Persebaya waswas terusir dari Surabaya

Selasa, 21 Januari 2014 - 13:07 WIB
Persebaya waswas terusir dari Surabaya
Persebaya waswas terusir dari Surabaya
A A A
Sindonews.com - Manajemen Persebaya tampaknya tak bisa tidur nyenyak. Jelang, bergulirnya kompetisi Indonesia Super Leauge (ISL), 1 Februari mendatang, izin penggunaan Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, lagi-lagi tersendat.

Hingga saat ini, sikap Dinas Pemuda Pemuda dan Olahraga (Dispora) sebagai kepanjangan Pemkot belum berubah. Masih terkesan menghambat langkah Persebaya ISL. Buktinya, dua laga uji coba terancam batal lantaran izin penggunaan Stadion Gelora Bung Tomo keluar.

Rencananya Persebaya akan memakai GBT dalam dua laga uji coba melawan Perseba Super Bangkalan, Jumat (24/1) lusa, dan meladeni Persita Tangerang, Minggu (26/1). Dua laga ini juga sebagai persiapan menghadapi laga perdana ISL melawan Mitra Kukar yang rencananaya juga akan digelar di GBT, Sabtu (1/2). "Kita masih mengurus untuk dua uji coba itu," ucap Asisten Manajer Persebaya Amran Said.

Manajemen memang harus bersabar. Sebab, Dispora kembali melakukan manuver dengan menyatakan Persebaya harus melampirkan surat izin dari kepolisian. "Katanya ada pernyataan dari Sekkota Pemkot Surabaya kalau mau pakai GBT harus ada izin kepolisian dulu. Saat ini kami sudah memenuhi permintaan mereka (Dispora)," ucapnya.

Padahal musim sebelumnya, prosedurul pemakaian stadion GBT justru terbalik. Untuk mendapatkan izin menggelar pertandingan dari kepolisian, salah satu syaratnya melampirkan surat sewa pemakaian stadion dari Dispora. "Kita sudah ikuti aturan mereka, Senin sore surat dari kepolisian sudah kami masukkan ke Dispora. Kami masih tunggu surat balasan dari Dispora," terang Amran.

Meski sudah mengikuti semua prosedur Dispora, bukan tidak mungkin Persebaya kembali gagal mendapatkan izin pemakaian GBT. Maklum, tercatat tiga kali Persebaya gagal memakai dua stadion milik Pemkot Surabaya, baik GBT maupun Stadion Gelora 10 Nopember. Awal Desember, Persebaya terpaksa membatalkan agenda launching tim dengan salah satu acara pertandingan persahabatan melawan Persib Bandung, Minggu (5/1) lalu.

Saat itu, pihak pengelola beralasan jika stadion terbesar di Jatim itu sedang diperbaiki dan masih dalam perawatan rumput. Kemudian, Persebaya juga dua kali dilarang menggunakan Gelora 10 Nopember, Tambaksari untuk latihan, yaitu pada Senin (6/1) dan Rabu (8/1). Kabarnya, Dispora takut terjadi bentrokan antara dua kelompok suporter bonek, pendukung Persebaya.

Seperti diketahui, bonek terbelah menjadi dua akibat dualisme tim. Meski tim Persebaya IPL sudah bubar, namun pendukungnya yang mengatasnamakan bonek 27 terus melakukan gerakan. Setelah melakukan aksi demo di depan Balai Kota, mereka juga mendatangi Polrestabes Surabaya.

Inti dari gerakan bonek 27 berusaha agar Persebaya ISL tidak diizinkan bermain di Surabaya. Sementara PT Liga Indonesia selaku operator ISL sudah berkirim surat kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang menyatakan klub dari Surabaya, Persebaya akan mengikuti kompetisi ISL.

Akibat rumitnya masalah izin pemakaian stadion milik Pemkot, tim Persebaya saat ini terpaksa berlatih pagi hari di Stadion Jenggolo Sidoarjo dan sore hari di Lapngan Naggala, Surabaya. "Berlatih di lapangan yang akan menjadi tempat kita bertanding cukup, agar pemain terbiasa. Tapi kondisinya memang masih seperti ini," keluh Asisten Pelatih Persebaya Tony Ho.

Selasa siang (21/1), Dispora Surabaya dipanggil DPRD Surabaya terkait masalah Persebaya. Dalam pertemuan yang dipimpin Ketua DPRD Surabaya, Mahcmud tersebut juda diikuti perwakilan Bonek 27. Namun, kepala Dispora Surabaya Hidayat Syah belum bisa dikonfirmasi terkait hasil pertemuan dengan anggota dewan.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7876 seconds (0.1#10.140)