Desak pengurus bereskan tunggakan sebelum managers meeting
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih PSMS Medan Edi Syahputra berharap pengurus merampungkan segala persoalan sebelum berkompetisi di Divisi Utama musim 2014. Langkah itu harus dilakukan sebelum managers meeting pada 27 Januari mendatang.
Aspek legalitas dan persoalan tunggakan gaji saat ini menjadi persoalan utama PSMS Medan. Aspek legalitas, pengurus sebelumnya mengakui sudah rampung dan dilaporkan ke PSSI Pusat. Sedangkan pekerjaan rumah dari pengurus lama, yakni, tunggakan gaji, saat ini pengurus terus berusaha mencapai kesepakatan dengan para pemain, pelatih dan official.
Edi mengakui, waktu rapat manajer tersebut menjadi penantian bagi klub-klub. Sebab, undangan rapat yang disampaikan PSSI kepada klub-klub dinilai sebagai yang telah memenuhi syarat dan diakui. "Managers meeting nanti yang utama dinilai legalitas dan termasuk di dalamnya soal tunggakan gaji," ungkap Edi.
Persoalan tersebut diharapkan mampu diselesaikan pengurus dan direksi PT PeSeMeS Medan. Soal tunggakan gaji, sebelumnya, Sekretaris Umum Julius Raja mengungkapkan, jika 5 pemain sudah menyetujui tali asih yang diajukan. Tali asih tersebut, jelasnya, diberikan Rp5 juta tiap pemain.
Namun, pria yang akrab disapa King itu, mengatakan, di antara kelima pemain, M Affan Lubis dipastikannya salah satunya. Tunggakan gaji yang telah sedikit membuka ruang jika pengurus berupaya mencari solusi persoalan dari pengurus lama. "Klub-klub yang diundang managers meeting nanti adalah klub-klub yang sudah siap berkompetisi. Berarti klub yang sudah tidak ada lagi persoalan," jelas Edi.
Disinggung soal gaji, pelatih lisensi A nasional ini mengakui jika belum ada perjanjian secara tertulis. Meski, pengurus dan dirinya telah sepakati nilai kontrak untuk membesut PSMS Medan. Ditanya, nilai kontrak tersebut, Edi enggan menyebutnya.
"Kontrak secara lisan sudah disepakati, tapi belum tandatangan di depan notaris. Nanti kalau sudah tandatangan, saya beritahukan. Jadinya transparan sesuai dengan janji pengurus, dan masyarakat pun bisa menilai target yang diemban kepada saya disesuaikan dengan nilai kontrak," tandasnya.
Disinggung soal jika kontrak yang belum terealisasi, mengganggu konsentrasi dirinya, Edi menepisnya. Dirinya memaklumi pekerjaan yang menumpuk yang harus diselesaikan Muhammad Fauzi Nasution dan jajarannya. "Saya mengerti kondisi dan situasi yang dihadapi pengurus. Banyak yang harus dipenuhi pengurus. Tapi, sebelum managers meetingnanti, saya harap sudah selesai," katanya.
Sedangkan, penetapan pemain, Edi menyebutkan, penilaian akhir dilakukan, yakni tes kesehatan. Dalam hal ini, pemain yang terbukti memakai narkoba dan memiliki riwayat penyakit kronis, langsung dicoret.
"Seluruh pemain akan dilakukan tes kesehatan. Jika nantinya ada hasil dokter menyimpulkan ada yang terkena sakit kronis dan pakai narkoba langsung dicoret dari skuad," tegasnya.
Menurutnya, pemain yang terkena narkoba dan penyakit yang sudah kronis pengurus tidak akan mengikut sertakan pada VO2 max untuk ke depannya. Namun, pemain yang mengalami penyakit masih tahap wajar masih dan akan mengikuti VO2 max untuk mengukur kemampuan setiap pemain masing-masing. "Karena kita tak memakai pemain yang riwayatnya sudah penyakitan. Pastinya, nanti kita rugi kalau tidak dicek (kesehatannya)," pungkasnya.
