Final diundur, Ferdinand tahan ambisi Gelar
A
A
A
Sindonews.com - Striker Persib Bandung Ferdinand Alfred Sinaga terpaksa harus menahan hasratnya untuk mempersembahkan gelar Inter Island Cup 2014 bagi Maung Bandung.
PT Liga Indonesia resmi menunda pertandingan final antara Persib melawan Arema Cronus karena alasan keamanan. Final ideal yang sedianya digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, malam nanti, batal sampai waktu yang belum ditentukan.
Bagi Ferdinand kompetisi pra musim ini merupakan yang ketiga kali. Pada dua kesempatan sebelumnya pemain bernomor 17 ini selalu mengantar tim yang dibelanya menuju ke final namun belum berhasil menjadi juara.
Bersama Persib, di final ketiga, mantan pemain Semen Padang ini ingin merasakan juara sekaligus mengakhiri puasa gelar selama satu dekade terakhir. Seperti diketahui trofi terakhir klub kebanggaan Jawa Barat ini adalah Liga Indonesia I musim 1993/1994.
"Untuk pribadi, bisa dua kali ikut Inter Island dua kali mengantarkan ke final ya cukup kecewa tidak bisa juara. Begitupun Persib yang juga belum lagi meraih gelar tentunya ingin sekali mempersembahkan piala di tahun pertama saya," kata dia.
Ferdinand pertama kali mencicipi atmosfer pertandingan final ketika berseragam hitam-hijau Persiwa Wamena tahun 2010. Ketika itu tim Badai Laut harus takluk di tangan Sriwijaya FC 0-2 pada final yang dilaksanakan di Stadion Jakabaring Palembang.
Dua tahun berselang pria kelahiran Bengkulu 18 September 1988 ini kembali ke partai puncak saat membela Persisam Putra Samarinda. Kembali Ferdinand harus dikalahkan Sriwijaya FC melalui drama adu penalti dengan kedudukan akhir 7-6 di Stadion Manahan Solo.
"Ya dua kali ke final, dua-duanya main full 90 menit dan dua-duanya kalah sama Sriwijaya apalagi kalah melalui penalti. Itu membuat banyak pelajaran bagi saya untuk lebih baik," kata pemain yang mengawali karies junior bersama Persib U-21.
Setelah lama melanglangbuana ke sejumlah tim mulai dari Persikab Kabupaten Bandung, Persibat Batang sampai Pelita Jaya, Ferdinand akhirnya kembali ke klub kebanggaannya Persib Bandung.
Di luar dari penundaan jadwal final oleh penyelenggara, menurut Ferdinand Persib memiliki kemampuan untuk juara. Materi pemain tidak hanya berkualitas tapi sudah menunjukan kekompakan.
Dalam beberapa pertandingan, kolektivitas Atep cs sudah jauh lebih meningkat. Meski minim pemain, Persib bisa menampilkan permainan cepat, menyerang dan mendominasi pertandingan.
"Liat materi pemain di Persib sudah mulai kompak terus kerja sama tim juga sudah mulai terlihat. Individu juga sudah mulai baik dan semua pemain sudah saling percaya sesama pemain," kata Ferdinand.
Meski lawan yang dihadapinya nanti, Arema, memiliki stok pemain berkualitas. Namun menurut ayah satu orang anak ini Persib tidak kalah baik. Berbekal motivasi tinggi dan komposisi pemain yang realtif merat, diyakini dahaga Persib akan juara segera terobati.
"Kuncinya jangan dijadikan beban agar pemain lepas. Kedua tim sama-sama baik, semoga ini bakal jadi pertandingan yang menarik," pungkas dia.
PT Liga Indonesia resmi menunda pertandingan final antara Persib melawan Arema Cronus karena alasan keamanan. Final ideal yang sedianya digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, malam nanti, batal sampai waktu yang belum ditentukan.
Bagi Ferdinand kompetisi pra musim ini merupakan yang ketiga kali. Pada dua kesempatan sebelumnya pemain bernomor 17 ini selalu mengantar tim yang dibelanya menuju ke final namun belum berhasil menjadi juara.
Bersama Persib, di final ketiga, mantan pemain Semen Padang ini ingin merasakan juara sekaligus mengakhiri puasa gelar selama satu dekade terakhir. Seperti diketahui trofi terakhir klub kebanggaan Jawa Barat ini adalah Liga Indonesia I musim 1993/1994.
"Untuk pribadi, bisa dua kali ikut Inter Island dua kali mengantarkan ke final ya cukup kecewa tidak bisa juara. Begitupun Persib yang juga belum lagi meraih gelar tentunya ingin sekali mempersembahkan piala di tahun pertama saya," kata dia.
Ferdinand pertama kali mencicipi atmosfer pertandingan final ketika berseragam hitam-hijau Persiwa Wamena tahun 2010. Ketika itu tim Badai Laut harus takluk di tangan Sriwijaya FC 0-2 pada final yang dilaksanakan di Stadion Jakabaring Palembang.
Dua tahun berselang pria kelahiran Bengkulu 18 September 1988 ini kembali ke partai puncak saat membela Persisam Putra Samarinda. Kembali Ferdinand harus dikalahkan Sriwijaya FC melalui drama adu penalti dengan kedudukan akhir 7-6 di Stadion Manahan Solo.
"Ya dua kali ke final, dua-duanya main full 90 menit dan dua-duanya kalah sama Sriwijaya apalagi kalah melalui penalti. Itu membuat banyak pelajaran bagi saya untuk lebih baik," kata pemain yang mengawali karies junior bersama Persib U-21.
Setelah lama melanglangbuana ke sejumlah tim mulai dari Persikab Kabupaten Bandung, Persibat Batang sampai Pelita Jaya, Ferdinand akhirnya kembali ke klub kebanggaannya Persib Bandung.
Di luar dari penundaan jadwal final oleh penyelenggara, menurut Ferdinand Persib memiliki kemampuan untuk juara. Materi pemain tidak hanya berkualitas tapi sudah menunjukan kekompakan.
Dalam beberapa pertandingan, kolektivitas Atep cs sudah jauh lebih meningkat. Meski minim pemain, Persib bisa menampilkan permainan cepat, menyerang dan mendominasi pertandingan.
"Liat materi pemain di Persib sudah mulai kompak terus kerja sama tim juga sudah mulai terlihat. Individu juga sudah mulai baik dan semua pemain sudah saling percaya sesama pemain," kata Ferdinand.
Meski lawan yang dihadapinya nanti, Arema, memiliki stok pemain berkualitas. Namun menurut ayah satu orang anak ini Persib tidak kalah baik. Berbekal motivasi tinggi dan komposisi pemain yang realtif merat, diyakini dahaga Persib akan juara segera terobati.
"Kuncinya jangan dijadikan beban agar pemain lepas. Kedua tim sama-sama baik, semoga ini bakal jadi pertandingan yang menarik," pungkas dia.
(wbs)