Cuaca panas tak bahayakan petenis
A
A
A
Sindonews.com - Kepala tim medis turnamen Grand Slam Australia Terbuka 2014, Tim Wood menegaskan bila masalah cuaca panas yang dikeluhkan beberapa petenis belakangan menurutnya tidak terlalu berbahaya. Wood menerangkan cuaca panas di olahraga ini memiliki risiko yang relatif rendah ketimbang di sepakbola.
Bahkan Wood menambahkan mereka (pemain) masih diperkenankan atau diberikan kesempatan beristirahat setelah bermain selama 90 detik. Berbeda dengan olahraga sepakbola yang masih harus menunggu waktu istirahat sekitar 45 menit.
"Tenis, sebagai olahraga memiliki risiko yang relatif rendah terkait masalah cuaca ekstrem ini dibandingkan dengan di sepak bola. Karena mereka duduk setiap lima sampai 10 menit untuk setiap 90 detik, sehingga ada kesempatan untuk beristirahat beberapa waktu dari cuaca panas," terang Wood disitus resmi WTA, Kamis (16/1).
"Inilah yang menjadi alasan mengapa olahraga kriket tidak terlalu mempermasalahkan ini, karena mereka bisa bermain dalam kondisi cuaca panas. Jadi menurut saya, ini tidak terlalu mengkhawatirkan," lanjutnya.
Agar polemik ini tidak berkepanjangan, pihak penyelenggara memutar otak agar perhelatan Grand Slam pertama tahun ini berjalan sukses. Salah satunya dengan membagi-bagikan krim gratis kepada pemain, penggemar, staf maupun relawan yang hadir dalam pertandingan tersebut.
Meski hanya sementara penggunaannya, namun ini bisa menyebabkan masalah baru. Karena jika hal itu digunakan setiap hari, bukan tidak mungkin penyakit seperti kanker kulit bisa menyerang para pemain, pelatih, staf, maupun penggemar.
Menanggapi hal itu, pelatih Sloane Stephens, Paul Annacone mengatakan penggunaan krim pada bagian kulit pemain bisa membahayakan penampilan pemain itu sendiri. "Pemain kebanyakan menolak pemakaian krim pada setiap pertandingan. Karena jika mereka berkeringat dan menetes di matanya, maka itu akan sangat mengganggu penampilannya," timpal mantan pelatih Roger Federer dan Pete Sampras.
Bahkan Wood menambahkan mereka (pemain) masih diperkenankan atau diberikan kesempatan beristirahat setelah bermain selama 90 detik. Berbeda dengan olahraga sepakbola yang masih harus menunggu waktu istirahat sekitar 45 menit.
"Tenis, sebagai olahraga memiliki risiko yang relatif rendah terkait masalah cuaca ekstrem ini dibandingkan dengan di sepak bola. Karena mereka duduk setiap lima sampai 10 menit untuk setiap 90 detik, sehingga ada kesempatan untuk beristirahat beberapa waktu dari cuaca panas," terang Wood disitus resmi WTA, Kamis (16/1).
"Inilah yang menjadi alasan mengapa olahraga kriket tidak terlalu mempermasalahkan ini, karena mereka bisa bermain dalam kondisi cuaca panas. Jadi menurut saya, ini tidak terlalu mengkhawatirkan," lanjutnya.
Agar polemik ini tidak berkepanjangan, pihak penyelenggara memutar otak agar perhelatan Grand Slam pertama tahun ini berjalan sukses. Salah satunya dengan membagi-bagikan krim gratis kepada pemain, penggemar, staf maupun relawan yang hadir dalam pertandingan tersebut.
Meski hanya sementara penggunaannya, namun ini bisa menyebabkan masalah baru. Karena jika hal itu digunakan setiap hari, bukan tidak mungkin penyakit seperti kanker kulit bisa menyerang para pemain, pelatih, staf, maupun penggemar.
Menanggapi hal itu, pelatih Sloane Stephens, Paul Annacone mengatakan penggunaan krim pada bagian kulit pemain bisa membahayakan penampilan pemain itu sendiri. "Pemain kebanyakan menolak pemakaian krim pada setiap pertandingan. Karena jika mereka berkeringat dan menetes di matanya, maka itu akan sangat mengganggu penampilannya," timpal mantan pelatih Roger Federer dan Pete Sampras.
(akr)