Aspek legalitas dan persoalan tunggakan gaji saat ini menjadi persoalan utama PSMS Medan. Aspek legalitas, pengurus sebelumnya mengakui sudah rampung dan dilaporkan ke PSSI Pusat. Sedangkan pekerjaan rumah dari pengurus lama, yakni, tunggakan gaji, saat ini pengurus terus berusaha mencapai kesepakatan dengan para pemain, pelatih dan official.
Edi mengakui, waktu rapat manajer tersebut menjadi penantian bagi klub-klub. Sebab, undangan rapat yang disampaikan PSSI kepada klub-klub dinilai sebagai yang telah memenuhi syarat dan diakui. "Managers meeting nanti yang utama dinilai legalitas dan termasuk di dalamnya soal tunggakan gaji," ungkap Edi.
Persoalan tersebut diharapkan mampu diselesaikan pengurus dan direksi PT PeSeMeS Medan. Soal tunggakan gaji, sebelumnya, Sekretaris Umum Julius Raja mengungkapkan, jika 5 pemain sudah menyetujui tali asih yang diajukan. Tali asih tersebut, jelasnya, diberikan Rp5 juta tiap pemain.
Namun, pria yang akrab disapa King itu, mengatakan, di antara kelima pemain, M Affan Lubis dipastikannya salah satunya. Tunggakan gaji yang telah sedikit membuka ruang jika pengurus berupaya mencari solusi persoalan dari pengurus lama. "Klub-klub yang diundang managers meeting nanti adalah klub-klub yang sudah siap berkompetisi. Berarti klub yang sudah tidak ada lagi persoalan," jelas Edi.
Disinggung soal gaji, pelatih lisensi A nasional ini mengakui jika belum ada perjanjian secara tertulis. Meski, pengurus dan dirinya telah sepakati nilai kontrak untuk membesut PSMS Medan. Ditanya, nilai kontrak tersebut, Edi enggan menyebutnya.
"Kontrak secara lisan sudah disepakati, tapi belum tandatangan di depan notaris. Nanti kalau sudah tandatangan, saya beritahukan. Jadinya transparan sesuai dengan janji pengurus, dan masyarakat pun bisa menilai target yang diemban kepada saya disesuaikan dengan nilai kontrak," tandasnya.
Disinggung soal jika kontrak yang belum terealisasi, mengganggu konsentrasi dirinya, Edi menepisnya. Dirinya memaklumi pekerjaan yang menumpuk yang harus diselesaikan Muhammad Fauzi Nasution dan jajarannya. "Saya mengerti kondisi dan situasi yang dihadapi pengurus. Banyak yang harus dipenuhi pengurus. Tapi, sebelum managers meetingnanti, saya harap sudah selesai," katanya.
Sedangkan, penetapan pemain, Edi menyebutkan, penilaian akhir dilakukan, yakni tes kesehatan. Dalam hal ini, pemain yang terbukti memakai narkoba dan memiliki riwayat penyakit kronis, langsung dicoret.
"Seluruh pemain akan dilakukan tes kesehatan. Jika nantinya ada hasil dokter menyimpulkan ada yang terkena sakit kronis dan pakai narkoba langsung dicoret dari skuad," tegasnya.
Menurutnya, pemain yang terkena narkoba dan penyakit yang sudah kronis pengurus tidak akan mengikut sertakan pada VO2 max untuk ke depannya. Namun, pemain yang mengalami penyakit masih tahap wajar masih dan akan mengikuti VO2 max untuk mengukur kemampuan setiap pemain masing-masing. "Karena kita tak memakai pemain yang riwayatnya sudah penyakitan. Pastinya, nanti kita rugi kalau tidak dicek (kesehatannya)," pungkasnya.
(aww)