Sempurnakan false nine, Subangkit stop kejar striker
A
A
A
Sindonews.com - Keberhasilan Sriwijaya FC membungkam Semen Padang, 3-1, dengan menggunakan formasi false nine membuat pelatih Subangkit merasa sangat puas. Mantan pelatih Persiwa Wamena itu berniat menyempurnakan skema penyerang tanpa seorang striker yang dipopulerkan oleh klub raksasa asal Spanyol, Barcelona. Skema false nine ala Subangkit menempatkan Lancine Kone sebagai penyerang bayangan.
Pasalnya, sebelum berangkat menuju Stadion Kanjuruhan, Malang, venue babak 8 Besar Inter Island Cup 2014 Grup A -- Kamis (16/1), Subangkit mengalihkan bidikannya dari penyerang menjadi gelandang untuk melengkapi kuota pemain asing. Keinginannya itu langsung mendapatkan respons positif dari manajemen klub.
Manajer Tim SFC, Robert Heri, membenarkan, pihaknya saat ini tidak lagi berminat untuk mendatangkan pemain asing di posisi penyerang. Itu sesuai dengan keinginan dari jajaran pelatih yang menginginkan agar manajemen klub mencari seorang pemain asing guna menempati posisi gelandang.
''Ya, sesuai dengan keinginan pelatih, saya pastikan perburuan striker kita hentikan. Saat ini SFC mulai mencari pemain yang berposisi sebagai gelandang,” terang Robert.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumsel ini melanjutkan, saat ini pihaknya sudah mengantongi beberapa nama gelandang asing untuk memenuhi keinginan pelatih. Hanya saja sang manajer masih enggan menyebut siapa saja pemain yang dimaksud, dengan alasan menghindari kegagalan dalam proses negosiasi.
''Kita sudah mengantongi nama pemain asing tersebut, bahkan kita sudah mulai menjalin komunikasi. Tetapi saat ini belum bisa kita umumkan, nanti saja kalau sudah pasti,”lanjutnya.
Meski begitu, Robert menyatakan jika pemain yang akan didatangkan nanti akan memberikan warna tersendiri bagi SFC. ”Jelas bukan pemain sembarangan. Kalau nanti cocok, saya yakin dia bisa memberikan kontribusi positif bagi SFC,” imbuhnya.
Subangkit menjelaskan, penghentian SFC dalam perburuan striker bukan tanpa alasan. Menurut dia, saat ini penyerang yang dimiliki SFC sudah cukup. Selain itu timnya juga telah memiliki banyak pemain gelandang yang mampu berperan sebagai penyerang seperti Lancine Kone, Siswanto, Anis Nabar, Vendry Mofu, hingga Syakir Sulaiman.
''Penampilan empat gelandang kita saat mengalahkan Semen Padang sangat baik, lihat saja ketiga gol yang dicetak, semuanya dari pemain gelandang. Tinggal lagi bagaimana kita menyempurnakan skema ini agar bisa meraih hasil maksimal ditiap pertandingan,”harapnya.
Penempatan Lancine Kone sebagai striker sempat mengejutkan beberapa pihak. Pasalnya selama ini Kone lebih sering bermain sebagai gelandang atau berdiri dibelakang striker. Namun mantan arsitek PersiwaWamena ini sudah memiliki skema tersendiri untuk SFC. Karena itu dirinya lebih merekomendasikan untuk mendatangkan gelandang daripada seorang striker.
''Saat ini memang kita masih kekurangan sosok gelandang untuk menemaki Asri Akbar, karena tidak mungkin Maman Abdulrahman yang terus-terusan menempatai posisi sebagai gelandang,”paparnya.
Skema penyerang bayangan sebenarnya sudah pernah diterapkan oleh SFC, saat masih berada dibawah asuhan Pelatih Rahmad Darmawan Ketika itu, tanpa striker murni SFC berhasil mengondol double winner pada kompetisi Liga Indonesia edisi 2007.
Pasalnya, sebelum berangkat menuju Stadion Kanjuruhan, Malang, venue babak 8 Besar Inter Island Cup 2014 Grup A -- Kamis (16/1), Subangkit mengalihkan bidikannya dari penyerang menjadi gelandang untuk melengkapi kuota pemain asing. Keinginannya itu langsung mendapatkan respons positif dari manajemen klub.
Manajer Tim SFC, Robert Heri, membenarkan, pihaknya saat ini tidak lagi berminat untuk mendatangkan pemain asing di posisi penyerang. Itu sesuai dengan keinginan dari jajaran pelatih yang menginginkan agar manajemen klub mencari seorang pemain asing guna menempati posisi gelandang.
''Ya, sesuai dengan keinginan pelatih, saya pastikan perburuan striker kita hentikan. Saat ini SFC mulai mencari pemain yang berposisi sebagai gelandang,” terang Robert.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumsel ini melanjutkan, saat ini pihaknya sudah mengantongi beberapa nama gelandang asing untuk memenuhi keinginan pelatih. Hanya saja sang manajer masih enggan menyebut siapa saja pemain yang dimaksud, dengan alasan menghindari kegagalan dalam proses negosiasi.
''Kita sudah mengantongi nama pemain asing tersebut, bahkan kita sudah mulai menjalin komunikasi. Tetapi saat ini belum bisa kita umumkan, nanti saja kalau sudah pasti,”lanjutnya.
Meski begitu, Robert menyatakan jika pemain yang akan didatangkan nanti akan memberikan warna tersendiri bagi SFC. ”Jelas bukan pemain sembarangan. Kalau nanti cocok, saya yakin dia bisa memberikan kontribusi positif bagi SFC,” imbuhnya.
Subangkit menjelaskan, penghentian SFC dalam perburuan striker bukan tanpa alasan. Menurut dia, saat ini penyerang yang dimiliki SFC sudah cukup. Selain itu timnya juga telah memiliki banyak pemain gelandang yang mampu berperan sebagai penyerang seperti Lancine Kone, Siswanto, Anis Nabar, Vendry Mofu, hingga Syakir Sulaiman.
''Penampilan empat gelandang kita saat mengalahkan Semen Padang sangat baik, lihat saja ketiga gol yang dicetak, semuanya dari pemain gelandang. Tinggal lagi bagaimana kita menyempurnakan skema ini agar bisa meraih hasil maksimal ditiap pertandingan,”harapnya.
Penempatan Lancine Kone sebagai striker sempat mengejutkan beberapa pihak. Pasalnya selama ini Kone lebih sering bermain sebagai gelandang atau berdiri dibelakang striker. Namun mantan arsitek PersiwaWamena ini sudah memiliki skema tersendiri untuk SFC. Karena itu dirinya lebih merekomendasikan untuk mendatangkan gelandang daripada seorang striker.
''Saat ini memang kita masih kekurangan sosok gelandang untuk menemaki Asri Akbar, karena tidak mungkin Maman Abdulrahman yang terus-terusan menempatai posisi sebagai gelandang,”paparnya.
Skema penyerang bayangan sebenarnya sudah pernah diterapkan oleh SFC, saat masih berada dibawah asuhan Pelatih Rahmad Darmawan Ketika itu, tanpa striker murni SFC berhasil mengondol double winner pada kompetisi Liga Indonesia edisi 2007.
(aww)