CLS ingin babat semua lawan

Kamis, 09 Januari 2014 - 16:44 WIB
CLS ingin babat semua lawan
CLS ingin babat semua lawan
A A A
Sindonews.com - Seri II Speedy National Basketball League 2013/14 yang akan berlangsung di Jakarta, 11-19 Januari mendatang, tidak akan disia-siakan oleh tim asal Jawa Timur, CLS Knights, pasalnya, pada seri II ini, Mario Wuysang dkk bertekad memperbaiki performa pada seri I lalu.

Tim yang finish di tempat keempat di seri I lalu, mengemas 10 angka dari enam laga yang dimainkannya, dengan rekor empat kali menang dan dua kali kalah, pada seri II ini bertekad membabat habis semua lawan-lawannya.

Peluang CLS untuk membabat habis semua lawannya di Hall Basket Senayan, Jakarta, sangat besar dan seharusnya menjadi harga mati. Sebab, di antara lawan-lawan yang akan mereka hadapi, tidak ada satu pun tim favorit juara. Kalau tidak bisa sapu bersih di Jakarta, CLS berada dalam bahaya.

Lawan yang akan dihadapi CLS pada seri II adalah Satya Wacana Metro LBC Bandung, NSH GMC Jakarta, Bimasakti Nikko Steel Malang, Pacific Caesar Surabaya, dan JNE BSC Bandung Utama.

Di atas kertas, lawan terberat mereka di seri II adalah Satya Wacana. Mereka bakal semakin kuat dengan kehadiran shooter andal seperti Respati Ragil dan small forward Kaleb Ramot yang baru kembali dari timnas.

"Mereka adalah kuda hitam yang bisa menyulitkan. Kami tak boleh lengah dan meremehkan namun kami wajib memenangkan semua pertandingan pada seri II ini," ucap asisten pelatih CLS Andre Yuwadi.

Sementara itu, CLS bakal diperkuat shooting guard Rachmad Febri Utomo yang kembali dari timnas. Febri mulai bergabung beberapa hari sebelum tahun baru, setelah meninggalkan tim sejak berakhirnya NBL season 2012-2013 Mei lalu. Praktis, Febri hanya punya waktu dua pekan untuk beradaptasi dan membangun chemistry.

"Kami tidak perlu banyak adjustment dengan adanya Febri. Sistem, tak ada perubahan. Yang penting tinggal mengembalikan kekompakan tim," jelas Andre.

Sedangkan bintang baru CLS, Mario Wuysang, mengungkapkan bahwa dirinya semakin memahami sistem yang diterapkan CLS. Dia mengakui bahwa seri pertama dilalui dengan sejumlah kesulitan.

"Saya belum sampai sebulan berlatih sudah ikut di seri I. Tentu belum bisa sehati. Sekarang saya lebih memahami," kata Mario yang juga mantan pemain Aspac.

Masalah utama CLS saat ini adalah pada rebound. Tercatat total rebound mereka sangat rendah. Sepanjang Seri I, mereka hanya menciptakan 198 rebound dari enam pertandingan dengan rata-rata 33 rebound per laga. Angka itu sangat rendah jika dibandingkan dengan tim-tim lima besar.

Mario Wuysang mengakui bahwa rebound CLS tidak oke. Hal itu terjadi karena size pemain yang tidak terlalu mendukung. Solusinya, papar dia, adalah berfokus pada team rebound, bukan individual rebound.

"Kami harus saling bantu untuk menjaga rebound. Tanpa itu, tak mungkin kami bisa berkembang," tutup Wuysang.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5820 seconds (0.1#10.140)