Zainal: Sejuta kenangan di ASEAN Paragames Myanmar

Senin, 27 Januari 2014 - 21:22 WIB
Zainal: Sejuta kenangan...
Zainal: Sejuta kenangan di ASEAN Paragames Myanmar
A A A
Sindonews.com - ASEAN Paragames Myanmar usai, namun berbagai cerita menarik dan harapan para atlet setelah mengikuti ajang dua tahunan ini masih layak untuk dsimak. Salah satunya adalah harapan dari atlet tenis meja Ajang Zainal Abidin.

Meski tubuhnya memiliki kekurangan(difabel), namun semangat pria kelahiran Cianjur, 5 Agustus 1978 ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Prestasi yang dia ukir di ajang ASEAN Paragames di Myanmar lalu cukup luar biasa dengan menyumbangkan 1 medali emas, 1 perak dan 2 perungu.

Prestasi itu menurutnya terbaik sejak dia mengikuti ajang Paragames pada tahun 2009. Perjuangan Zainal meraih medali emas ketika di Myanmar lalu memang layak untuk diacungi jempol. Bertanding di partai final kelas 7 melawan pemain Thailand yang tubuhnya jauh lebih tinggi ternyata tidak menyurutkan semangat Zainal, dengan tubuhnya yang mungil tapi lincah dia mampu mengimbangi permainan lawannya.

Bahkan dia mampu menunjukkan semangatnya dengan berhasil menjadi juara setelah menang (3-0). Usai pertandinganpun Zainal merasa kesakitan dengan kedua kakinya yang lecet akibat sepatu yang dia gunakan bukan sepatu olahraga. "Memang sepatu olahraga yang pas dengan ukuran kaki saya tidak ada, oleh karena itu saya beli sepatu sendiri dan saya potong untuk menyesuaikan ukuran kaki saya, resikonya ya kaki harus lecet semua. Tapi itu semua saya lakukan demi merah putih," kata Zainal dalam keterangan persnya, Senin (27/1).

Semangat yang ditunjukkan Zainal waktu itutidak hanya mendapat sambutan dari penonton, Wakil Presiden Myanmar U Nyan Tun yang waktu itu juga menyaksikan pertandingan final Zainal. Usai pertandingan U Nyan Tun langsung datang menghampiri Zainal dan memberikan penghargaan berupa uang 200 dollar dan cenderamata khas Myanmar. Spontan apa yang dilakukan U Nyan Tun itu langsung mendapat sambutan tepuk tangan oleh penonton dan official dari masing-masing negara. Usai pertandingan tersebut, Zainal langsung menjadi ikon bagi kontingen Indonesia.

Bahkan ketika penutupan, Cheff de Mission (CDM) kontingen Indonesia Tunas Dwidharto langsung menunjuknya untuk berdiri paling depan memimpin kontingen Indonesia di penutupan. "Awalnya saya agak sedikit malu untuk berada di depan kontingen Indonesia di ajang penutupan, tapi rasa malu itu hilang ketika Indonesia berhasil menjadi juara umum," katanya.

Zainal memiliki harapan besar kepada pemerintah Indonesia dalam memandang atlet-atlet difabel yang selama ini terus berjuang untuk mengibarkan bendera Merah Putih di ajang internasional. "Asean Paragames di Myanmar lalu kita sudah membuktikannya dengan meraih juara umum, prestasi ini saya harapkan bisa dilihat pemerintah bahwa kerja keras atlet difabel ini tidak kalah dengan atlet yang normal. Oleh karena itu alangkah baiknya jika apresiasi yang diberikan pemerintah kepada kontingen atlet Asean Paragames tahun ini bisa sama dengan atlet yang
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0899 seconds (0.1#10.140)