuat tim U-11, U-14, U-17, U-19 hingga U-23 itu, menurun drastis. Syamsir seperti kehilangan sentuhan magisnya setelah gagal masuk dalam skuad inti Timnas U-23 SEA Games XXVII di Myanmar lalu.
Dia dinilai kalah bersaing dengan pemain lain yang juga bermain di posisi menyerang seperti Fandi Eko Utomo dan Yandi Sofyan. Bukan hanya itu, dia juga dikabarkan sempat ditolak oleh Arema Cronous saat berniat untuk bergabung melalui jalur seleksi beberapa waktu lalu. Hingga akhirnya, dipinang oleh SFC.
Informasi yang diperoleh Koran Sindo, salah satu alasan kenapa Syamsir ditolak oleh Arema Indonesia dan dicoret dari Timnas U-23, tidak lain lantaran dia memiliki cedera bahu yang tak kunjung sembuh.
Syamsir sendiri sejak Minggu (5/1) lalu sudah mulai berlatih, bahkan dia pada laga uji coba melawan PS BSB sempat diturunkan oleh Pelatih Subangkit pada pertengahan babak kedua. Tetapi dia tidak bermain sebagai seorang penyerang seperti yang biasa dimainkannya, melainkan gelandang bertahan menggantikan Asri Akbar.
Baru beberapa saat dia bermain, Syamsir terlihat mulai tidak merasa nyaman dan terus memegangi bahunya sembari menahan rasa sakit. Namun, seperti ingin menyembunyikan rasa sakitnya, dia tetap memaksakan diri bermain hingga menit akhir.
Syamsir juga selalu menjaga jarak dengan pemain lawan dan tidak berani bersentuhan secara langsung. Padahal, berperan sebagai gelandang bertahan Syamsir dituntut harus lebih berani dalam berduel dan berebut bola dengan pemain lawan. Tetapi hal itu sama sekali tidak terlihat di lapangan.
Pelatih SFC, Subangkit yang dimintai tanggapannya mengenai perkembangan kondisi Syamsir Alam, tidak mau memberikan komentar terlalu jauh. Dia justru mengarahkan agar pertanyaan itu ditanyakan langsung dengan dokter tim.
Sedangkan mengenai posisi Syamsir yang ditempatkan sebagai gelandang bertahan, Subangkit mengatakan jika hal itu dilakukannya hanya untuk mencoba kemampuan anak asuhnya itu saja di posisi lain dan bukan bermaksud untuk mematenkannya.
''Kalau tadi itu, saya hanya mencoba saja. Karena saya juga mencoba pemain lain diposisi yang tidak biasa mereka mainkan. Bukan berarti Syamsir Alam nantinya akan diplot sebagai gelandang bertahan,”pungkasnya.
Namun, sebaliknya, jika ternyata cedera yang menimpa mantan pemain DC United itu permanen dan sama sekali tidak bisa disembuhkan melalui jalan operasi. Maka kemungkinan besar, manajemen klub akan melakukan evaluasi terhadap kontrak kerjanya bersama SFC.
''Ya, kita masih menunggu laporan resmi dari dokter tim mengenai kondisi cedera yang menimpa Syamsir Alam. Kalau memang ternyata tidak bisa dipulihkan dengan cara operasi, maka baru kita akan memutuskan kelangsungan nasib dia bersama SFC,”ungkap Manajer Sriwijaya FC Robert Heri disela-sela uji coba melawan PS Bank Sumsel Babel di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring (GSJ), Minggu (5/1).
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumsel ini mengakui, pihaknya masih sangat berharap cedera yang dialami oleh Syamsir Alam bisa benar-benar dipulihkan. Sehingga dia bisa menjadi salah satu pilihan dari pelatih Subangkit dalam meracik komposisi pemain.
Robert juga memiliki keyakinan bahwa bersama SFC kemilau kebintangan Syamsir Alam akan kembali bersinar. Setelah sebelumnya sinar Syamsir sempat meredup lantaran sangat jarang mendapatkan kesempatan bermain saat bergabung dengan tim asal Amerika Serikat, DC United maupun CS Vise, Belgia.
Kondisi inilah yang akhirnya membuat kualitas pemain yang merintis karier sepak bola bersama Timnas Indonesia sejak usia 10 tahun dengan memperkuat tim U-11, U-14, U-17, U-19 hingga U-23 itu, menurun drastis. Syamsir seperti kehilangan sentuhan magisnya setelah gagal masuk dalam skuad inti Timnas U-23 SEA Games XXVII di Myanmar lalu.
Dia dinilai kalah bersaing dengan pemain lain yang juga bermain di posisi menyerang seperti Fandi Eko Utomo dan Yandi Sofyan. Bukan hanya itu, dia juga dikabarkan sempat ditolak oleh Arema Cronous saat berniat untuk bergabung melalui jalur seleksi beberapa waktu lalu. Hingga akhirnya, dipinang oleh SFC.
Informasi yang diperoleh Koran Sindo, salah satu alasan kenapa Syamsir ditolak oleh Arema Indonesia dan dicoret dari Timnas U-23, tidak lain lantaran dia memiliki cedera bahu yang tak kunjung sembuh.
Syamsir sendiri sejak Minggu (5/1) lalu sudah mulai berlatih, bahkan dia pada laga uji coba melawan PS BSB sempat diturunkan oleh Pelatih Subangkit pada pertengahan babak kedua. Tetapi dia tidak bermain sebagai seorang penyerang seperti yang biasa dimainkannya, melainkan gelandang bertahan menggantikan Asri Akbar.
Baru beberapa saat dia bermain, Syamsir terlihat mulai tidak merasa nyaman dan terus memegangi bahunya sembari menahan rasa sakit. Namun, seperti ingin menyembunyikan rasa sakitnya, dia tetap memaksakan diri bermain hingga menit akhir.
Syamsir juga selalu menjaga jarak dengan pemain lawan dan tidak berani bersentuhan secara langsung. Padahal, berperan sebagai gelandang bertahan Syamsir dituntut harus lebih berani dalam berduel dan berebut bola dengan pemain lawan. Tetapi hal itu sama sekali tidak terlihat di lapangan.
Pelatih SFC, Subangkit yang dimintai tanggapannya mengenai perkembangan kondisi Syamsir Alam, tidak mau memberikan komentar terlalu jauh. Dia justru mengarahkan agar pertanyaan itu ditanyakan langsung dengan dokter tim.
Sedangkan mengenai posisi Syamsir yang ditempatkan sebagai gelandang bertahan, Subangkit mengatakan jika hal itu dilakukannya hanya untuk mencoba kemampuan anak asuhnya itu saja di posisi lain dan bukan bermaksud untuk mematenkannya.
''Kalau tadi itu, saya hanya mencoba saja. Karena saya juga mencoba pemain lain diposisi yang tidak biasa mereka mainkan. Bukan berarti Syamsir Alam nantinya akan diplot sebagai gelandang bertahan,”pungkasnya.
(aww)